Sejak Provinsi Banten berpisah dari Jawa Barat. Seba Baduy dilaksanakan dengan difasilitasi Pemerintah Provinsi Banten, dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagai panitia. Peserta Seba Baduy (masyarakat Kanekes) yang datang selalu menunjukan peningkatan. Dari 500 orang pada tahun 2002, kini pada pelaksanaan terakhir tahun 2014 terhitung 1.750 jiwa, tahun 2015 ini diprediksi 2000 orang lebih yang datang ke Pendopo Lama Gubernur Banten, dengan pakaian khasnya; Jamang Sangsang Hitam, Lomar, Sarung, Koja dan tanpa alas kaki.
Diawali pada sore Kamis, 23 April 2015, acara Seba diawali dengan kumpulan warga Baduy dari berbagai kampung di rumah Jaro Dainah, yang merupakan Jaro Pamarentah (kepala desa Kanekes), untuk mendapat arahan tentang pelaksanaan Seba.
Selanjutnya pagi-pagi; Kamis, 24 April 2015, mereka berangkat menuju Pendopo Kabupaten Lebak di Rangkas Bitung. Bagi warga Baduy luar, diangkut oleh kendaraan roda 4 (empat) yang disiapkan pemerintah. Sementara Baduy Dalam jero/urang tangtu, berjalan kaki. Waktu diperhitungkan sehingga tibanya di pendopo bersamaan. Malam harinya pukul 19.00 WIB. mereka melakukan prosesi seba kepada Bupati Lebak, dihadiri jajaran aparatur pemerintahan Kabupaten Lebak, dilanjutkan acara dialog, seputar daerah, serta kondisi alam.
Di Pendopo Kabupaten Lebak, mereka dihibur oleh para Sastrawan Sunda dari berbagai pelosok Banten dan Jawa Barat, yang akan membaca puisi, fiksi, dongeng dan kawih-kawih Sunda. Warga Kanekes akan menginap semalam, menikmati kota Rangkasbitung, dimana tidak setiap bulan mereka datang ke sana.
Pagi hari berikutnya, Sabtu 25 April 2015, kembali bergerak menuju Ibukota Provinsi Banten (Serang). Mereka diterima oleh Kepala Disbudpar Provinsi Banten selaku panitia penyelenggara /leading sektor kegiatan Seba Baduy. Tahun 2015 ini para peserta Seba ditampung di Stadion Ciceri, sebagai start awal berjalan kaki 2000 orang lebih peserta Seba menuju Pendopo Lama Gubernur Banten.
Dari Ciceri semua warga Baduy yang akan melakukan Seba, berjalan kaki menuju Alun-alun Barat Kota Serang. Melewati Jalan Achmad Yani (Jalan Protokol Kota Serang). Tiba di Alun-alun Barat Kota Serang, disambut oleh Marching Band Gita Surasowan, sebagai penghormatan tamu Gubernur. Di Pendopo sendiri disiapkan kesenian tradisional Gamelan Kliningan untuk menyambut kehadiran warga Baduy.
Di Alun-alun Barat juga digelar pameran produk kerajinan warga Baduy. Selanjutnya sejenak Warga Baduy berinteraksi dengan warga masyarakat pengunjung pameran.
Beberapa utusan Baduy juga mengunjungi Situs Banten Lama dan membaca phenomena peninggalan Sultan di sana.
Pada sore harinya, mereka mandi ke Sungai Cibanten, sebagai bentuk meneruskan tradisi kolot, sowan kana cai Wahanten.
Malam harinya, pukul 18.30 WIB. Seluruh warga Baduy berjalan nguntuy/babaduyan (berurutan satu-satu) menuju halaman Pendopo Gubernur Banten, untuk selanjutnya duduk di halaman Pendopo Lama Gubernur Banten, dengan rapi, tertib, tenang, khusuk guna mengikuti acara pokok Seba; menyerahkan kue laksa, hasil bumi, serta menyampaikan amanat Puun.
Diawali dengan rajah panganteur, kemudian menyerahkan Laksa kepada Gubernur, oleh Jaro Tanggungan 12 (utusan Puun) dilanjutkan dengan sambutan menyampaikan amanat Puun oleh Jaro Pamarentah. Gubernur Banten memberikan sambutan penerimaan, serta memberikan arahan dan wejangan, serta ajakan. Selanjutnya diadakan dialog seputar keadaan alam, serta kondisi kekinian. Beberapa pejabat terkait menjawab pertanyaan dari para utusan Baduy yang hadir menyampaikan pertanyaannya. Kesemuanya disampaikan dalam tutur basa Sunda Banten yang khas, dengan dipandu serta diterjemahkan oleh Pengatur acara yang cekatan mengatur acara Seba ini.
Setelah acara pokok selesai, Gubernur memberikan kadeudeuh kepada warga Baduy. Setelah acara pokok ritual Seba selesai, mulailah hiburan Wayang Golek semalam suntuk dengan Dalang pilihan mereka. Tahun 2015 ini adalah Dalang Ki Mursidin Ajen dari Padepokan Ucu Ponah Parwa Pujangga Tangerang. Para Warga Baduy antusias mengikuti hiburan Wayang Golek, dengan sesekali menari Jaipongan, sesuai lagu yang dipintanya.
Paginya, melakukan Seba Panutup ke Pendopo Bupati Serang. Setelahnya seluruh warga Baduy luar diangkut kembali menuju Desa Kanekes, tempat tinggalnya, sementara warga Baduy dalam kembali berjalan kaki menuju Kampung Cibeo, Cikartawana dan Cikeusik.
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja