|
|
|
|
Upacara Seba Baduy Tanggal 27 Apr 2015 oleh Nurulhanif . |
Sejak Provinsi Banten berpisah dari Jawa Barat. Seba Baduy dilaksanakan dengan difasilitasi Pemerintah Provinsi Banten, dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagai panitia. Peserta Seba Baduy (masyarakat Kanekes) yang datang selalu menunjukan peningkatan. Dari 500 orang pada tahun 2002, kini pada pelaksanaan terakhir tahun 2014 terhitung 1.750 jiwa, tahun 2015 ini diprediksi 2000 orang lebih yang datang ke Pendopo Lama Gubernur Banten, dengan pakaian khasnya; Jamang Sangsang Hitam, Lomar, Sarung, Koja dan tanpa alas kaki.
Diawali pada sore Kamis, 23 April 2015, acara Seba diawali dengan kumpulan warga Baduy dari berbagai kampung di rumah Jaro Dainah, yang merupakan Jaro Pamarentah (kepala desa Kanekes), untuk mendapat arahan tentang pelaksanaan Seba.
Selanjutnya pagi-pagi; Kamis, 24 April 2015, mereka berangkat menuju Pendopo Kabupaten Lebak di Rangkas Bitung. Bagi warga Baduy luar, diangkut oleh kendaraan roda 4 (empat) yang disiapkan pemerintah. Sementara Baduy Dalam jero/urang tangtu, berjalan kaki. Waktu diperhitungkan sehingga tibanya di pendopo bersamaan. Malam harinya pukul 19.00 WIB. mereka melakukan prosesi seba kepada Bupati Lebak, dihadiri jajaran aparatur pemerintahan Kabupaten Lebak, dilanjutkan acara dialog, seputar daerah, serta kondisi alam.
Di Pendopo Kabupaten Lebak, mereka dihibur oleh para Sastrawan Sunda dari berbagai pelosok Banten dan Jawa Barat, yang akan membaca puisi, fiksi, dongeng dan kawih-kawih Sunda. Warga Kanekes akan menginap semalam, menikmati kota Rangkasbitung, dimana tidak setiap bulan mereka datang ke sana.
Pagi hari berikutnya, Sabtu 25 April 2015, kembali bergerak menuju Ibukota Provinsi Banten (Serang). Mereka diterima oleh Kepala Disbudpar Provinsi Banten selaku panitia penyelenggara /leading sektor kegiatan Seba Baduy. Tahun 2015 ini para peserta Seba ditampung di Stadion Ciceri, sebagai start awal berjalan kaki 2000 orang lebih peserta Seba menuju Pendopo Lama Gubernur Banten.
Dari Ciceri semua warga Baduy yang akan melakukan Seba, berjalan kaki menuju Alun-alun Barat Kota Serang. Melewati Jalan Achmad Yani (Jalan Protokol Kota Serang). Tiba di Alun-alun Barat Kota Serang, disambut oleh Marching Band Gita Surasowan, sebagai penghormatan tamu Gubernur. Di Pendopo sendiri disiapkan kesenian tradisional Gamelan Kliningan untuk menyambut kehadiran warga Baduy.
Di Alun-alun Barat juga digelar pameran produk kerajinan warga Baduy. Selanjutnya sejenak Warga Baduy berinteraksi dengan warga masyarakat pengunjung pameran.
Beberapa utusan Baduy juga mengunjungi Situs Banten Lama dan membaca phenomena peninggalan Sultan di sana.
Pada sore harinya, mereka mandi ke Sungai Cibanten, sebagai bentuk meneruskan tradisi kolot, sowan kana cai Wahanten.
Malam harinya, pukul 18.30 WIB. Seluruh warga Baduy berjalan nguntuy/babaduyan (berurutan satu-satu) menuju halaman Pendopo Gubernur Banten, untuk selanjutnya duduk di halaman Pendopo Lama Gubernur Banten, dengan rapi, tertib, tenang, khusuk guna mengikuti acara pokok Seba; menyerahkan kue laksa, hasil bumi, serta menyampaikan amanat Puun.
Diawali dengan rajah panganteur, kemudian menyerahkan Laksa kepada Gubernur, oleh Jaro Tanggungan 12 (utusan Puun) dilanjutkan dengan sambutan menyampaikan amanat Puun oleh Jaro Pamarentah. Gubernur Banten memberikan sambutan penerimaan, serta memberikan arahan dan wejangan, serta ajakan. Selanjutnya diadakan dialog seputar keadaan alam, serta kondisi kekinian. Beberapa pejabat terkait menjawab pertanyaan dari para utusan Baduy yang hadir menyampaikan pertanyaannya. Kesemuanya disampaikan dalam tutur basa Sunda Banten yang khas, dengan dipandu serta diterjemahkan oleh Pengatur acara yang cekatan mengatur acara Seba ini.
Setelah acara pokok selesai, Gubernur memberikan kadeudeuh kepada warga Baduy. Setelah acara pokok ritual Seba selesai, mulailah hiburan Wayang Golek semalam suntuk dengan Dalang pilihan mereka. Tahun 2015 ini adalah Dalang Ki Mursidin Ajen dari Padepokan Ucu Ponah Parwa Pujangga Tangerang. Para Warga Baduy antusias mengikuti hiburan Wayang Golek, dengan sesekali menari Jaipongan, sesuai lagu yang dipintanya.
Paginya, melakukan Seba Panutup ke Pendopo Bupati Serang. Setelahnya seluruh warga Baduy luar diangkut kembali menuju Desa Kanekes, tempat tinggalnya, sementara warga Baduy dalam kembali berjalan kaki menuju Kampung Cibeo, Cikartawana dan Cikeusik.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |