×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

ritual

Provinsi

Gorontalo

Asal Daerah

Gorontalo

dayango

Tanggal 03 Jan 2015 oleh Tia Amelia.

Dayango adalah salah satu bentuk diantara beberapa ragam budaya animisme di Gorontalo. Ritual ini, sejenis upacara memanggil roh-roh arwah untuk dijadikan mediator untuk menyembuhkan orang sakit, yang penyembuhannya dilakukan dengan gerakan-gerakan dan teriakan.

<p> Dayango adalah salah satu bentuk diantara beberapa ragam budaya animisme di Gorontalo. Ritual ini, sejenis upacara memanggil roh-roh arwah untuk dijadikan mediator untuk menyembuhkan orang sakit, yang penyembuhannya dilakukan dengan gerakan-gerakan dan teriakan. Bebicara tentang awal mula lahirnya dayango, tidak terlepas dari sejarah lahirnya Gorontalo. Masyarakat sebagai pelaku sejarah dan para budayawan Gorontalo cenderung setuju dengan legenda bahwa asal-muasal nenek moyang mereka berasal dari seorang pengembara yang mereka sebut "hulondalangi" tokoh ini dikisahkan sebagai seorang laki-laki sang pengembara yang turun dari langit, mereka percaya pada waktu itu Gorontalo belum dalam bentuk dataran masih lautan yang luas dan hulondalangi berdiam di sebuah gunung di Gorontalo yaitu Gunung Tilongkabila. Kemudian dia menikah dengan salah seorang perempuan yang bernama Tilopudelo yang singgah dengan perahu ke tempat itu. Perahu tersebut berpenumpang delapan orang. Mereka inilah yang kemudian menurunkan orang Gorontalo, tepatnya yang menjadi cikal bakal masyarakat keturunan penduduk Gorontalo, dan nama dari tokoh Hulondalangi dipakai terus sampai sekarang berubah menjadi Hulondalo(bahasa Gorontalo) dan akhirnya dipatenkan secara formal menjadi Gorontalo. Pada masa tersebut penduduk yang tercipta dari sang pengembara Hulondalangi turun dari gunung dan menempati dataran rendah yang ada di sekitar gunung Tilongkabila dan membentuk perkampungan kecil yang di namai mereka Kambungu (perkampungan) serta mulai bercocok tanam sebagai cara mereka untuk tetap bertahan hidup namun mereka tidak menetap di tempat tersebut mereka melanjutkan pencarian ke tempat baru lagi walaupun hanya sebagian kecil dari mereka dan di tempat yang baru tersebut terjadi kembali proses pembentukan komunitas baru begitu seterusnya sehingga mereka yang berpindah - pindah tersebut menjadi terpisah-pisah dan mereka di namakan Ambua. Kelompok yang memilih untuk tetap bertahan untuk menetap di namakan Linua walaupun kadang mereka terdiri dari gabungan beberapa Ambua, pada masa tersebut kelompok ini terus berkembang dan semakin besar dan memiliki kepala yang mereka namai Tauwa lo Linua dan pada akhirnya mereka menjadi sebuah desa (Comunity) yang dikepalai oleh seorang Tauda'a (Kepala Desa). Dari penjelasan sejarah singkat tentang Gorontalo, dalam hubungan dengan lahirnya dayango, terdapat pula hikayat dalam bentuk pantun yang turun-temurun beredar di kalangan masyarakat Gorontalo. Hikayat ini bercerita pula tentang sejarah Gorontalo yang berasal dari lautan sehingga bertalian dengan pendapat J.G.F Riedel di atas. Bentuk pantun tersebut yaitu : Deheto ma yilohengu, hiudu Yi lumendego Hulontalo ma yilobongu, botu ma yilumelengo He'alindayanga to tumbango, Huidu ma yilotango Ilimu lula-lulango, dulolo mamo "dayango" Jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: Lautan telah mengering, gunung-gunung sudah tegak Gorontalo telah bangun, batu-batuan menggelinding Bergantung di tumbango, gunung sudah bercabang Ilmu sudah jadi pembersaih mari kita menari Pada hikayat di atas pada baris ke empat terdapat kata "dayango" hal ini dapat diasumsikan bahwa dayango sudah ada sejak lahirnya Gorontalo dan tetap tumbuh bersama dalam kehidupan serta masyarakat Gorontalo dan sangat beralasan, karena sebelum masuknya agama Islam pada sekitar abad ke-16, ke Gorontalo, Daerah ini termasuk penganut animisme yang memiliki kepercayaan kepada mahluk halus (motolohuta) dan kepada kekuatan-kekuatan gaib (hulobalangi). Bukti yang masih tertinggal adalah tradisi mopo'a lati atau tradisi memberi sesajen pada setan di bawah pohon beringin (luluo), tradisi memberi sesajen pada acara panen (panggoba) yang masih kita jumpai di beberapa daerah di Gorontalo. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan SULUT, 1983). http://mshalid.wordpress.com/2012/09/24/ritual-dayango-di-gorontalo/</p>

DISKUSI


TERBARU


Ulos Jugia

Oleh Zendratoteam | 14 Dec 2024.
Ulos

ULOS JUGIA Ulos Jugia disebut juga sebagai " Ulos na so ra pipot " atau pinunsaan. Biasanya adalah ulos "Homitan" yang disimp...

Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...