|
|
|
|
![]() |
Cerita Rakyat Sang Piatu Tanggal 11 Jan 2021 oleh Widra . |
Sang Piatu merupakan cerita rakyat dari Bengkulu yang menceritakan seorang anak laki-laki polos dan lugu bernama Sang Piatu yang tinggal di hutan dan jauh dari keramaian kota. Dia tidak mempunyai orang tua lagi sehingga ia tinggal bersama neneknya yang sudah sangat tua. Pada suatu hari neneknya berkata "Hai Sang Piatu nampaknya kau ini sudah besar, maka sudah layak untuk mencari istri. Hanya saja dalam mencari istri, jangan kau cari istri yang banyak bicara, cari ia istri yang pendiam supaya tidak banyak pekerjaan" Mendengar perkataan itu, Sang Piatu menuruti apa kata neneknya dan berkata "kalau demikian, besok pagi-pagi nenek bangun, memasak nasi, memanaskan air, serta masakan sayur sebab aku mau makan pagi" "Baiklah!" jawab neneknya.
Keesokan harinya, setelah Piatu makan, segera ia pergi. Dan setelah lama berjalan bertemulah dengan rumah Raja. Di rumah itu banyak orang-orang ramai, Piatu bingung melihat keramaian tersebut dan menanyakan hal itu kepada Raja. Dan salah satu orang disana menjawab bahwa, anak Raja baru saja meninggal dunia. Melihat keadaan begitu Sang Piatu meminta agar mayatnya jangan dikubur, biar dibeli oleh Si Piatu. Setelah mendapatkan mayat itu, dibawanyalah ke gubuknya, dan neneknya bertanya apa yang telah dilakukan oleh cucunya itu dan Piatu menjawab mayat itulah yang akan dijadikan olehnya istri. Karena perempuan tersebut tidak bicara sejak sampai rumah. Lantas neneknya berkata "kau adalah orang bodoh kenapa kau sampai membawa mayat ke sini? Mayat ini harus di kubur. Apa pula ciri-ciri mayat itu" tanya Piatu. Neneknya menjawab "apabila badannya sudah berbau busuk"
Tak lama berselang, neneknya kentut dan mengeluarkan bau busuk. Sang Piatu langsung menyangka bahwa neneknya sudah meninggal dan menjadi mayat. Neneknya mengelak bahwa ia sudah mati. Tapi Piatu mengingatkan neneknya kalau orang mengeluarkan bau busuk, pastilah ia sudah mati. Sang Piatu mencari linggis, skop untuk membuat lubang di belakang rumahnya. Lalu dikuburnyalah neneknya oleh Sang Piatu hidup-hidup. Tidak lama berselang Sang Piatu kentut dan mengeluarkan bau busuk. "Kalau begini, berarti aku sudah mati." Setelah itu, dia membawa cangkul, linggis dan skop untuk membuat lubang. Lalu ditimbunnya kepala timbul kakinya. Begitulah seterusnya.
Karena tidak berhasil menguburkan dirinya, ia berpikir membuat rakit untuk mengarungi sungai. Setelah lama berlayar, maka bertemu dengan enam orang yang bekerja siang malam untuk merampok. Para Perampok itu heran, karena Piatu terus berlayar dan mengatakan bahwa ia sudah mati. Para perampok itu mengatakan ia belum mati. Mendengar jawaban tersebut maka Piatu memutuskan untuk ikut turut dengan para perampok. Sebelum menjadi salah satu dari mereka, Piatu harus melewati syarat, yaitu untuk mencuri kambing pada malam hari. Pada malam harinya Piatu bertanya bagaimana ciri-ciri kambing dan perampok menjawab bahwa bulunya panjang tetapi Piatu kembali tidak mendapatkan apa-apa. Setelah itu, yang kedua disuruh mencari kantung wang raja, namun sang Piatu malah memegang leher raja sehingga raja menjerit kesakitan. Keesokan harinya, raja bertanya kepada rakyatnya, siapa yang ahli dalam perdukunan untuk mencari tahu gerangan apa yang mengganggunya tadi malam. Setelah bertemu dukun, sang dukun berkata bahwa yang mengganggu ialah penyakit dan harus berobat kekeramat. Sebelum rombongan raja sampai ke keramat kawanan perampok sudah sampai. Dan disana Piatu membuat ulah yaitu berak dan kencing di atas kayu keramat. Sehingga dukun berkata bahwa ini adalah wujud kesalahan atas raja. Dan dukun berkata bahwa benda berupa tahi dan kencing itu harus diminum oleh raja. Maka belum lama hal itu terjadi Sang Piatu mau berdendang dan hal itu dilarang oleh kawanan perampok ,karena mereka akan ketahuan. Namun Piatu tetap berdendang , karena dendangan Piatu semua rombongan kerajaan kabur ketakutan. Dan para perampok yang melihat peristiwa itu turun dan melihat banyak makanan,minuman dan uang. Lalu Komandan perampok berkata "Hai anak buahku , kita berhenti mencuri sebab kita sudah kaya akan segala sesuatu. Kita harus menjadi orang yang alim". Piatu membuat kawanan perampok menjadi orang alim akibat dendangannya dan ulahnya yang polos.
![]() |
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
![]() |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
![]() |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
![]() |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |