Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Sulawesi Selatan Tana Toraja
Cerita Rakyat Massudi Lalong-Dodeng-Lebonna
- 10 April 2020

Tersebutlah Lebonna, seorang wanita cantik, berkulit putih, berhidung mancung, tinggi semampaidan berambut panjang dari Daerah Bau, Bonggakaradeng. Dalam perjalanan hidupnya, ia kemudian menjadi rebutan para lelaki, namun akhirnya ia jatuh hati pada seorang lelaki tampan, pemberani dan sakti bernama Massudilalong Paerengan.

Dalam jalinan hubungan asmaranya, kedua sejoli mengikat janji untuk sehidup semati, dan saat meninggal nanti, keduanya harus dimakamkan dalam satu peti mati.

Seiring berjalannya waktu, hubungan asmara keduanya semakin mesra, dan akhirnya banyak pria yang cemburu terhadap Paerengan yang berhasil merebut hati Lebonna, begitu juga banyak wanita yang cemburu terhadap Lebonna yang berhasil merebut hati Paerengan, pemuda tampan dan pemberani.

Namun, takdir berkata lain saat muncul kabar bahwa daerah tetangga akan melakukan penyerbuan, dan Paerengan yang memang dikenal sebagai ksatria, diminta untuk memimpin pasukan. Merekapun berangkat ke medan pertempuran untuk berperang (Mangrari).

Sementara itu Lebonna tinggal di Kampung sembari menenun menunggu kekasihnya kembali. Namun, saat terjadi pertempuran, salah seorang anak buah Paerengan diam-diam lari dari medan pertempuran, dengan maksud merebut Lebonna dengan menyampaikan kabar bohong mengenai kematian Paerengan, kepada Lebonna dengan berpura-pura sedih.

Mendengar kabar tentang kematian sang kekasih,Lebonna sangat terkejut dan tidak sanggup menerima kabar tersebut. Bahkan ia sampai mengurung diri dan tak mau makan selama beberapa hari.

Usaha anak buah Paerengan yang kabur dari medan perang itu ternyata tidak membuahkan hasil.Lebonna tak bergeming sedikitpun untuk dibujuk ataupun dirayu karena cintanya memang hanya untuk Paerengan. Tiap malam Lebonna selalu teringat akan janji yang telah ia sepakati bersama kekasihnya, Paerengan. Dan akhirnya, ia menepati janjinya untuk sehidup semati dengan kekasihnya dengan cara gantung diri.

Setelah tewas dan memilih gantung diri, demi membuktikan cinta sucinya, jenasah Lebonna kemudian dimakamkanyang terlebih dahulu harus melalui prosesi “dialuk”, kemudian dimakamkan di sebuah Liang batu, tepatnya di desa Salu Barana, Lembang Bua Kayu. Menurut cerita, pada saat mayat Lebonna di masukkan kedalam Liang, Pintu baru tiba-tiba tertutup rapat, dan rambut panjang Lebonna masih terurai keluar sampai bibir Gua. Menurut kepercayaan masyarakat Toraja, saat itu Lebonna masih belum rela masuk ke dalam Liang tanpa ditemani Massudilalong Paerengan, sang kekasih yang sudah mengikat janji dengannya untuk sehidup semati.

Bagaimana dengan Paerengan ? Paerengan pun kembali dari medan peperangan dengan kabar kemenangan, dan langsung menuju ke rumah Lebonna, kekasihnya yang sangat ia rindukan.

Namun alangkah terpukulnya Paerengan, Lebonna gadis yang sangat ia cintai telah pergi untuk selama-lamanya.

Setelah mengetahui Kekasih telah tiada, kehidupan Paerengan sangat tidak menentu. Dia yang dikenal sebagai kesatria sejati dan sangat disegani, kini hidup dalam kondisi tertutup. Setiap hari ia selau bersedih, dan menyendiri. Dilematis, Paerengan harus memilih memenuhi janjinya sehidup-semati dengan Lebonna atau hidup untuk membela wilayahnya wilayahnya dari serangan musuh.

Hari-haripun berlalu, tersebutlah seorang bernama Dodeng,Pembantu Paerengan yang sangat dekat dengan Paerengan. Dodeng memiliki sebuah pohon enau yang berdekatan dengan Liang kubur Lebonna. Pada suatu ketika, Dodeng terlambat mengambil nira/tuak,sehingga ia harus berangkat setelah petang hari. Saat mengambil Tuak, Dodeng mendengar suara yang tidak asing lagi, suara yang ia ketahui dan kenal sebagai suara Lebonna. Sebagian masyarakat Toraja percaya bahwa arwah seseorang yang meninggal dengan cara bunuh diri akan tidak tenang, seperti halnya arwah Lebonna.Apa pesan yang ingin disampaikan Lebonna kepada Dodeng untuka disampaikan kepada kekasihnya Paerengan-Massudilalong ? Dodeng mendengarkan suara jeritan Lebonna mengenai kekasihnya yang belum memenuhi janjinya untuk sehidup-semati. Pesan Lebonna kepada Massudilalong melalui Dodeng tersirat melalui lirik sebuah lagu :

Dodeng mangrambi mandedek, Dodeng ma’pa tuang-tuang, rampananpi pededekmu, annapi te kamali’ku …. ammu perangina’ mati’, ammu tanding talingana’…. Parampoanpa kadanku, pepasan mase-maseku, lako to Massudilalong, muane sangkalamma’ku…

Mukua duka la sang mateki e so’ eee…. Paerengan o… Rendengku.

Angku dolo, angku mate(…) tae’ si la matena, lasisarak sunga’na, (…) Ulli-ulli soladuka Borro sito’doan duka(…) o Rendengku….

Artinya kurang lebih; Hei.. Dodeng yang mengambil tuak, hentikanlah dahulu aktivitasmu…. Dengarlah pesan deritaku… untuk kekasihku Massudilalong…. Katanya akan sependeritaan… Juga sehidup-semati…. Tapi semuanya cuma hampa… saya telah lama mati, bunuh diri karena janji… sementara dia masih hidup.

Dodeng yang mendengar suara rintihan penuh permohonan itu, tak sanggup berbuat apa-apa. Ia terpaku. Saat tersadar, ia langsung lari ke rumah Paerengan dan tak sempat mengambil tuak lagi. Sesampai di rumah, ia langsung keringat dingin dan jatuh sakit

Namun PESAN Lebonna untuk kekasihnya tidak langsung disampaikan Dodeng, karena masih kurang percaya dengan apa yang ia dengar. Ia khawatir itu hanya khayalan belaka, kendati itu sempat membuatnya jatuh sakit. Akhirnya Dodeng kembali mencoba untuk mengambil ballo atau tuak, namun kali ini ia lebih awal dating. Alangkah terkejutnya Dodeng, suara itu kembali ia didengarkannya padahal belum terlalu gelap (malam). Mendengar suara sedih yang berintihkan pesan itu, Dodeng lalu mengambil langkah seribu tanpa menbawa tuak .

Akhirnya perubahan sikap Dodeng membuat Paerengan curiga. Ia kemudian mendesak Dodeng untuk menceritakan apa yang terjadi padanya, Dodeng pun tak tahan dan menyampaikan hal tesebut kepada Paerengan.

Tak yakin dengan cerita Dodeng, Paerengan pun ingin membuktikannya, sehingga keesokan harinya saat petang Paerengan ikut bersama Dodeng ke pohon enau, yg tak jauh dari pemakaman Lebonna. Setelah Dodeng naik keatas pohon enau, suara itu kembali terdengar. Paerengan yang hadir secara diam-diam menyimaknya dengan jelas. Setelah mendengar langsung pesan Lebonnaitu, Paerengan pun langsung ke rumahnya, masuk ke kamarnya dan menutup pintu rapat-rapat.ia sangt terpukul karena lalai dari janji setia yang telah disepakatinya bersama Lebonna; kekasih yang sangat dicintainya.

Tak menunggu lama Paerengan sang panglima perang meminta agar semua pasukannya berkumpul dengan membawa tombak. (Apa yang ingin dia lakukan ?) ia beralasan akan melaksanakan upacara merok yaitu ritual dengan menyembelih kerbau dengan cara ditombak.

Esoknya, semua tentara berkumpul di lapangan terbuka. Semua keluarga Paeengan juga hadir. Saat itu, puluhan kerbau telah disiapkan, para tentara juga telah membawatombak masing-masing. Paerengan kemudian meminta agar semua tentaranya menancapkan tombak dengan posisi mata tombak keatas. Saat semua warga dan tentara berkumpul, diam-diam Paerengan naik keatas atap pendopo yang memang sudah ada sebelumnya. Disangkanya akan menyampaikan pidato, namun ternyata ia justru melompat tepat diatas ratusan ujung tombak yang telah ditancapkan.

Paerengan pun tewas secara tragis, dan telah memenuhi janjinya. Pada saat Paerengan dimakamkan, bukan di tempat Lebonna dimakamkan,jenasah Paerengan selalu muncul lagi dirumahnya secara tiba-tiba. Kejadian ini terjadi tiga kali, sampai akhirnya Dodeng mengisahkan kejadian yang sebenarnya termasuk suara yang didengarnya saat hendak mengambil tuak. Setelah DIMAKAMKAN SATU LIANG DENGAN Lebonna, barulah mayat Paerengan menjadi tenang.

Nilai yang dapat diambil: pentingnya kejujuran dan kesetiaan jangan sekali-kali mengumbar janji yang belum tentu kita sanggup tepati.

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline