Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Sumatera Utara Sumatera Utara
Cerita Rakyat Lubuk Emas
- 5 Desember 2020 - direvisi ke 3 oleh Bangindsoft pada 29 September 2024

Raja Simangolong memimpin sebuah kerajaan di daerah Teluk Dalam, Sumatera Utara.

Sang raja memiliki seorang anak perempuan berparas cantik jelita bernama Sri Pandan.

Disamping cantik jelita, Sri Pandan juga terkenal sangat baik hatinya lagi terampil bekerja.

Ia terampil menganyam tikar juga menumbuk padi.

Kecantikan Sri Pandan telah dikenal di seantero negeri.

Banyak para pemuda berkeinginan meminang Sri Pandan.

Namun demikian, Raja Simangolong berharap Sri Pandan kelak menikah dengan pangeran negeri lain agar bisa menjalin hubungan baik dengan negeri tersebut.

Kecantikan putri Sri Pandan terdengar hingga di kerajaan Aceh.

Pangeran Aceh sangat berkeinginan untuk melamar putri Sri Pandan.

Raja Aceh kemudian mengirim utusan ke kerajaan Teluk Dalam untuk memberitahu perihal lamaran Pangeran Aceh terhadap Putri Sri Pandan.

Raja Simagolong merasa gembira dengan kedatangan utusan dari kerajaan Aceh.

Ia sangat setuju jika putri Sri Pandan menikah dengan Pangeran Aceh.

Namun demikian ia tidak serta merta menerima lamaran tersebut.

Ia menyerahkan keputusan ini kepada putrinya, Sri Pandan.

“Aku akan mengirimkan utusan ke Kerajaan Aceh jika putriku menerima lamaran pangeran Aceh.” kata Raja Simangolong pada utusan Kerajaan Aceh.

Setelah utusan Kerajaan Aceh pergi, Raja Simangolong memanggil putrinya.

“Putriku, maukah engkau menerima lamaran dari Pangeran Aceh? Ayahanda sangat berharap engkau mau menjadi istri Pangeran Aceh agar hubungan kedua kerajaan bisa terjalin baik.” kata Raja Simagolong kepada Sri Pandan.

Sri Pandan hanya terdiam tidak menjawab. Ia menundukkan kepala lalu menangis.

“Ada apa anakku? Mengapa engkau menangis?” tanya Raja Simangolong.

“Maaf ayah, bukannya hamba tak mau berbakti kepada orang tua, tapi hamba telah lama menjalin kasih dengan pemuda lain. Hamba mencintainya. Sekali lagi maaf ayah.” kata Sri Pandan terbata-bata.

“Siapa pemuda yang engkau maksud?” Raja Simangolong mulai gusar.

“Hobatan ayah.” jawab Sri Pandan.

“Apa? Hobatan pembantu setia kita?” Raja Simangolong tersentak kaget.

“Benar, ayahanda.” kata Sri Pandan.

Raja Simangolong marah mendapati kenyataan putrinya telah menjalin kasih dengan Hobatan, pembantu kerajaan.

“Dengar baik-baik anakku, lupakan Hobatan. Terimalah lamaran Pangeran Aceh. Jika engkau tak mau memutuskan hubunganmu dengan Hobatan, niscaya akan ayah usir Hobatan.” kata Raja Simangolong tegas.

Sri Pandan merasa tidak berdaya mendengar perintah ayahandanya.

Ia segera menemui Hobatan mengajaknya untuk pergi bersama meninggalkan istana kerajaan.

“Hobatan, demi cinta kita, sebaiknya kita berdua pergi meninggalkan kerajaan ini.” kata Sri Pandan.

“Ada apakah gerangan? Mengapa Adinda menginginkan kita pergi meninggalkan istana? Bagaimana dengan kedua orang tua Adinda?” tanya Hobatan.

“Kerajaan Aceh mengirimkan utusan untuk melamarku. Ayah berharap Aku menerima pinangan Pangeran Aceh agar terjalin hubungan baik antara kedua negeri. Kita saling mencintai sejak lama jadi sebaiknya kita pergi saja meninggalkan kerajaan Teluk Dalam.” kata Sri Pandan.

Di luar dugaan Hobatan justru menolak ajakan Sri Pandan. Hobatan menyarankan agar Sri Pandan menerima lamaran Pangeran Aceh.

“Sebaiknya engkau menerima lamaran Pangeran Aceh. Hal itu lebih baik bagi dirimu juga bagi kerajaan Teluk Dalam. Engkau akan menjadi seorang permasuri.” kata Hobatan.

Sri Pandan sangat kecewa dengan jawaban Hobatan, laki-laki yang ia cintai.

“Baiklah Hobatan, jika begitu keinginanmu. Aku akan terjun ke lubuk daripada harus menjadi istri laki-laki yang tak aku cintai. Aku akan setia dengan cintaku padamu! Aku akan menunggumu di lubuk!” ujar Sri Pandan seraya bergegas pergi.

“Adinda tunggu? Jangan berbuat gegabah Adinda!” teriak Hobatan panik.

Namun Sri Pandan tidak memperdulikan Hobatan.

“Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku memang sangat mencintainya. Tapi siapalah diriku yang hanya seorang pembantu di kerajaan. Sebaiknya aku beritahu raja walaupun pasti akan menerima hukuman berat.” Hobatan merasa gelisah.

Sri Pandan kemudian berlari memasuki kamarnya untuk berkemas-kemas.

Dibawanya beberapa lembar pakaian juga seluruh perhiasan emas miliknya.

Ia kemudian pergi meninggalkan istana kerajaan menuju lubuk sungai Asahan.

Sesampainya di lubuk sungai Asahan, Sri Pandan melemparkan seluruh barang bawaannya ke dalam lubuk yang dalam.

Pakaian berikut seluruh perhiasan emasnya ia lemparkan seraya berkata

“Tak akan ada lagi wanita cantik di negeri ini.”

Sri Pandan kemudian melompat ke dalam lubuk sungai Asahan.

Ia membawa serta cintanya pada Hobatan ke dalam lubuk.

Tidak lama kemudian, di istana kerajaan timbul kegemparan.

Sang Raja dan Permaisuri tidak menemukan Sri Pandan, putri mereka.

Raja Simangolong lantas memanggil Hobatan untuk mencari tahu.

“Istriku, dimanakah Sri Pandan? Kenapa sedari tadi tidak terlihat?” tanya Raja Simangolong pada istrinya.

“Entahlah dimana Sri Pandan berada. Di kamarnya pun tidak ada. Cepatlah suruh prajurit untuk mencarinya. Aku khawatir terjadi hal-hal buruk terhadapnya.” kata permaisuri.

“Mungkin ada hubungannya dengan masalah lamaran pangeran Aceh dan Hobatan. Pengawal! Panggilkan Hobatan kemari!” kata raja.

Hobatan pun menghadap Raja Simangolong dengan perasaan sangat takut.

“Hai Hobatan! Engkau adalah pembantu setia di kerajaan ini. Jangan berani Engkau mengkhianati kami.” teriak raja.

“Ampun Yang Mulia. Hamba tidak akan berani mengkhianati kerajaan ini.” jawab Hobatan.

“Dimana Sri Pandan sekarang Hobatan? Jawab jujur! Aku sudah mengetahui hubunganmu dengan putriku.” kata raja.

“Ampun Yang Mulia. Hamba dan putri Sri Pandan memang saling mencintai. Ia mengajak hamba untuk pergi dari kerajaan ini. Tetapi hamba menolak Yang Mulia. Hamba memintanya agar menerima saja lamaran dari Pangeran Aceh. Tapi ia menolaknnya dan mengancam akan melompat ke lubuk sungai Asahan.” kata Hobatan.

Di depan Raja Simangolong, Hobatan menceritakan pembicaraannya dengan Sri Pandan.

Ia mengatakan bahwa Sri Pandan hendak melompat ke lubuk sungai Asahan karena kecewa terhadap dirinya.

Hobatan mengakui telah menganjurkan Sri Pandan untuk menerima lamaran Pangeran Aceh.

“Apa? Jadi putriku ingin bunuh diri dengan melompat ke lubuk sungai Asahan? Hai prajurit cepat kita pergi ke lubuk sungai Asahan untuk menyelamatkan putriku!” teriak raja kaget.

Mendengar pengakuan Hobatan, segera Raja Simangolong beserta para prajurit kerajaan pergi menuju lubuk sungai Asahan.

Raja memerintahkan para prajuritnya untuk menyelam ke lubuk dalam itu untuk mencari Sri Pandan.

Tapi setelah beberapa lama, mereka tidak berhasil menemukan putri raja.

Raja Simangolong sangat sedih telah kehilangan putri kesayangannya.

Ia sangat menyesal telah memaksakan kehendak pada Sri Pandan.

“Aku sangat mencintai putriku. Ia anak yang baik dan patuh pada orang tua. Aku menyesal telah memaksanya menerima lamaran Pangeran Aceh.” raja menangis tersedu-sedu.

Semenjak kejadian itu, lubuk tersebut dinamakan Lubuk Emas karena putri Sri Pandan terjun dengan membawa banyak perhiasan emas.

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya