×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Cerita rakyat

Elemen Budaya

Cerita Rakyat

Cerita Rakyat Beno

Tanggal 12 Feb 2021 oleh Widra .

Tersebutlah suatu kisah mengenai asal-usul adanya Beno di sungan Kampar. Adapun sungai kampar itu, menurut cerita orang-orang bernama sungai Embun karena sungai itu sangat lebar di muaranya dan ada pulau-pulau, tak jelas tepinya karena selalu di tutupi oleh embun. Pada waktu itu sungan Kampar sangat ramai, banyak pedagang-pedagang yang datang dari segala penjuru dengan membawa segala macam barang dan juga emas. Maka banyaklah terdapat Bandar atau kota di sepanjang sungai itu. Negeri yang ramai di kunjungi oleh pedagang-pedagan adalah Pekan Tua. Selain itu dari Rana Tanjung Bung, Tambak Segati. Dan di sungai Batang Nilo yaitu di kota Tua Bukit Tiga. Bandar nasi-nasi dekat Pekan Tua tempat yang teramai. Banyak perempuan-perempuan yang cantik moleh, pakaiannya teruat dari sutera, memakai emas dan intan mutu manikin dan rambutnya terurai panjang.

Penduduk di situ bertabiat sopan santun, beradap pandai bernyanyi, berani dan bertumbuh sehat dan tegap. Di hulu sungai Tolam ada negeri Bunut. Asalnya dari kata me-runut. Seirang yang bernama Nenek Putih Sangkat Bulan berasal dari Makassar bersama 4 orang saudaranya membuat negeri di Pematang MAK CERUH. Dan negeri itu di namakan Gunung Salah Nama. Sebelum mmebuat negeri ini, Nenek Sangkat Bulan telah kawin dengan Nenek Sahri Indipo yang datang dari kota Indoman Indrigiri. Dia bertemu dan kawin di Pematang Mendara. Di muara sungai Kampar ada pula suatu negeri yagn ramai, namanya Sangar. Rajanya bergelar Datuk Maharaja Sangar. Jadi, kembali kita menceritakan tentang kisah BENO tadi. Ketika Datuk Maharaja Dinda berkuasa dan memerintah di Muara Tolam, dia memindahkan negeri itu di sungai Batang Nilo ang di pindahkan bukanlah negerinya, tetapi pusat dia memerintah, karena di Muara Tolam selalu saja timbul perselisihan dan pergaduhan. Di Tanjung Negeri juga tidak lama karena di negeri itu selalu datang malapetaka dan penyakit. Menurut cerita, Datuk Maharaja Dinda pernah bermimpi datang seorang orang tua Datuk Sahi Panjang Janggut namanya, menyuruh dia berpindah negeri ke sungai Rasau, yang letaknya di hilir Tanjung Negeri.

Sesudah bermimpi itu, Datuk Maharaja Dinda beserta penduduk negeri lalu berangkat mencari sungai Rasau yang di tunjuk oleh orang tua yang dalam mimpi itu. Sungai Rasau yang di katakana itu kebetulan adalah sungai yang pernah di lalui ketika memudiki sungai Kampar dulu. Maka sampailah di sungai Rasau, lalu terus bekerja membangun negeri di situ. Ketika air sungai Rasau di timbang, ternyata air sungai itu lebih lebih berat dari air sungai Kampar.

Hal ini di anggap sebagai tuah atas negeri yang sedang di bangun itu. Sesudah siap di kerjakan lalu pindahlah kesitu. Negeri yang baru ini di namakan PELALAWAN yang artinya "yang sudah di tandai". Sejak itulah nama kerajaan di tukar pula, dari kerajaan menjadi kerajaan Pelalawan.

Waktu Datuk Maharaja Dinda memerintah, sesudah beberapa keturunan, maka datanglah serangan dari Kerajaan Siak. Pelalawan pun kalah. Raja memerintahkan supaya Beno itu di bawa ke Muara Sungai Kampar dari sungai Rokan untuk menjaga supaya musuh terhalang masuk melanggar negeri. Beno dibawa oleh seorang pawang. Setibanya di Muara sungai Kampar, lalu Beno itu di lepaskan ke dalam sungai. Air sungai lalu menggulung-gulung. Ada tujuh buah gulungan itu, jadi ada tujuh ekor. Beno yang ada di sungai Kampar adalah yang jantannya, yang betina tinggal di Sungai Rokan. Sebab itu, Beno sungai Kampar lebih kuat, lebih besar dan lebih hebat dari yang di sungai Rokan. Demikianlah cerita tentang Beno itu kemudian Beno itu di tembak oleh seorang hulubalang bernama Cik Asin Lebar Tapak, lalu mati seekor, jadi tinggal lagi enam ekor.

https://twitter.com/SayeBudaye

DISKUSI


TERBARU


ASAL USUL DESA...

Oleh Edyprianto | 17 Apr 2025.
Sejarah

Asal-usul Desa Mertani dimulai dari keberadaan Joko Tingkir atau Mas Karebet atau Sultan Hadiwijaya yang menetap di Desa Pringgoboyo, Maduran, Lamong...

Rumah Adat Karo...

Oleh hallowulandari | 14 Apr 2025.
Rumah Tradisional

Garista adalah Rumah Adat Karo di Kota medan yang dikenal sebagai Siwaluh Jabu. Rumah adat ini dipindahkan dari lokasi asalnya di Tanah Karo. Rumah A...

Kearifan Lokal...

Oleh Artawan | 16 Mar 2025.
Budaya

Setiap Kabupaten yang ada di Bali memiliki corak kebudayaan yang berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lainnya. Salah satunya Desa Adat Tenga...

Mengenal Sejara...

Oleh Artawan | 16 Mar 2025.
Budaya

Pura Lempuyang merupakan salah satu tempat persembahyangan umat hindu Bali tertua dan paling suci di Bali. Terletak di lereng Gunung Lempuyang, di Ka...

Resep Layur Bum...

Oleh Masterup1993 | 24 Jan 2025.
Makanan

Ikan layur yang terkenal sering diolah dengan bumbu kuning. Rasa ikan layur yang dimasak dengan bumbu kuning memberikan nuansa oriental yang kuat...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...