Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Nusa Tenggara Timur NTT
Cerita Rakyar Gasing Pencari Jejak
- 11 Januari 2021

Di sebuah dusun hiduplah sebuah keluarga petani kecil, dengan dua orang anak, yaitu seorang anak perempuan dan seorang anak laki-laki. Anak perempuan bernama Rambu Kahi dan anak laki-laki bernama Umbu Delu. Mata pencaharian mereka hanyalah berkebun. Ketika Umbu Delu berumur 1 tahun, ibu Umbu Delu pergi untuk selamanya mendahului mereka. Tinggalah ayah bersama kedua anaknya Rambu Kahi dan Umbu Delu. Tetapi, tiga bulan kemudian ayah mereka mengikuti jejak almarhumah, meninggalkan mereka. Rambu Kahi berumur tiga tahun dan adiknya Umbu Delu berumur satu tahun. Hari demi hari dilalui tanpa ada orang yang menghiraukannya apalagi menjenguknya. Makanan yang ditinggalkan oleh ayah dan ibu mereka hanyalah sebakul nasi yang ditumbuk oleh Rambu Kahi.

Lama kelamaan padi itupun habis, Rambu Kahi bingung untuk minta pertolongan kepada siapa? Setiap malam jika sudah selesai makan malam Rambu Kahi mendengar piring yang dicuci, ia berdiri berdiri tepat di tempat pencucian piring, ia mengangakan mulutnya ia telan remah nasi dan air cucian piring. Ia tidak melupakan adiknya . Demikianlah dari hari ke hari sampai Rahi Kahi dan Umbu Delu bertambah besar. Makin lama paras Rambu Kahi bertambah jelita. Kecantikannya tersohor, namun belum ada yang bisa meluluhkan hati Rambu Kahi.Begitulah seterusnya hingga pada suatu saat, datanglah seorang jejaka yang menyukai Rambu Kahi. Lalu, merekapun menikah dan Rambu Kahi ikut dengan suaminya meninggalkan Umbu Delu. Delapan tahun kemudian, dalam kesendiriannya, Umbu Delu mulai berpikir bagaimana cara untuk bertemu untuk kakaknya yang sudah berumah tangga. Ia berangkat meninggalkan gubuknya dan pergi mencari saudara perempuannya yang tidak jelas dimana arahnya. Ia mencari saudara perempuannya dengan Gasing Ajaib miliknya.

Perjalanan panjang ia lalui demi mencari kakaknya, yang walaupun diperjalanan mengalami banyak halangan dan rintangan, ia tidak putus asa. Terkadang bila bertemu orang yang sedang bermain gasing, ia diajak untuk bermain gasing bersama-sama. Dalam setiap permainan, gasing milik Umbu Delu selalu menang. Sampai-sampai ia dikeroyok dan gasing ajaibnya dirampas darinya. Dengan penuh kesabaran, ia mengikuti teman-temannya agar tahu kemana gasing itu dibawa. Semalam-malaman, Umbu Delu dengan perasaan sangat sedih, ia menangis agar gasing itu kembali, karena hanya gasing itulah yang dapat mempertemukannya dengan saudara perempuannya. Tangisan itu sangat memilukan hati para warga kampung. Maka, penghuni kampung bersepakat untuk mengembalikan gasing miliknya maksud agar ia dapat melanjutkan perjalanannya. Setibanya Umbu Delu di depan pintu kampung tempat yang ditunjukkan gasingnya yaitu dimana tempat kakaknya berada.

Dari kejauhan Nampak seorang ibu yang sedang menenun kain setengah jadi. Ibu itu adalah Rambu Kahi, namun Umbu Delu tidak mengenalnya. Karena keasyikkan menenun kain, ia tidak tahu apa yang dilakukan adiknya dibelakang yang bersyair adat lalu memutar gasingnya. Setelah bersyair, gasing itu diputar dan diarahkan tepat dimana Umbu Delu mengarahkannya. Kain yang sementara ditenun oleh Rambu Kahi dirobek dan dibuang jauh-jauh oleh gasing itu. Melihat hal itu, Rambu Kahi marah dan geram. Dipanggilnyalah suaminya untuk menangkap anak itu dan kemudian diikat pada tangga sebuah rumah. Saat itu umur Umbu Delu 12 tahun. Ia disiksa, dipukul, digosok, dengan benda-benda gatal. Ia diperlakukan sangat kejam. Umbu Delu menangis dengan ratapan memilukan hati. Namun demikian tidak ada yang mendengarkan piluan hatinya. Demikian setiap malam ia menangis. Tetapi semua penghuni kampung tidur lelap. Namun ada seorang yang sudah setengah lanjut yang selalu mendengarkan ratap tangisnya.Oleh karena itu, ia memberitahukan ke Rambu Kahi agar tidak terlalu cepat untuk tidur agar bisa mendengarkan ratap tangis Umbu Delu. Mendengar hal itu, Rambu Kahi berusaha tidak cepat tidur.

Namun, usaha itu berlangsung sia-sia, ia selalu cepat mengantuk dan tidur. Karena itu ibu itu, menganjurkan Rambu Kahi nuntuk memotong kukunya sampai ke daging, agar dia dapat bertahan karena sakit yang dialami karena kuku itu. Ternyata saran ibu itu benar, dan Rambu Kahi mendengarkan ratapan Umbu Delu dari awal sampai akhir.

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak, Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman)...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Prajurit pemanah kasultanan kasepuhan cirebon di festival keraton nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU