RABO RUAN Rabo' atau Rabok adalah sebutan di Kalimantan untuk Abon. Rabok umumnya di olah dengan memanfaatkan sisa makanan atau lauk ikan yang tidak termakan jadilah di buat rabok atau abon agar tidak mubazir. BAHAN: 1. 500 gram ikan gabus segar Haluskan : 1. 10 butir bawang merah 2. 3 siung bawang putih 3. 5 buah cabai merah keriting 4. 1 sdt ketumbar sangrai 5. 2 sdt garam 6. 1 sdm irisan gula merah 7. 2 lembar daun salam 8. 250 ml santan dari ½ butir kelapa CARA MEMBUAT : 1. Bersihkan ikan gabus, kemudian kukus sampai matang. Ambil adagingnya, lalu cincang. 2. Campur daging ikan gabus dengan daun salam dan santan. panaskan dengan api sedang sambil sesekali diaduk. Bila santan mulai berkurang, kecilkan apinya. 3. Lanjutkan mengaduk sampai santan benar-benar kering. 4. Angkat dan dinginkan. Simpan di dalam wad...
SEKILAS ======== Rabon Ruan, layaknya abon didaerah lain, juga sama seperti iwak rabuk di daerah Kalimantan Selatan, bahan dasarnya pun sama, yakni ikan haruan. Dulunya Rabon Ruan adalah masakan khas Kalimantan Timur, tetapi setelah terjadi pemekaran menjadi Kalimantan Utara, maka Rabon Ruah juga menjadi salah satu masakan khas Kalimantan Utara. BAHAN-BAHAN PEMBUATAN ========================= 500 gram ikan gabus segar 10 butir bawang merah 3 siung bawang putih 5 buah cabai merah keriting 1 sendok teh ketumbar sangria 2 sendok teh garam 1 sendok makan irisan gula merah 2 lembar daun salam 250 ml santan dari ½ butir kelapa CARA PEMBUATAN ================= Bersihkan ikan gabus, kemudian kukus sampai matang. Ambil adagingnya, lalu cincang Campur daging ikan gabus dengan daun salam dan santan. panaskan dengan api sedang sambil sesekali diaduk. Bila sant...
Kesenian ini mulai dikenal masyarakat Pemalang pada sekitar awal abad 20 yaitu pada saat di tanah air banyak muncul pergerakan kebangsaan. Tokoh-tokoh masyarakat Pemalang saat itu tak mau ketinggalan ikut dalam kancah perjuangan nasional. Dibentuklah perkumpulan bela diri, khususnya pencak silat. Kegiatan bela diri ini ketika itu selalu diiringi rebana dan pukulan bedug serta dikumandangkan pula doa-doa salawat Nabi sehingga terkesan sebagai kegiatan kesenian dan keagamaan. Setelah kemerdekaan kegiatan ini yang kemudian di -kenalkan dengan nama kuntulan tetap berlangsung dan berubah dari alat perjuangan menjadi sarana hiburan. Kesenian ini biasanya dipentaskan para acara peringatan hari besar nasional, hajatan atau pun menyambut tamu resmi. Kesenian kuntulan tampak menarik karena memadukan jurus-jurus bela diri yang nampak artistik, demonstrasi akrobatik dan keindahan mus...
Betik pada suku Dayak Kenyah Uma’ Lung merupakan warisan nenek moyang yang telah ada sejak dahulu kala, dan secara turun-temurun diwarisankan kepada generasi berikutnya. Namun sejak tahun 1948 mengalami perubahan karena adanya pengaruh masuknya agama dan pengaruh kemerdekaan Republik Indonesia, sehingga generasi berikutnya mulai kurang tersentuh dengan karya budaya betik. Dalam suku Dayak Kenya Uma’ Lung, betik (tato) direpresentasikan sebagai lambang keagungan dan positioning pada strata sosial di masyarakat setempat. Secara khusus, pada wanita Dayak Kenya Uma’ Lung, betik (tato) adalah lambang kecantikan yang berisikan makna-makna filosofis kehidupan alam fana dan alam baka. Penggunaan tato pada wanita Suku Uma’ Lung adalah intepretasi terhadap pengakuan atas posisi wanita yang patut untuk dihormati dan diagungkan. Bagi wanita pengguna tato pada suku Dayak Kenya Uma’ Lung adalah adanya hasil ukiran menggunakan jarum dan tinta khas yang digambar pa...