Setiap daerah di nusantara memiliki keragaman khasnya masing-masing. Mulai dari rumah adat, pakaian, hingga makanan. Semua memilikikeunikan yang berbeda-beda. Bentuk rumah yang unik, pakaian yang bercorak menarik, dan citarasa makanan yang tentunya tidak sama antar daerah namun tetap sedap disantap. Makanannya pun beragam, mulai dari rasanya, tekturnya, hingga lama pembuatannya. Sebagai keturunan Melayu Palembang tentunya lidah saya terbiasa menjajal makanan khas Kota Sriwijaya itu. Kota maritim tersebut terkenal dengan kulinernya yang berbahan dasar ikan. Namun, tidak hanya makanan gurih saja yang menjadi khas dari kota tersebut, makanan manis pun ada. Salah satu makanan manis yang ikonik di Kota Pempek ini adalah Kue 8 Jam. Seperti namanya, kue ini memang membutuhkan waktu 8 jam atau lebih untuk proses pembuatannya. Sebenarnya prosesnya terbilang mudah, namun membutuhkan waktu yang sangat lama...
Benteng Kuto Besak adalah bangunan keraton yang pada abad XVIII menjadi pusat Kesultanan Palembang. Gagasan mendirikan Benteng Kuto Besak diprakarsai oleh Sultan Mahmud Badaruddin I (1724-1758) dan pelaksanaan pembangunannya diselesaikan oleh penerusnya yaitu Sultan Mahmud Bahauddin (1776-1803). Sultan Mahmud Bahauddin ini adalah seorang tokoh kesultanan Palembang Darussalam yang realistis dan praktis dalam perdagangan internasional, serta seorang agamawan yang menjadikan Palembang sebagai pusat sastra agama di Nusantara. Menandai perannya sebagai sultan, ia pindah dari Keraton Kuto Lamo ke Kuto Besak. Belanda menyebut Kuto Besak sebagai nieuwe keraton alias keraton baru. Benteng ini mulai dibangun pada tahun 1780 dengan arsitek yang tidak diketahui dengan pasti dan pelaksanaan pengawasan pekerjaan dipercayakan pada seorang Tionghoa. Semen perekat bata menggunakan batu kapur yang ada di daerah pedalaman Sungai Ogan ditambah dengan putih telur. Waktu yang dipergunakan untuk...
Lomba bidar adalah lomba mendayung perahu yang dinamai ‘bidar’. Seni dayung tradisional Palembang ini hidup sejak zaman dahulu kala hingga sekarang. Pada perayaan hari besar, terutama Hari Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus, lomba bidar dilangsungkan di Sungai Musi yang mengalir di tengah-tengah kota Palembang. Perahu bidar berbentuk khusus. Bidar adalah singkatan dari biduk lancar. Sejenis biduk (perahu) yang zaman dahulu kala khusus digunakan oleh petugas penghubung atau kurir. Bentuknya kecil dan hanya muat untuk seorang. Akan tetapi, pada perlombaan sekarang, satu perahu didayung oleh belasan orang. Menurut cerita, lomba bidar bermula dari peristiwa Putri Dayang Merindu. Seorang gadis cantik jelita tinggal di bagian hulu kota Palembang. Anak tunggal, ayahnya bernama Sah Denar, bersahabat dengan Tua Adil, teman sekampung keluarga kaya raya yang mempunyai anak pria bernama Dewa Jaya. Beranjak remaja, Dewa Jaya dikirim orang tuanya ke beberapa negeri l...
Tari Pagar Pengantin Tari Pagar Pengantin adalah tarian daerah tradisional dari Palembang Sumatera Selatan. Melepas masa lajang untuk para pengantin wanita sekalius juga sebagai perpisahan dengan orang tua adalah simbol dari tari ini. Tari Pagar Pengantin ini pada umumnya akan digelar ketika acara pernikahan dengan mengundang banyak tamu. Baik, akhirnya kita sampai pada penghujung artikel. bicara taria nusantara memang tidak akan pernah selesai. Meski demikian, informasi tarian daerah tradisional Sumatera Selatan ini diharapkan bisa menambah wawasan pembaca. https://www.silontong.com/2018/08/30/tarian-daerah-sumatera-selatan/
Mencari Ibu Kota Sriwijaya Adnan, Mekka Syed Nury M. (2018) Mencari Ibu Kota Sriwijaya. Balai Arkeologi Sumatera Selatan, Palembang. Text Sriwijaya LENGKAP LOW (1).pdf Download (17MB) | Preview Abstract Pembicaraan dan perdebatan tentang lokasi Ibu Kota Sriwijaya, tidak pernah usai. Para ahli beradu argumen sesuai dengan pendapatnya masing-masing bersumber dari data yang dimilikinya. Silang pendapat merupakan kelaziman dalam dunia ilmu pengetahuan, termasuk arkeologi. Temuan data baru bisa menjadi pintu masuk untuk memperkuat bahkan merubah hipotesis atau pendapat yang pernah ada. Hasil penelitian terakhir atau data terbaru selalu dinanti para peneliti. Sebagai sebuah kerajaan yang pernah berjaya di belahan barat Nusantara, Sriwijaya mewarnai sejarah panjang Nusantara (...
Jurnal Arkeologi Siddhayatra Vol.9 No.1 Tahun 2004 Astiti, Ni Komang Ayu and Budisantosa, Tri Marhaeni and Purwanti, Retno and Darmansyah, Darmansyah and Novita, Aryandini (2004) Jurnal Arkeologi Siddhayatra Vol.9 No.1 Tahun 2004. Jurnal Arkeologi Siddhayatra, 9 (1). Balai Arkeologi Palembang, Palembang. ISBN 0853-9030 Text Vol 9 No 1 2004.pdf Download (52MB) | Preview Official URL: http://siddhayatra.kemdikbud.go.id Abstract Dalam edisi kali ini, artikel pertama Tempayan kubur dan tanah dari Situs Padangsepan Kec Air Besi Kab Bengkulu Utara kajian laboratorium ditulis oleh Ni Komang Ayu Astiti. Artikel kedua membicarakan masalah seputar perdagangan pada masa klasik dengan judul indikasi perdagangan di daerah alir...
Jurnal Arkeologi Siddhayatra Vol.23 No.2 tahun 2018 Fahrozi, M. Nofri and Azmi, Seffiani Dwi and Indriastuti, Kristantina and Nes, Muhammad Riyad and Cho, Taeyoung and Widyawati, Surini and Siregar, Sondang Martini (2018) Jurnal Arkeologi Siddhayatra Vol.23 No.2 tahun 2018. Jurnal Arkeologi Siddhayatra, 23 (2). Balai Arkeologi Sumatera Selatan, Palembang. ISBN 0853-9030 Text Siddhayatra Vol.23 (2) November 2018.pdf Download (8MB) Official URL: http://siddhayatra.kemdikbud.go.id Abstract Seluruh artikel yang dimuat di dalam terbitan Volume 23 No. 2 bulan November tahun 2018 ini melingkupi kajian arkeologi prasejarah, kolonial, klasik, dan linguistik. Tulisan dari Muhammad Nofri Fahrozi memfokuskan...
Jurnal Arkeologi Siddhayatra Vol.21 No.1 Tahun 2016 Fauzi, M. Ruly and Sudaryadi, Agus and Pasaribu, Yosua Adrian and Purwanti, Retno and Sofian, Harry octavianus (2016) Jurnal Arkeologi Siddhayatra Vol.21 No.1 Tahun 2016. Jurnal Arkeologi Siddhayatra, 21 (1). Balai Arkeologi Sumatera Selatan, Palembang. ISBN 0853-9030 Text Siddhayatra Vol 21 (1) MEI 2016.pdf Download (10MB) | Preview Official URL: http://siddhayatra.kemdikbud.go.id Abstract Seluruh artikel yang dimuat di dalam terbitan Volume 2 No. 1 bulan Mei tahun 2016 ini melingkupi kajian tinggalan prasejarah hingga masuknya pengaruh Islam di Nusantara. Tulisan mengenai hasil-hasil awal penelitian eksploratif di wilayah Sarolangun oleh Ruly Fauzi menunj...
" Mencari Ibu Kota Sriwijaya Adnan, Mekka Syed Nury M. (2018) Mencari Ibu Kota Sriwijaya. Balai Arkeologi Sumatera Selatan, Palembang. [img] Text Sriwijaya LENGKAP LOW (1).pdf Download (17MB) | Preview Abstract Pembicaraan dan perdebatan tentang lokasi Ibu Kota Sriwijaya, tidak pernah usai. Para ahli beradu argumen sesuai dengan pendapatnya masing-masing bersumber dari data yang dimilikinya. Silang pendapat merupakan kelaziman dalam dunia ilmu pengetahuan, termasuk arkeologi. Temuan data baru bisa menjadi pintu masuk untuk memperkuat bahkan merubah hipotesis atau pendapat yang pernah ada. Hasil penelitian terakhir atau data terbaru selalu dinanti para peneliti. Sebagai sebuah kerajaan yang pernah berjaya di belahan barat Nusantara, Sriwijaya mewarnai sejarah panjang Nusantara (Indonesia). Keberadaan Kerajaan (Kedatuan) Sriwijaya tidak diragukan lagi oleh para ahli. Pertanyaan yang selalu mengemuka di tengah-tengah masyarakat adalah dimanakah ibu kotanya? Rupanya pertan...