Budaya Indonesia
20 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Gogos Kendari
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Tenggara

Gogos khas Kendari adalah makanan sejenis lemper tanpa isi yang biasanya menjadi makanan pendamping Sate Pokea.   Bahan-bahan   400 gram Beras ketan , rendam selama 2 jam 1/2 sdt Garam 2 lembar Daun pandan , iris 1/2 butir Santan dari kelapa 400 ml secukupnya Daun pisang 3 sdm Minyak, untuk mengoles   Langkah Cuci bersih bahan dan bumbu Beras ketan dikukus dengan dan pandan dan sedikit garam hingga setengah matang, angkat. Didihkan santan kemudian masukkan ketan kedalamnya lalu aduk hingga santan terserap habis kemudian angkat dan kukus kembali ketannya hingga matang. Ambil dua sendok ketan kepal kepalkan sambil dipulung. Langkah selanjutnya bungkus dengan menggunakan daun pisang dan sematkan lidi pada bagian ujungnya. Olesi dengan menggunakan minyak kemudian bakar diatas bara api hingga daunnya berwarna kecoklatan. Sajikan dalam keadaan hanga...

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Kantola
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sulawesi Tenggara

Suku bangsa Muna yang mendiami wilayah Sulawesi Tenggara memiliki salah satu tradisi yang masih bertahan sampai sekarang adalah tradisi lisan kantola yang menjadi kekayaan budaya di Indonesia yang perlu dilestarikan. Keberadaan penutur kantola (pokantolano) saat ini umumnya sudah berusia lanjut, namun demikian mereka masih fasih melantunkan syair-syair kantola. Sebagai produk lokal masyarakat Muna, kantola merupakan prosa liris yang dimainkan dengan cara berbalas pantun antara kelompok laki-laki dan kelompok perempuan. Syair-syair yang didendangkan digubah pada saat bermain kantola. Syair-syair digubah secara spontan pada saat bermain dan merupakan ekspresi perasaan dari masing-masing pemain. Pada awalnya kantola digelar pada malam hari di musim kemarau setelah panen ubi kayu dan ubi jalar. Perkembangan selanjutnya permainan kantola digelar ketika ada peristiwa penting yang bertajuk suka cita seperti perkawinan, katoba, karia , perayaan hari kemerdekaan Indonesia,...

avatar
Sitiyudhaaminah
Gambar Entri
4_Laika
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sulawesi Tenggara

Secara Universal rumah tinggal di kalangan suku bangsa Tolaki disebut Laika (Konawe) dan Raha (Mekongga) yang berarti “rumah” dan ada juga istilah yang menunjukan rumah seperti poiaha. Bangunan ini berukuran luas, besar, dan berbentuk segi empat terbuat dari kayu dengan diberi atap dan berdiri diatas tiang- tiang besar yang tingginya sekitar 20 kaki dari atas tanah. Bangunan ini terletak disebuah tempat yang terbuka di dalam hutan dengan dikelilingi oleh rumput alang-alang. Pada saat itu bangunan tingginya sekitar 60-70 kaki. Dipergunakan Sebagai tempat bagi raja untuk menyelenggarakan acara-acara yang bersifat seremonial atau upacara adat. Suku Tolaki dan suku Wolio merupakan dua suku yang sangat menonjol di pulau Sulawesi Tenggara yang menerapkan sistem nilai budaya ketika membangun suatu rumah untuk ditinggali ataupun rumah untuk berkumpul, yang disebut dengan pembagian secara kosmologi alam dan pembagian yang mengacu pada analogi tubuh. Tampak dari atas...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
3 - Upacara Tutura
Ritual Ritual
Sulawesi Tenggara

Bagi masyarakat Buton Sulawesi Tenggara, hutan ibarat Tuhan di dunia. Adalah tempat menyediakan berbagai sumber daya alam, kayu atau hasil buruan yang sangat menguntungkan pihak manusia. Hutan dianggap sebagai lokasi yang sangat sakral.   Masyarakat adat Buton memegang teguh dan menganggap bahwa hutan harus dijaga dan dilestarikan. Merusak hutan artinya membuat malapetaka dan merendahkan martabat sang pencipta.     Karenanya, masyarakat Buton memiliki sebuah tradisi untuk menghormati hutan, dengan melakukan upacara Tutura. Atau pemberian sesajen bagi hutan. Kegiatan tersebut dipercaya agar hutan dapat terus menjadi penyangga kehidupan masyarakat Buton.     Untuk pelestarian hutan di Kepulauan Buton, masyarakat setempat mempercayakan kepada warga adat Siontapina. Yang bermukim di kaki gunung Siontapina, Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara. Mereka melestarikan hutan dengan ritual adat yang digelar di puncak Gunung Siotap...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
3 - Kalo (Kalosara)
Ritual Ritual
Sulawesi Tenggara

“Kalo” adalah suatu benda yang berbentuk lingkaran, cara-cara mengikat yang melingkar, dan pertemuan-pertemuan atau kegiatan bersama di mana para pelaku membentuk lingkaran. Kalo dapat dibuat dari rotan, emas, besi, perak, benang, kain putih, akar, daun pandan, bambu dan dari kulit kerbau. Pembuatan kalo pada dasarnya adalah dengan jalan mempertalikan atau mempertemukan kedua ujung dari bahan-bahan tersebut pada suatu simpul. Kalo meliputi osara (adat istiadat) yang berkaitan dengan adat pokok dalam pemerintahan, hubungan kekeluargaan-kemasyarakatan, aktivitas agama- kepercaya-an, pekerjaan-keahlian dan pertanian (Tarimana 1993: 20).   Dari berbagai jenis kalo, yang dikenal luas adalah yang terbuat dari rotan, kain putih dan anyaman. Lingkaran rotan adalah simbol dunia atas, kain putih adalah simbol dunia tengah dan wadah anyaman adalah simbol dunia bawah. Kadang-kadang juga ada yang mengatakan bawah lingkaran rotan itu adalah simbol matahari, bulan dan bint...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
Adat Pernikahan Suku Muna
Ritual Ritual
Sulawesi Tenggara

Perkawinan dalam masyarakat Muna sangat unik yang berbeda dengan Suku lainnya di Indonesia. Sistem perkawinan ini telah ada semenjak dahulu kala sebelum masuknya agama Islam di Muna. Setelah datangnya Islam dan diterimanya agama ini oleh seluruh rakyat Muna, sistem perkawinan yang dahulunya tetap tidak berubah terutama yang berhubungan dengan masalah mahar (mas kawin). Yang berubah hanyalah proses ijab kabul-nya saja yang mengikuti ajaran Islam sebagai perkawinan dalam Islam. Pada suatu ketika salah seorang Cucu Raja La Ode Husein (La Ode Husein bergelar Omputo Sangia) yang bernama Wa Ode Kadingke (Putri La Ode Zainal Abidin yang menjadi Kapitalau Lasehao, mungkin semacam Adipati di Jawa) menikah dengan orang Asing (Suku Bugis). Perkawinan tersebut ditantang keras oleh Raja Muna yang saat itu bernama La Ode Sumaili yang tidak lain adalah saudara sepupu Wa Ode Kadingke. Alasan Raja menentang perkawinan tersebut adalah bertentangan dengan syariat Islam. Akan tetapi Wa Ode Kadin...

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Tradisi Adu Kuda
Ritual Ritual
Sulawesi Tenggara

MUNA BARAT, iNews.id  - Adu kuda atau perkelahian kuda merupakan salah satu atraksi budaya warisan para raja-raja muna yang sudah turun-temurun dilakukan oleh masyarakat di Kabupaten Muna Barat, Sulawesi Tenggara (Sultra). Tradisi adu kuda ini hanya satu-satunya di Indonesia, yang dalam bahasa lokal setempat disebut “kapogiraha adhara”. Dahulu kala, ajang adu kuda hanya diselenggarakan dalam rangka menyambut dan menghormati tamu-tamu Kerajaan Muna. Namun saat ini, budaya itu juga ditampilkan saat menjelang perayaan HUT Kemerdekaan RI, Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, serta hajatan besar lainnya. iNews berkesempatan melihat langsung tradisi yang masih dijaga warga setempat. Jika ingin melihat langsung perkelahian kuda, bisa langsung berkunjung ke daerah Tanah Lapang Wakantei, Desa Latugho, Kecamatan Lawa, di Kabupaten Muna Barat, Sultra. Di Kecamatan Lawa ini, tradisi adu kuda rutin dilakukan hampir setiap bulan sebagai bagian dari hiburan r...

avatar
adhaagary
Gambar Entri
Pasosso
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Sulawesi Tenggara

  Kenangan masa kanak kanak, sering kali membuat kita terasa ingin mengulang kembali saat saat indah penuh keceriaan bermain bersama teman teman waktu kecil dulu, dunia anak anak dunia penuh ekspresi, persahabatan dan hanya keceriaan tanpabatas batas golongan atau kelas strata sosial. Begitulah kami dulu anak anak dari kota kecil di Kendari yang menikmati dunia kanak kanak kami dengan permainan permainan “tradisional”, maklum permainan yang berbau teknologi seperti game on line atau Play Station sekarang ini di jaman kami dulu itu belum ada, kalaupun ada jenis jenis permainan yang “berteknologi” namun itu hanya terbatas pada teman teman anak orang mampu saja namun secara umum kami semua dan termasuk anak orang mampu lebih menikmati permainan tradisional seperti main enggo lari atau enggo sembunyi, main asin (gobak sodor), main cele (main benteng), main tar tar pakai sodokoro (senjata bambu dengan peluru bunga jambu air atau kertas yang dibasahi) main...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Kisah Cinta Segitiga dalam Tari Ronga Wekoila
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sulawesi Tenggara

Suku Tolaki merupakan salah satu suku yang ada di nusantara. Suku yang mendiami wilayah Kendari dan Konawe, Sulawesi Tenggara, ini dikenal mempunyai kebudayaan nomaden dan hidup secara bergotong-royong. Dalam budaya suku Tolaki terdapat sebuah cerita rakyat yang berkisah tentang Kerajaan Padangguni atau yang saat ini bernama Konawe. Cerita tersebut mengisahkan tentang Mokoli Ramandalangi, yaitu Raja Konawe yang jatuh cinta kepada Wekoila. Masyarakat Konawe percaya bahwa Wekoila merupakan titisan ratu adil yang turun dari langit. Singkat cerita, meraka pun saling jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah. Sebelum jatuh cinta kepada Wekoila, Raja Mokoli Ramandalangi sempat memberi harapan cinta kepada seorang perempuan lain yang bernama Anamia Ndopo. Merasa sakit hati, saat acara pernikahan berlangsung, Anamia Ndopo menyamar sebagai penari lariangi dan membunuh Raja Mokoli Ramandalangi. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Raja Mokoli Ramandalangi memberikan sesuatu sebagai tanda k...

avatar
Sri sumarni