Sulawesi Tenggara, surganya keberagaman budaya, telah menjadi tempat bagi berbagai suku yang membentuk kehidupan dan kebudayaan yang kaya. Dalam jurnal yang menakjubkan berjudul "Perancangan Game Budaya Sulawesi Tenggara Petualangan Haluoleo" (2020) oleh Amirul Muminin dkk, kita dibawa ke dalam keajaiban budaya daerah ini.
Suku-suku besar seperti Tolaki, Buton, dan Muna bersama dengan suku-suku lainnya seperti Wawonii, Moronene, dan lainnya, bersatu dalam keanekaragaman untuk menciptakan kebudayaan yang memukau. Meskipun terkena pengaruh bangsa asing, kebudayaan asli Sulawesi Tenggara masih bersinar dengan gemilangnya.
Di tengah gemerlap budaya ini, kita menemukan salah satu harta terpendamnya: alat musik Ladolado. Alat musik petik yang menyerupai gitar dan gambus ini adalah kebanggaan daerah. Dengan tubuh kayu yang anggun dan empat senar yang menggoda, Ladolado menghadirkan harmoni yang memukau.
Bagian atasnya, sebuah pemutar kayu, menjadi sang penyihir suara, mengatur nada-nada indah yang mempesona hati pendengarnya. Saat digesek, Ladolado berbicara dalam bahasa musik yang lembut dan memikat, mengiringi upacara adat dan menyemarakkan hiburan masyarakat Sulawesi Tenggara.
Namun, sayangnya, Ladolado kini semakin langka. Kehadirannya yang hanya terbatas pada museum-museum menambah keindahan dan keunikannya. Sebagai penjaga warisan budaya, Ladolado menuntun kita untuk menghargai dan menyelamatkan kekayaan yang tersembunyi ini dari kepunahan.
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang