makanan
133 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
"Uta dada" Makanan Khas Palu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Tengah

Uta dada merupakan salah satu resep makanan khas palu, Sulawesi Tengah.Masakan Uta dada merupakan jenis masakan berkuah santan agak pedas dengan aroma khas dari wangi ayam asap/bakar yang dimasak santan serta disajikan bersama ketupat atau burasa. Selain menggunakan daging ayam sebagai bahan baku utama, uta dada juga dapat menggunakan ikan khususnya jenis ikan cakalang asap/bakar (ikan/bau tapa). Antara uta dada ayam & uta dada ikan terdapat sedikit perbedaan bumbu, jika pada uta dada ayam menggunakan sereh dan sedikit air asam jawa (bukan tomat), sedangkan pada uta dada ikan yaitu tanpa sereh dan menggunakan tomat (bukan air asam jawa). Bahan : 1 ekor ayam kampung, potong 4 bagian 2 siung bawang putih, haluskan 4 buah tomat hijau, potong juring 2 batang serai, memarkan 400 ml santan kental dari 1 butir kelapa 200 ml santan encer dari 1 butir kelapa Garam, gula pasir secukupnya Bumbu yang di Haluskan : 6 siung bawang putih 8 butir bawang merah 2 cm kunyit 3 cm jahe 20 b...

avatar
Kirana
Gambar Entri
Duo, makanan khas Kaili
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Tengah

Bahan-bahan: 250 gram teri halus 5 buah bawang merah Cabe rawit sesuai selera (saya pakai kisaran 20 buah) 4 buah tomat buah diiris tipis2 Minyak untuk menumis Langkah: Goreng teri hingg mateng (tanda mateng mulai menguning) angkat dan sisihkan Cincang kasar bawang merah lalu sisihkan Ulek cabe rawit lalu sisihkan Potong tomat secara memanjang dan tipis. Tumis bawah merah hingga harum dan menguning, lalu masukan cabe, aduk terus, lalu masukan tomat, aduk lagi hingga tercampur rata. Tekan-tekan tomatnya agar hancur sampai berubah seperti saos dan tambahkan air 50ml,aduk hingga mengental. Lalu masukan teri aduk terus, diamkan 1 menit. Kemudian angkat. Ingat koreksi rasa, biasanya tanpa perlu memasukkan garam karena terinya sudah asin.

avatar
Widra
Gambar Entri
Cerita Rakyat Sulawesi Tengah : Legenda Putri Duyung
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sulawesi Tengah

“Nyam, ikan ini lezat sekali,” kata si Sulung. Ibu tersenyum mendengar ucapan anaknya. Mereka sekeluarga memang jarang makan ikan. Sehari-hari, suaminya hanya menanam ubi dan jagung di ladang, itulah yang mereka makan. “Bu, boleh aku tambah ikannya lagi?” tanya si Tengah. “Boleh saja, Nak. Makanlah sampai kenyang,” jawab Ibu sambil menyuapi si Bungsu. Sang Ayah diam saja. Ia tak menduga anak-anaknya begitu suka pada ikan hasil tangkapannya itu. Nanti ia akan pergi lagi ke laut, siapa tahu ia mendapat ikan lagi. “Bu, aku pergi dulu ya. Sisakan satu ekor ikan untuk makan siangku nanti. Sesudah ke ladang, aku akan ke laut sebentar. Siapa tahu aku bisa mendapatkan ikan,” pamitnya pada ibu. Ibu mengangguk mengiyakan dan berangkatlah ayah ke ladang. Setelah Ayah pergi, Ibu membereskan rumah. Ia menyimpan sisa ikan dan nasi ke lemari makan. Ketiga anaknya asyik bermain. Mereka berkejar-kejaran dan berteriak-teriak dengan riang. Ibu itu tersenyum melihat tingkah laku anak-anaknya. Dalam h...

avatar
Sri sumarni
Gambar Entri
Bulava Mpongeo (Emas Mengeong)
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sulawesi Tengah

Alkisah, pada zaman dahulu di daerah Bulunggatugo atau Limboro/Towale ada seorang raja baik hati. Apabila sedang tidak mengurusi masalah kerajaan, dia menghabiskan waktu dengan menekuni hobi lamanya, yaitu mencari dan menangkap udang di sungai dekat benteng kerajaan. Tetapi karena telah lanjut usia, secara ngerangsur-angsur hobi ini tidak dilakukan sendiri, melainkan menitah belasan orang dayang istana yang berparas cantik jelita dan menggemaskan untuk mencarinya. Suatu hari Sang Raja ingin sekali mendapat udang dari kuala sungai yang bermuara di Gunung Ravi. Untuk itu, dikerahkanlah para dayang agar segera mempersiapkan segala perlengkapan dan peralatan penangkap udang. Setelah siap, berangkatlah mereka (para dayang) secara beriringan menuju kuala yang diperkirakan masih terdapat banyak udang berukuran relatif besar. Sesampai di lokasi para dayang mulai merentang jaring. Namun, setelah ditunggu sekian lama, tidak ada seekor pun yang berhasil terjaring. Mereka lalu pindah ke lokas...

avatar
Sri sumarni
Gambar Entri
Lyabuyl
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Tengah

Lyabuyl adalah salah satu makanan khas dari Kabupaten Buol yang sudah dikenal sejak dahulu. Makanan ini termaksud dalam katagori makanan berat karena berbahan dari sagu dan ikan/sayuran dan bisa dikonsumsi sebagai pengganti nasi. Kata lyabuy sendiri secara harfiah dapat diartikan menyatu/saling menarik/saling mengikat. Nama ini sendiri dikarenakan, makanan ini terdiri dari beberapa lapisan yg akan menjadi satu bila sudah masak.

avatar
Widra
Gambar Entri
Ambal
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Tengah

Kuliner ini sangat unik karena berbahan dasar sagu dan di campur dengan ikan segar yang sudah di bersihkan kemudian diproses dengan membakarnya di tungku dalam wadah khusus yang terbuat dari tanah liat. Sagu yang digunakan harus kering untuk hasil yang lebih baik. Sagu dicampur kelapa parut. Kemudian ikan segar yang sudah dicuci, dilumuri air jeruk nipis dan ditambahkan bumbu rempahnya seperti bawang, jahe, lengkuas, kunyit dan daun kemangi. Makanan Ambal ini biasanya di sebut oleh masyarakat di Buol dengan sebutan Pizza-nya orang Buol, karena bentuknya yang bundar menyerupai Pizza. https://twitter.com/yakubudaya

avatar
Widra
Gambar Entri
Inuyu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Tengah

Inuyu adalah salah satu makanan khas orang Poso, yang juga dikenal dengan nama nasi bambu atau nasi jaha, Sahabat. Inuyu terbuat dari beras ketan yang diolah dengan air santan kelapa dan untuk menambah cita rasa biasanya ditambahkan tumisan bawang dan bumbu rempah tertentu.

avatar
Widra
Gambar Entri
Onyop
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Tengah

Onyop adalah makanan dari Luwuk Banggai, Sulawesi Tengah, yang sekilas terlihat seperti Papeda dari Papua dan Sinonggi dari Sulawesi Tenggara.

avatar
Widra
Gambar Entri
Mandura
Ritual Ritual
Sulawesi Tengah

Mandura merupakan tradisi masyarakat Kampung Baru, Kota Palu, yang sudah secara turun temurun dilaksanakan. Tradisi ini biasanya dilaksanakan sepekan setelah 1 Syawal. Mandura sendiri merupakan makanan khas suku kaili yang terbuat dari beras ketan dengan tiga warna yaitu hitam, putih dan merah, dibungkus daun pisang, kemudian dimasak. Dalam tradisi ini, masyarakat akan menyiapkan ratusan mandura untuk disusun membentuk piramida. Selain itu juga diberi tandu untuk dapat diangkat dan diarak. Mandura yang sudah disusun membentuk piramida itu kemudian diarak beramai-ramai. https://twitter.com/yakubudaya

avatar
Widra