1
309 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Pisang gapit dengan kuah gula
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Barat

Bahan-bahan: 10 Biji Pisang Sanggar 500 Gram Gula Merah Mandar 750 ml Air 200 ml Santan Kemasan 1/2 sdt Garam 50 Gram Tepung Maizena (larutkan dengan air) secukupnya Mentega (untuk memasak pisang) Keju (untuk taburan) Cara membuat: Larutkan gula merah dengan air, setelah larut masukkan santan kemudian aduk hinggah rata. Tambahkan garam, aduk kembali agar garam tercampur rata. Masukkan tepung maizena yang sudah dilarutkan, aduk hingga mengental. Siapkan teplon, masukkan Mentega panaskan hinggan cair, masukkan pisang yang sudah dipipihkan, masak kedua bagian hingga berubah warna. Letakkan pisang di piring, siram dengan kuah gula merah, taburi dengan keju, siap dimakan

avatar
Widra
Gambar Entri
Resep Rendang Ayam
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Barat

Resep Rendang Ayam Ayam segar 1 kg, bersihkan, potong menjadi beberapa bagian, cuci Kentang 15 Santan kental 500 m Santan encer 1 ¼ lt Sangrai Parutan buah kelapa 100 gr 12 siung bawang merah 70 gram cabai merah 110 gram cabai merah kering 4 siung bawang putih 2 pcs serai 5 lembar daun jeruk 2 pcs asam kandis 2 pcs daun kunyit 2 sdt ketumbar 2 cm jahe 3 cm kunyit 1 sdt gula merah 3 cm lengkuas ½ sdt merica Garam secukupnya Berikut Ini Adalah Cara Memasak Rendang Ayam : Haluskan dulu bumbu hingga benar-benar halus yaitu cabai merah, lengkuas, cabai kriting, bawang putih, bawang merah, kunyit, jahe, gula merah, ketumbar, dan garam. Tumislah bumbu yang sudah dihaluskan, masak hingga matang dan benar-benar tercium bau wangi. Sambil aduk dengan bumbu yang lainnya masukan santan yang encer terus aduk hingga tercampur secara merata. Tambahkan asam kandis, daun kunyit, serai, daun jeruk, aduk kembali hingga...

avatar
Iandminol
Gambar Entri
Legenda Samba Paria
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sulawesi Barat

Alkisah, Di daerah Mandar, Sulawesi Barat, hidup seorang gadis cantik jelita bersama seorang adiknya yang masih berumur sepuluh tahun. Kedua kakak beradik itu adalah yatim piatu. Mereka hidup rukun dan saling menyayangi. Mereka tinggal di sebuah rumah panggung peninggalan orang tua mereka yang berada di tengah hutan belantara, jauh dari permukiman penduduk. Dari kejauhan, rumah mereka hampir tidak kelihatan, karena selain tertutupi pepohonan rindang di sekitarnya, juga diselubungi oleh tanaman paria (pare) yang menjalar mulai dari tiang, tangga, dinding, hingga ke atap rumahnya. Itulah sebabnya, gadis cantik itu dipanggil “Samba` Paria”, yang berarti perempuan yang rumahnya diselubungi tanaman paria. Pada suatu hari, Samba` Paria bersama adiknya sedang asyik menyantap makanan jepa[1] di dalam rumah. Tanpa disengaja, ketika sang Adik akan memasukkan jepa ke dalam mulutnya, tiba-tiba terlepas dari tangannya dan langsung jatuh ke tanah. Mereka membiarkan jepa itu di tanah, karena kotor...

avatar
Sri sumarni
Gambar Entri
CERITA RAKYAT TENTANG ASAL USUL SUMARORONG
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sulawesi Barat

Sumarorong, adalah nama kampung dan sungai yang ada di Kabupaten Mamasa, Propinsi Sulawesi Barat . Arti nama Sumarorong berasal dari lima alasan yang ada di dalam dua cerita rakyat Sulawesi Barat penamaan Sumarorong. Yaitu dari dua kata suma dan rorong. Suma dari kata sumarro. Rorong dari kata makarorrong. Sumarro ‘mengeluh’, ‘meratap’ atau ‘menangis’. Makarorrong, ‘mengenang’ atau ‘merindu’. Mengapa ‘menangis-merindu’ ? Episode Pertama : Di zaman dahulu, berangkatlah Parinding Bassi bersama para pengawalnya dari Kampung Peonan (masuk dalam Kec.Pana sekarang, Kab.Mamasa) menuju daerah Nosu. Di daerah yang sekarang bernama Sumarorong, dipilih bertempat tinggal di salah satu bukit dari tiga bukit yang saling bersambungan yaitu Bukit Tondok Tallu. Tempat tinggi dipilih untuk memudahkan pengamatan terhadap binatang buruan. Suatu hari Parinding Bassi bersama pengawalnya pergi berburu. Mereka tiba di muara ketiga sungai yaitu Sungai Baneaq, sungai yang kini bernama Sungai Sumarorong dan Sun...

avatar
Sri sumarni
Gambar Entri
Asal Muasal Tari Patuddu
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sulawesi Barat

Sulawesi Barat atau disingkat Sul-Bar termasuk provinsi yang masih tergolong baru di Pulau Sulawesi, Indonesia. Provinsi yang dibentuk pada tanggal 5 Oktober ini sebagian besar dihuni oleh suku Mandar (49,15%) dibanding dengan suku-bangsa lainnya seperti Toraja (13,95%), Bugis (10,79%), Jawa (5,38%), Makassar (1,59%) dan lainnya (19,15%). Maka tidak heran jika adat dan tradisi suku Mandar lebih berkembang di daerah ini. Salah satu tradisi orang Mandar yang sangat terkenal adalah tradisi penjemputan tamu-tamu kehormatan baik dari dalam maupun luar negeri. Penyambutan tamu kehormatan tersebut sedikit berbeda dari daerah lainnya. Para tamu kehormatan tidak hanya disambut dengan pagar ayu atau pengalungan bunga, tetapi juga dengan Tari Patuddu. Zaman sekarang, tarian ini biasanya dimainkan oleh anak-anak Sekolah Dasar (SD) dengan menggunakan alat tombak dan perisai yang kemudian diiringi irama gendang. Oleh karena itu, Tari Patuddu yang memperagakan tombak dan perisai ini disebut juga tar...

avatar
Sri sumarni
Gambar Entri
Si Cantik Samba Pari dari Tanah Mandar
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sulawesi Barat

Pada zaman dahulu di pesisir Mandar, berdiri sebuah kerajaan yang kaya raya karena hasil bumi yang melimpah. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang raja yang zalim dan sewenang-wenang. Sehingga kekayaan alam tersebut hanya melimpah kepadanya serta kerabat sang raja. Sementara masyarakatnya makin hari semakin terpuruk karena hidup miskin. Mereka tak bisa menikmati hasil buminya lantaran didera pajak yang tinggi oleh sang raja. Kebengisan sang raja semakin lengkap sebab dia juga dikenal suka mengambil paksa perempuan muda untuk dijadikan sebagai permaisuri. Padahal dia telah memiliki tiga belas permaisuri. Akibatnya gadis-gadis lebih banyak mengurung diri di dalam rumah, takut suatu saat diculik oleh sang raja. Rakyat yang jenuh dengan kezaliman raja berusaha melakukan perlawanan. Namun, semua itu sia-sia. Sang raja dikenal sakti. Ia juga dikelilingi prajurit-prajurit yang tangkas dan langsung berhasil menggulung setiap upaya pemberontakan. Akhirnya banyak masyarakat yang lari menggunak...

avatar
Sri sumarni
Gambar Entri
Paummisang, kakek pemakan tebu dari tinambung
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sulawesi Barat

PADA zaman dahulu di daerah Tinambung Mandar, Sulawesi Barat, hidup seorang kakek sebatang kara di sebuah rumah sederhana di tengah-tengah kebunnya. Saban hari si kakek menghabiskan waktu untuk menanam sayur-sayuran, umbi-umbian, jagung, tebu, dan kelapa. Karena keuletan dan ketelitian dalam merawat tanamannya, sehingga hasilnya pun cukup melimpah. Kakek itu memiliki hobby yang aneh. Hampir tiap hari dia minum air tebu tanpa lebih dulu memerasnya. Ia memilih langsung mengigiti batang tebu yang telah dikupas kulitnya. Kemudian mengunyahnya hingga tinggal ampas. Kemudian ampas tebu tersebut ia kumpulkan di ruang tengah rumahnya. Sehingga menggunung di dalam rumahnya. Akibat kebiasaan tersebut, orang kampung memanggilnya Kanne Paummisang, yang artinya dalam bahasa Mandar, Sulbar, kakek yang suka menumpuk ampas tebu di rumahnya. Di mata penduduk, Kanne Paummisang dikenal sebagai orang yang ramah, baik hati, dan dermawan. Hasil kebunnya yang melimpah tak pernah dinikmati sendiri, mel...

avatar
Sri sumarni
Gambar Entri
To dilaling, anak raja yang terbuang
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sulawesi Barat

DI BUKIT Napo, Sulawesi Barat berdiri sebuah kerajaan yang sangat makmur. Namanya Kerajaan Balanipa. Kerajaan Balanipa ini berada di daerah yang subur. Hasil kekayaan alamnya melimpah dan dapat menambah penghasilan rakyatnya. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang yang yang sangat bijaksana dan adil. Kekayaan alam yang diperoleh dibagikan dengan rata, sehingga rakyat pun hidup makmur. Namun di balik sisi baik tersebut, sang raja memiliki nafsu berkuasa yang sangat besar. Sudah tiga puluh tahun lamanya Raja Balanipa menjalankan roda pemerintahannya. Selama itu pula dua tidak pernah mau turun dari tahtanya. Bahkan, ia menolak mewariskan jabatan raja kepada anak laki-lakinya. Padahal dia punya dua anak laki-laki. Bukan, Raja Balanipa memerintahkan patihnya untuk membuang kedua buah hatinya tersebut ke negeri seberang. Sebab dia cemas, kalau saja sang anak belakangan merebut kekuasaannya. Peristiwa itu membuat permaisuri takut bila hamil lagi. Namun apa hendak dikata, beberapa bulan s...

avatar
Sri sumarni
Gambar Entri
Kisah di balik bahasa koneq-koneqe, pengaruh Bugis di tanah mandar
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sulawesi Barat

Polewali Mandar, Sulbarkita.com--Nama bahasa ini sekilas terdengar menarik: koneq-koneqe. Walau banyak dipakai warga di sekitar Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar, sejatinya bahasa ini bukan asli Mandar. Melainkan, dipengaruhi oleh Suku Bugis yang banyak tinggal di wilayah itu, dan ini berkaitan dengan sejarah panjang masa lalu di masa Kerajaan. Seperti apa kisahnya? Ahli sejarah Mandar, Darmawan Mas’ud, seperti dikutip dari kompadansamandar.or.id menjelaskan, dulunya ada kampung bernama Cempalagi, yang kebanyakan penduduknya adalah orang Bugis. Cempalagi adalah nama gunung di pesisir teluk Bone, Sulawesi Selatan. Tepatnya di Desa Mallari, Kecamatan Awangpone, sekitar 14 km. Suatu hari, terjadi perebutan kekuasaan antara kakak-beradik yang mengincar tahta raja. Sang kakak yang dikenal tinggi hati, konon tak terima karena warga cenderung mendukung si adik yang dikenal baik hatinya. Ia bahkan berniat membunuh adik kandungnya sendiri. Tensi menegang, hingga akhirnya s...

avatar
Sri sumarni