1
696 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Kisah Manusia Ibu Padi Dalam Tradisi Nida
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Nusa Tenggara Timur

PERS WARISAN BUDAYA NUSANTARA – REDAKSI NTT Oleh : Aurelius Do’o – Mengenang Pesan Ayahanda Tercinta, Alm. Fransiskus Lando. Nida adalah Nama dari sebuah Suku besar yang hidup dalam Wilayah Kecamatan Detukeli, di Kabupaten Ende, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kilas rangkuman ini membatasi penguraian tulisan tentang apa dan siapa itu Nida. Ini hanya menukik sebuah kisah. Manusia Menjelma Menjadi Padi dalam Tradisi Kepercayaan Adat Budaya Nida yang hidup di Pulau Flores sampai saat ini dan selama-lama nya. Tulisan ini dimuat sebagai rangkuman wawancara tunggal nara sumber salah satu Tokoh Adat Nida, Fransiskus Lando, guna diteruskan kepada segenap generasi, untuk Poestaka Baca Budaya – Bagi satu generasi ke generasi lain. Semasa hidup, Franssiskus Lando mengungkapkan, rangkuman INE PARE NIDA dalam perjalanan penggalian oleh dirinya selaku generasi adat, mulai serius digarap sejak Tahun 1963. Sejumlah Tokoh Adat dan beberapa Mosalaki Besar di wilayah Lio Utara diak...

avatar
Sri sumarni
Gambar Entri
Mitos S.Ross Tentang Asal-Usul Nua Ende
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Nusa Tenggara Timur

Mitos lahirnya Nua Ende dapat ditelusur melalui unsur pra sejarah yang dapat dijadikan sumber penelitian. Dongeng-dongeng yang diteliti ini adalah kutipan dari karangan S.Roos “ Iets Over Ende “ dan karangan Van Suchtelen tentang onderafdeling Ende. Walaupun cerita ini tidak terperinci namun setidaknya dapat menjadi gambaran awal untuk mengkaji asal-usul orang Nua Ende di Flores, NTT. Diceritakan tahun 1872, kira-kira sepuluh turunan lalu, sudah turun dua orang dari langit yang bernama Ambu Roru (lelaki) dan Ambu Mo` do (wanita). Mereka kemudian kawin dan mendapat lima anak, tiga wanita dan dua lelaki. Satu wanita menghilang tanpa kembali lagi sementara empat anak yang lain melanjutkan turunan Ambu Roru dan Ambu Mo`do di Ende. Pada suatu hari, para nelayan asing yakni Borokanda, Rako Madange dan Keto Kuwa bersampan dari Pulau Ende ke Pulau Besar karena untuk menangkap ikan. Mereka mendapat banyak ikan yang separuhnya mereka makan ditempat dan yang sisanya akan dibawa ke rum...

avatar
Sri sumarni
Gambar Entri
Rangku Alu
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Nusa Tenggara Timur

Permainan Rangku Alu merupakan salah satu dari banyaknya permainan tradisional yang ada di Indonesia. Permainan Rangku Alu ini adalah permainan tradisional yang berasal dari Nusa Tenggara Timur atau NTT. Masyarakat Manggarai dahulu memainkan permainan ini untuk merayakan hasil panen baik perkebunan maupun pertanian yang merupakan sebuah bentuk rasa syukur (Ajim, 2016). Permainan ini tidak hanya dimainkan oleh anak-anak saja namun juga segala kalangan usia. Permainan Rangku Alu ialah bentuk permainan yang sudah diwariskan secara turun temurun dan sudah ada sejak zaman dahulu, permainan ini dapat mengasah kemampuan otak agar dapat berkonsentrasi dengan baik, mengatur strategi dan kelincahan, meningkatkan sikap sportivitas, dan melatih ketangkasan jasmani. Alat yang dibutuhkan untuk memainkan permainan Rangku Alu ini sangatlah sederhana yaitu hanya membutuhkan 4 buah bambu dengan panjang kurang lebih 2 meter. Cara bermain permainan Rangku Alu ialah sebagai berikut : Permainan mem...

avatar
Rizki Romadona
Gambar Entri
Buntianak atau Kuturui
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Nusa Tenggara Timur

Ternyata Kuntilanak tidak hanya terkenal di Pulau Jawa saja, Kuntilanak juga ada di luar Pulau Jawa, yaitu di NTT (Nusa Tenggara Timur) tepatnya di Kota Kupang, namun berbeda nama. Jika di tanah Jawa disebut Kuntilanak, di Kupang disebut Buntianak atau Kuturui. Menurut mitos di Kupang, Buntianak ada jika ada ibu hamil yang meninggal. Jadi sang Ibu belum melahirkan anaknya, biasanya untuk mencegah munculnya Buntianak, sebelum makam ibu hamil itu ditutup, diberilah sebuah telur yang diletakkan di ketiak mayat. Hal ini dipercaya untuk mencegah mayat menjadi Buntianak, karena jika ada telur yang diletakkan di sana, bisa membuat Buntianak takut untuk terbang dan menakut-nakuti orang, jika Ia terbang maka telur itu akan pecah. Berdasarkan kepercayaan dan tradisi masyarakat Jawa, Kuntilanak tidak akan mengganggu wanita hamil bila wanita tersebut selalu membawa paku, pisau, dan gunting bila bepergian ke mana saja. Hal ini menyebabkan seringnya ditemui kebiasaan meletakkan gunting, jarum, atau...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Likurai
Tarian Tarian
Nusa Tenggara Timur

Tari Likurai Tari Likurai merupakan tarian tradisonal Masyarakat Kabupaten Belu dan Kabupaten Malaka Tari likurai digunakan sebagai simbol penghormatan kepada tamu Negara atau Turis yang datang ke Belu dan Malaka atau menyambut para pejuang yang pulang dari medan peperangan. Tari Likurai biasa dilaksanakan pada saat panen raya sebagai wujud rasa syukur. Penari harus menggunakan kain tenun ikat khas Kabupaten Belu dan Malaka dengan membunyikan alat musik sejenis kendang. Yang terdaftar resmi sebagai Warisan Budaya Takbenda adalah "Tarian Likurai", bukan "Tari Likurai".Tahun 2017 menjadi tahun perdana diadakan tarian likurai masal dengan peserta 6500 penari dan dihadiri Kementerian Dalam Negeri, bahkan peserta penari ada yang berasal dari Negara Timor Leste. Untuk bisa mengetahui lebih lengkap tentang Tari Likurai bapak/ibu saudara/i dapat mengakses pada skripsi yang ditulis oleh saudara Fideli Pakalis Klau mahasiswa Universitas Sanata Dharma Tahun 2020 dengan judu...

avatar
Oktovianus Mau
Gambar Entri
Tari Tebe
Tarian Tarian
Nusa Tenggara Timur

Tari Tebe Dalam Wikipedia : Tari Tebe adalah suatu tarian masyarakat Belu dan Malaka yang merupakan luapan kegembiraan atas keberhasilan atau kemenangan dimana para pria dan wanita bergandengan tangan sambil bernyanyi bersahut-sahutan melantunkan syair dan pantun (kananuk) yang berisikan puji-pujian, kritikan atau permohonan, sambil menghentakan kaki sesuai irama lagunya. Tarian ini dilakukan oleh penari pria dan wanita, dengan penari wanita membentuk lingkaran luar dan pria membentuk lingkaran dalam. Namun peraturan mengenai posisi pria dan wanita ini tidak mutlak. Pada acara-acara kecil, penari pria dan penari wanita bisa saling bergandengan tangan dalam satu lingkaran.SejarahPada zaman dahulu, tarian ini dilaksanakan masyarakat petani Tasifeto yang berbahasa Tetun, di seluruh wilayah Kerajaan Besar Fialaran, untuk menginjak padi. Tarian injak padi dimulai dengan berbalasan pantun/kore kananuk sambil menggerakkan kaki/menendang, dilakukan semalam suntuk dan biasanya selama 3 atau...

avatar
Oktovianus Mau
Gambar Entri
Benteng Ranu Hitu (Benteng Tujuh Lapis)
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Nusa Tenggara Timur

Benteng Ranu Hitu (Benteng Tujuh Lapis) Benteng Ranu Hitu (Benteng Tujuh Lapis) merupakan sebuah benteng tua yang terletak di desa Dirun Kecamatan Lamaknen Kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur pada titik koordinat 51 L729239, 8992108 UTM (Pintu masuk) dan ketinggian 1.200 MDPL. Benteng ini bernama Benteng Ranu Hitu atau yang biasa dikenal orang-orang lokal sebagai Benteng Lapis 7, karena berada di atas bukit Makes maka benteng ini juga sering disebut dengan Benteng Makes. Benteng ini adalah benteng utama Kerajaan Dirun pada waktu itu, benteng perang tradisional di pedalaman yang pada saat itu di Timor masih sering terjadi perang antar suku. Menurut cerita masyarakat setempat Benteng Ranu Hitu/Makes sudah ada sebelum penguasaan Portugis dan beberapa kali berpindah tangan sampai akhirnya dijaga oleh 3 pahlawan lokal dai 3 suku lokal yaitu suku Loos, suku Sri Gatal, dan suku Monesogo. Benteng ini dulu merupakan tempat para pahlawan, atau yang biasa disebut Meo. Di benteng ini biasanya me...

avatar
Oktovianus Mau
Gambar Entri
Tais Belu
Motif Kain Motif Kain
Nusa Tenggara Timur

Tais Belu Kain atau Tais dalam bahasa Tetun (Bahasa Daerah Belu, Nusa Tenggara Timur) memiliki filosofi tersendiri, bagi masyarakat NTT Kain atau Tais melambangkan simbol identitas, tempat dan pangkat, dari bentuk tais yang digunakan. Beragam motif dan warna dibuat dengan teknik tenun tradisional yang unik.Warna tenun mempunyai arti tersendiri, seperti hitam melambangkan malam, arah utara, dan lambang untuk kaum wanita yang disebut Tais Feto. Para wanita menggunakan kain ini dengan cara diikatkan pada dada. Bentuknya seperti sarung dengan ukuran sekitar 2 meter.Sedangkan warna merah melambangkan siang, arah selatan dan lambang kaum pria yang biasa disebut Tais Mane. Kain yang dipakai para pria ini diikatkan pada pinggang dan berbentuk seperti selimut dengan ukuran 3 meter.Motif pada Tais Belu umumnya abstrak dan kecil. Para pria biasanya memakai tenun bermotif vertikal yang mengandung makna tanggung jawab para laki-laki kepada keluarganya. Biasanya tenun ini dipakai masyarakat Belu...

avatar
Oktovianus Mau
Gambar Entri
Budaya dan Arsitektur Takpala
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Nusa Tenggara Timur

Masyarakat Alor memiliki warisan budaya yang kaya, salah satunya tercermin dalam arsitektur rumah adat Takpala. Rumah adat ini memiliki atap yang mengerucut seperti segitiga, mencirikan keunikan khas Pulau Alor. Rumah Takpala sering digunakan sebagai tempat berkumpul bagi masyarakat setempat, memperkuat hubungan sosial dan budaya di antara mereka. Pulau Alor sendiri merupakan kawasan dengan sumber daya arkeologi yang kaya, terutama dari masa prasejarah, termasuk tinggalan seperti misba, menhir, rumah adat, dan moko, yang semuanya memiliki nilai historis yang penting untuk dilestarikan. Kampung adat Takpala berada di Kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kampung tradisional ini terdiri dari 16 kepala keluarga, yang mencakup laki-laki, perempuan, anak-anak, dan lansia. Kampung ini merupakan tempat tinggal leluhur suku di Kabupaten Alor, dengan beberapa keluarga masih memilih untuk tinggal di kampung ini, sementara lainnya memilih tinggal di luar kamp...

avatar
Petrusmau