Di sebelah selatan Pulau Halmahera ada sebuah pulau yang dahulunya merupakan daerah kekuasaan Kesultanan Bacan. Pulau itu adalah Pulau Obi. Di zaman penjajahan Belanda, pulau ini dijual oleh Sultan Bacan kepada Pemerintah Belanda. Di depan Pulau Obi ada sebuah pulau kecil yang memanjang. Masyarakat setempat menamainya dengan Pulau Bisa. Pulau Bisa merupakan gerbang keluarmasuk ke Pulau Obi dari arah utara. Dahulu, Pulau Bisa tidak berpenghuni. Pulau ini hanya dibuat sebagai lahan perkebunan oleh masyarakat yang berada di sekitar Pulau Obi. Di Pulau Sulawesi, tepatnya di bagian Tenggara, ada sebuah kesultanan yang dikenal dengan Kesultanan Buton. Kesultanan Buton ada ikatan persaudaraan dengan Kesultanan Temate, salah satu kerajaan di Maloko Kie Raha. Sultan Temate pemah mempersunting salah seorang putri dari Kesultanan Buton. Orang-orang Buton sangat gemar melakukan pelayaran dengan kapal laut. Mereka adalah para pel aut yang ulung dan tangguh. Dalam melakukan pelayaran, tid...
Tari Mane'e adalah tarian tradisional yang berasal dari Maluku Utara atau tepatnya berasal dari Talaud. Tarian ini diangkat dari salah satu tradisi masyarakat Talaud dalam menangkap ikan, yaitu sebuah tradisi menangkap ikan secara bersama-sama. Kata mane’e berasal dari kata ”See yang artinya Ya” atau setuju/sepakat, sehingga kata Mane’e diartikan ” Penangkapan ikan secara tradisional melalui masyarakat yang bermusyawarah dan bermufakat untuk menangkap ikan secara bersama – sama. Tradisi ini muncul sekitar abad ke 12 di lingkungan masyarakat kepulauan ”Nanusa”, yang sampai sekarang ini masih dilaksanakan bahkan telah menjadi agenda tetap prosesi Mane’e di Kabupaten Talaud. Tari Mane'e dilakukan dengan menampilkan 10 tema tarian yaitu : Mengotom Para artinya bermohon kepada Tuhan agar memperoleh hasil yang banyak Matuda Sammy artinya menuju tempat penangkapan ikan Manabbi&rs...
Indonesia kaya akan seni dan kebudayaan, termasuk senjata tradisional. Seperti di Maluku mempunyai beragam senjata tradisional, salah satunya merupakan Parang Salawaku. Parang Salawaku yakni sepasang senjata tradisional yang terdiri dari Parang (pisau tidak pendek) dan Salawaku (perisai). Pada masa kemudian senjata ini digunakan untuk berperang. Selain itu Parang Salawaku juga sering kita jumpai pada lambang pemerintah Kota Ambon. Bagi masyarakat setempat Parang dan Salawaku adalah simbol kemerdekan rakyat. Parang dan Salawaku mempunyai arti tersendiri. Parang berarti pisau gede biasanya memiliki ukuran yang tidak jauh lebih gede dari pisau dan lebih pendek dari pedang. Sawalaku sendiri mempunyai arti perisai. Perisai adalah alat yang dipergunakan untuk melindungi diri dan untuk menangkis serangan senjata lawan. Parang bertindak sebagai senjata. Invasi terhadap lawan dilakukan oleh hal ini digunakan sebagai senjata untuk. Sedangkan Salawaku digunakan sebagai perisa...
Di pusat Kota Sanana Kabupaten Kepulauan Sula Propinsi Maluku Utara pada koordinat UTM X 0831538 dan Y 9772498, terdapat sebuah benteng peninggalan Belanda dengan nama De Verwachting. Dari sebuah catatan diketahui bahwa pada tahun 1623 masyarakat Ternate membangun sebuah benteng kecil yang diberi nama Het Klaverblad di kepulauan Sula. Dalam catatan lain bertanggal 24 Desember 1736 disebutkan bahwa pada masa pemerintahan Iskandar Zoelkarnaen Benteng Het Klaverblad diperbaharui dan kemudian diberi nama De Verwachting. Benteng ini sudah pernah dipugar melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Maluku Utara pada tahun 2007. Namun beberapa bagian benteng kembali mengalami kerusakan dan perlu segera dipugar. Balai Pelestarian Cagar Budaya Ternate menindaklanjutinya dengan melakukan Studi Teknis pada tanggal 5 – 12 Mei 2013 untuk mengumpulkan data teknis; arsitektural, struktural dan keterawatan benteng sebagai acuan dalan menetapkan prioritas, langkah kerja, dan metode pel...
Juk/ Leku Boko adalah alat musik tradisional dari Maluku Utara yang terbuat dari kayu. Juk atau leku boko adalah alat musik petik sejenis gitar. Pada awalnya, senar juk dibuat dari usus kuskus atau kucing hutan.namun saat ini senar juk telah menggunakan empat utas senar dari plastik. Leku boko dimainkan bersama dengan heo (biola bersenar empat). Leku boko berperan sebagai pemberi harmoni, sedangkan heo berperan sebagai pembawa melodi. Selain digunakan pada pertunjukan seni musik bambu hitada, alat musik tradisional dari Maluku Utara ini juga digunakan untuk memeriahkan pesta adat, sebagai musik pengiring tarian, lagu-lagu daerah dan pantun. Sumber : http://www.tradisikita.my.id/2016/07/3-alat-musik-tradisional-maluku-utara.html
Nahar Ilaa merupakan tarian pengikat persahabatan pada waktu "panas Pela" kesepakatan daerah untuk membangun. Tarian ini juga digunakan untuk acara adat dan penyambutan para tamu agung. Sumber : https://haurgeulis.com/tarian-daerah/#Tari Nahar Ilaa 8211 Maluku_Utara https://books.google.co.id/books?id=D6hBDwAAQBAJ&pg=PA106&lpg=PA106&dq=Nahar+Ilaa&source=bl&ots=30Zh39ATbW&sig=2DeP0hM-i3vJAYJrxcUiYVSUJvQ&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwim-7XbxOLfAhULTn0KHbF2BGk4ChDoATACegQICBAB#v=onepage&q=Nahar%20Ilaa&f=false
Cakalele adalah tarian perang tradisional Maluku yang digunakan untuk menyambut tamu ataupun dalam perayaan adat. Biasanya, tarian ini dibawakan oleh 30 pria namun ada juga beberapa penari wanita sebagai penari pendukung. Tari Cakalele merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di Maluku Utara dan sering ditampilkan di berbagai acara adat maupun hiburan. Selain itu tarian ini juga sering ditampilkan di berbagai acara budaya serta promosi pariwisata baik tingkat daerah, nasional, bahkan internasional. Sejarah Tari Cakalele Menurut beberapa sumber sejarah yang ada, Tari Cakalele ini dulunya berasal dari tradisi masyarakat Maluku Utara. Pada saat itu tarian ini dilakukan sebagai tarian perang para prajurit sebelum menuju medan perang maupun sepulang dari medan perang. Selain itu tarian ini juga menjadi sering dijadikan sebagai bagian dari upacara adat masyarkat di sana. Tari calale ini kemudian meluas ke daerah - daerah sekitar, karena pengaruh kerajaan pada saat...
Berikut ini makanan khas dari Pulau Murotoi antara lain sebagai berikut : Popeda Rasanya makanan yang satu sangat enak dan banyak disukai oleh para Taveler. Akan tetapi, sebagian orang belum banyak yang mengetahuinya. Popeda ini merupakan makanan khas Morotai yang dibuat dari sagu. Akan tetapi ada juga yang terbuat dari singkong yang diparut atau tepung Tapioka. Untuk mencicipi makanan ini biasanya dimakan bersama dengan kuah ikan supaya tidak lengket. Selain itu ada juga mencicipinya dengan pisang, kelapa dan sambal kacang. Nasi Jaha Tidak setiap hari masyarakat Morotai ini makan sagu. Pada saat lebaran dan idul adha, masyarakat Morotai ini membuat makanan yang dibuat dari beras, yang biasanya disebut sebagai nasi Jaha. Berbeda juga dengan nasi umumnya, nasi Jaha ini dibuat dari beras dan santan kelapa yang dimasukkan kedalam bambu setelah itu dibakar. Nasi Jaha ini biasanya dijadikan sarapan oleh masyarakat Morotai. Gohu Ikan Makanan ini sangat popular di Morotai. Go...
Pembakaran obor atau ela-Ela telah menjadi kegiatan rutin tersebut ditampilkan ritual penyambutan malam lailatulkadar. Diawali dengan pembacaan doa di Kedaton Kesultanan Ternate selesai pelaksanaan shalat tarawih di Masjid Kesultanan Ternate. Dalam tradisi ela-ela itu, diisi menggunakan 10 batang pisang, yang merupakan simbol dari 10 objek pemajuan kebudayaan, yang di antaranya permainan rakyat, sastra lisan, hingga adat istiadat. Oleh karena itu, ia meminta semua pihak berkreasi, mencari cara terbaik untuk tetap melestarikan tradisi tersebut. Sehingga bisa dikenal oleh masyarakat luas dan menjadi satu-satunya kekhasan masyarakat Ternate dalam menyambut malam lailatulkadar. Dalam kegiatan itu, pemkot setempat menggelar lomba tradisi malam ela-ela yang diikuti sebagian besar kelurahan yang tersebar di Kota Ternate dengan menyiapkan berbagai obor dan meriam bambu. sumber: https://www.liputan6.com/regional/read/3981889/ela-ela-tradisi-menyambut-malam-lailatulkadar-di-ternate