Keragaman Budaya yang dimiliki oleh Suku Bangsa di Indonesia banyak mengandung nilai budaya yang positif dan masih relevan pada masa kini, oleh sebab itu perlu diinformasikan dan disebarluaskan ke berbagai kalangan dalam rangka memperkokoh jati diri bangsa. lnformasi budaya yang akan disebarluaskan dimaksud adalah buklet berisi tentang "Masohi Ambon"yang merupakan salah satu sistem gotong royong masyarakat Ambon. Sumber: http://repositori.kemdikbud.go.id/10694/
Wilayah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kondisi alam berbeda antara satu bagian Wilayah dengan bagian wilayah yang lain. Sekitar 500-an kelompok etnik mendiami wilayah negara Indonesia ini. Masing-masing kelompok etnik tersebut memiliki latar budaya dan lingkungan permukiman yang berbeda-beda pula. Setiap kelompok etnik mengembangkan budayanya sesuai dengan pemahaman terhadap lingkungan masing-masing dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup dan mengembangkan kehidupannya. Sumber: http://repositori.kemdikbud.go.id/10644/
Bahan-bahan 5 lebih 100 gr tempe secukupnya Jamur kancing 4 butir telur ayam 2 batang daun bawang, iris 3 siung bawang putih, haluskan secukupnya Garam secukupnya Kaldu jamur non msg Minyak goreng secukupnya untuk menumis Bahan sambel dabu dabu 1 ons cabe rawit 6 buah cabe keriting 10 butir bawang merah 1 buah tomat 1/2 buah jeruk nipis...
Bahan-bahan 2 batang tempe 1 ikat kemangi 1 buah serai 1 ruas lengkuas 2 lembar daun salam Bumbu halus: 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 4 siung bawang merah 4 siung bawang putih secukupnya Cabe merah Minyak untuk menumis secukupnya Air secukupnya Garam Langkah ...
Bahan : 100 gram sagu basah (bukan tepung sagu) 50 gram kelapa parut 50 gram gula merah sisir halus 30 gram tepung sagu atau boleh juga kanji Cara membuat : Aduk rata sagu basah, kanji, dan kelapa parut. Pipihkan di atas teflon dengan api kecil Setelah 1 sisi matang, balik, lalu tebarkan irisan gula merah, kemudian gulung dan padatkan. Angkat. Siap dihidangkan. https://cookpad.com/id/resep/262333-jepa-makanan-khas-sulawesimaluku SBITB-K20-Falih
Lirik lagu Goro-Goro Ne Goro gorone epa toka toka bia Loko sana loko mari loko lenso manari Kata nyong beta pinta sioh nona e manari Dengar donci a balagu sioh nona ender bahu Meski nona duduk jauh sioh beta panggil trus menyahut Lah lajulah lekas datang kemari Pura pura tidak tahu belum ditanya sudah mau Lah sebab nona suka sendiri
Tradisi ini sudah menjadi tradisi turun temurun sejak tahun 1646, yang dilaksanakan setiap tujuh hari setelah Lebaran. Dalam bahasa daerah Morella, masyarakat menyebutnya 'Palasa' atau 'Baku Pukul Manyapu' yang artinya saling memukul dengan sapu lidi. Pada pelaksanaannya, para peserta yang merupakan pemuda Morella dibagi dalam dua kelompok atau regu. Tiap regunya berjumlah minimal 10 orang dengan memakai celana pendek, bertelanjang dada, serta memakai pengikat kepala merah (kain berang). Kedua regu tersebut, saling berhadapan. Setiap orang memegang batang lidi 'enau' yang berukuran besar (lingkaran pangkal 0,5 cm dan bonggolnya selebar 3-5 cm). Kemudian mereka saling memukul tubuh lawannya hingga luka dan berdarah secara bergantian. Menariknya, meskipun tubuh para pemuda itu sudah terluka, tidak ada yang marah apalagi dendam. Sebab luka dan darah itu merupakan simbol perjuangan melawan penjajah. Alkisah, atraksi ini awalnya merupakan permainan anak-anak di Benteng Kapahaha, Morella....
Ritual kolano uci sabea adalah sebuah ritual wajib yang dilakukan oleh sultan dan masyarakat Ternate. Ritual kolano uci sabea yang bermakna turunnya sultan ke masjid untuk sholat dan berdoa. Ini adalah pesona religi yang menarik dan berbeda dengan kesultanan lainnya di Indonesia. karena dalam proses ini, sang sultan di tandu dan dikawal masyarakat adat Ternate dari kedaton menuju masjid sultan. Usai melaksanakan sholat teraweh, sultan akan kembali ke kedaton dengan ditandu seperti ketika keberangkatannya ke masjid. Di kedaton, sultan bersama permaisuri akan memanjatkan doa di ruangan khusus tepatnya diatas makam para leluhur. Usai berdoa, sultan dan permaisuri akan menerima rakyatnya untuk bertemu, bersalaman, bahkan mencium kaki sultan dan permaisuri sebagai tanda kesetiaan. Dalam satu tahun, ritual kolano suci sabea dilaksanakan empat kali. Malam qunut, malam lailatul qadar, serta pada hari raya idul fitri dan idul adha. sumber: https://www.asliindonesia.net/tradisi-dan-budaya-...
Ullath, kadang dieja sebagai Oelat,[5] Ulat, atau Ulath,[6] adalah salah satu dari 10 negeri yang termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Saparua Timur, Maluku Tengah, Maluku, Indonesia.[7] Sebelumnya, negeri ini termasuk dalam wilayah Kecamatan Saparua, hingga pada tahun 2015 Saparua Timur dimekarkan menjadi kecamatan sendiri berdasarkan Perda Maluku Tengah Nomor 11 Tahun 2015.[8] Berdasarkan data BPS, Ullath merupakan negeri pesisir dan secara pembangunan tergolong sebagai negeri swakarya.[9] Sebagai sebuah negeri, Ullath dipimpin oleh seorang raja yang menempati kedudukan bukan hanya sebagai kepala pemerintahan, melainkan pula sebagai kepala adat. Jabatan raja di Ullath dipangku oleh fam atau matarumah Nikijuluw selaku matarumah parentah.[10][11] Raja Ullath saat ini adalah Abraham William Nikijuluw. Etimologi Nama negeri yang sekarang mulai dipakai tatkala penduduk memilih turun gunung. Gubernur Arnold de Vlamingh van Oudshoorn yang menjabat selama periode 1650-1660 memerintahka...