Teppik pengkalan mandi Tinggaldo indai kanca Halokwi antak sinji Negham bandung pujama Induh kapan masani Gham dapok muloh tungga Kintu wat salah dighi Mahaf keti sai dija Reff. Mangkung tantu kapan masani Gham dapok muloh tungga Sangun sedih, kik tipubiti Pulipang jak pujama 2x Luhotku dipuaghi Sunyinni sai wat dija Kintu telibak dudi Singgah di gham dang lupa
Salah satu permainan yang cukup digemari oleh anak-anak perempuan di Desa Bojong adalah yeye. Permainan yeye tidak lain adalah permainan loncat tinggi. Alat yang digunakan dalam permainan tersebut adalah tali dengan untaian gelang karet. Panjang tali karet antara dua sampai dua setengah meter. Jumlah pemain yang terlibat dalam permainan ini, paling sedikit tiga orang. Semakin banyak pemain, semakin ramai dan menyenangkan. Dua dari mereka bertugas memegang kedua ujung tali. Sementara itu yang lainnya harus melompati tali yang terbentang nanti. Untuk melakukan permainan yeye diperlukan lahan yang cukup luas. Lahan yang tepat untuk itu adalah halaman rumah atau lapangan. Memainkan yeye, tentu memerlukan keterampilan tersendiri, khususnya tenaga yang memadai untuk melakukan lompatan. Semakin pandai pemain melewati tali tanpa bantuan raihan tangan, semakin besar kemungkinannya untuk memimpin permainan tersebut. pemain yang belum terampil akan menggunakan bantuan tangan unt...
Ingkling adalah nama permainan yang dilakukan pada kedua gambar di atas dengan cara meloncat menggunakan sebelah kaku dan berhenti dengan tumpuan kedua kak pada kota-kota tertentu. Permainan ingkling lebih digemari oleh anak perempuan. Mereka yang terlibat dalam permainan itu paling sedikit dua orang dan bisa lebih dari itu. Alat yang digunakan dalam permainan inkling adalah kapur dan gacuh. Kapur dipakai untuk membuat gambar yang akan menjadi tempat bermain. Gambar dibuat di atas tanah lapang atau di halaman rumah. Adapun gacuh adalah alat yang akan digunakan pada saat bermain ingkling. Gacuh terbuat dari pecahan genting berbentuk bulat dengan diameter 4-5 sentimeter, atau persegi dengan ukuran 4x5 atau 5x5 sentimeter. Cara bermain ingkling dimulai dengan mencari pemain pertama dan seterusnya. Kemudian semua gacuh pemain disimpan di kotak pertama. Pemain pertama harus melewati kotak pertama menuju kota berikutnya dengan sebelah kaki. Baru pada bentuk setengah...
Lain padang lain belalang lain lubuk lain ikannya, begitu pepatah mengutip. Di Bali, setiap perkantoran atau rumah yang disediakan gapura berbentuk pura. Nah, di Lampung beda dan unik karena setiap bangunan publik akan memajang mahkota siger . Apa itu mahkota siger? Ayo teruskan membaca jadi Kamu semakin sayang dan bangga pada budaya Nusantara. Mahkota siger adalah mahkota yang dikenakan pengantin perempuan Lampung. Mirip dengan yang ada di tanah Minang dimana disebut dengan nama suntiang. Perbedaanya pada siger memiliki jumlah tanduk atau pucuk kecil sebanyak 7 buah. Menurut foklor lokal maka 7 pucuk di mahkotanya berasal dari 7 gunung di Lampung yang menjadi tempat asal usul leluhur atau nenek moyang masyarakat Lampung. Lokasi awal itu membuat masyarakatnya membentuk kelompok masing-masing. Ada pula yang mengasumsikan asal usul mahkota yang diterima oleh Balaputra Dewa, Raja Sekala yang disebut Selopun adalah sebuah daerah di Lampung yang menjadi rumah situs Batu Brak bekas...
Pada zaman dahulu di pinggiran Sungai Musi terdapat sebuah kerajaan bernama Kerajaan Palembang. Kerajaan tersebut sangat subur, makmur dan tentram dengan penduduk yang cukup banyak. Kerajaan tersebut diperintah oleh Pangeran Riyo yang tidak hanya tampan tetapi juga gagah. Ia merupakan putra sulung Sultan Palembang. Sayangnya, hingga kini Pangeran Riyo belum memiliki permaisuri. Oleh karena itu, ia belum diberi gelar sultan hingga kedua orang tuanya mangkat. Sesungguhnya, sudah banyak gadis rupawan yang dikenalkan namun belum ada satu wanita yang berhasil memikat hati pangeran Riyo. Pangeran Riyo sendiri menginginkan calon permaisuri yang tidak hanya cantik tetapi juga memiliki budi pekerti yang baik pula. Ia berharap pendampingnya kelak mampu memberikan warna baru pada kerajaan sehingga derajat rakyatnya semakin meningkat dan disegani oleh kerajaan tetangga. Lalu, pada suatu siang yang cerah datanglah dua orang punakawan (prajurit) menghadap. “Ampun, Tuanku, kami berdua ingin me...