Ayam Gumerot Bandung (sumber: E-b ook Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)
Panon Nenun adalah Lagu Daerah Jawa Barat Panon hideung Pipi koneng Irung mancung Putri Bandung Putri saha Di mana bumina Abbi reseup Kaanjeunna Siang wengi Kaimpi-impi Hate Abdi Sara redih Teuemut dahar Teuemut nginum Emut kanu geulis Panon Hideung https://www.silontong.com/2018/03/14/lagu-daerah-jawa-barat/
Lagu Daerah Jawa Barat Es Lilin Es lilin mah didorong-dorong dibantun mah dibantun ka Sukajadi abdi isin dunungan samar kaduga sok inggis mah aduh henteu ngajadi Es lilin mah ceuceu buatan Bandung dicandak mah geuning ka Cipaganti abdi isin jungjunan duh bararingung sok inggis mah aduh henteu ngajadi Itu saha dunungan nu nungtun munding digantelan geuning ku saputangan itu saha dunungan ku ginding teuing sing horeng mah aduh geuning jungjunan Es lilin mah ceuceu dikalapaan raosna mah geuningan kabina-bina abdi alim dunungan paduduaan sok sieun mah dibantun kamana-mana Kamana mah geuningan ngaitkeun kincir ka kaler mah ka kaler katojo bulan kamana mah dunungan ngaitkeun pikir moal paler geuningan da ku sabulan https://www.silontong.com/2018/03/14/lagu-daerah-jawa-barat/
Lagu Daerah dari Jawa Barat namanya Neng Geulis Neng geulis pujaan eungkang Neng geulis akang hoyong tepang Upami teu aya pamengan Langkung sae urang keunalan Neng geulis pujaan eungkang neng geulis akang hoyong teupang upami teuaya pamengan sasih paun yu urang tunangan eta saha anu acuk bodas eta saha snu acuk kayas pipi koneng irung mancung putri Bandung Neng geulis pujaan eungkang neng geulis akang hoyong teupang upami teuaya pamengan sasih paun yu urang tunangan https://www.silontong.com/2018/03/14/lagu-daerah-jawa-barat/
Naskah Sukapura berasal dari Bapak R. Sulaeman Anggapradja di Jalan Ciledug Garut. Secara fisik naskah ini masih utuh, sampul naskah luar bewarna coklat, dan diperkirakan sampul ini merupakan pemberian pemerhati. Sementara sampul dalam yang diduga sampul aslinya, bewarna coklat kehijau-hijauan dengan motif seperti pecahan-pecahan kaca. Secara keseluruhan kondisi naskahnya masih kokoh. Tulisannya rapi dan menggunakan tinta bewarna hitam di atas kertas putih kecoklatan. Ukurannya 16 x 20,3 cm dengan ruang tulisannya 14 x 16 cm.Tebalnya sebanyak 136 halaman penuh tulisan, dan jumlah baris yang terdapat pada tiap halaman naskah memiliki jumlah yang sama yaitu 11 baris dan ditulis dengan menggunakan huruf Arab pegon bertanda vokal. Namun, di dalamnya tidak terdapat kolofon, iluminasi, atau watermark . Naskah ini disusun dalam bentuk dangding dengan mempergunakan delapan macam pupuh, yaitu Dangdanggula, Asmarandana, Sinom, Kinanti, Magatru, Durma, Pangkur, dan Maskumambang. &...
Motif ini menampilkan penataan ornamen yang sama atau motif ulang yang ditata agak renggang, misalnya adalah motif Piring Selampad dan Kembang Kantil. Bila anda mau mencari batik asli di cirebon, jangan lupa mampir ke tempat wisata di cirebon dan jajanan menarik di cirebon . Karena banyak sekali keindahan dan wisata yang ditawarkan oleh kota cirebon. Untuk penginapan anda tidak perlu khawatir karena hotel di cirebon sangat banyak dan banyak sekali jenisnya. Selamat berlibur. Sumber : http://www.jdlines.com/2015/08/5-ciri-khas-motif-batik-cirebon.html Tags : BATIK CIREBON INFO ...
Ki Surya angkasa adalah Putera dari istri selir Prabusiliwangi yang datang merantau dari Garit (pajajaran) untuk mencari saudaranya Walang sungusang (Ki Kuwu Sangkan) dan Nyimas Lara Santang sedang menuntut ilmu di Cirebon ketika singgah di Astanya Pura, Ia mendapatkan ilmu aji “Bandung Bandawoso” kemudian menuju kawasan hutan yang didalamnya terdapat sebuah sungai yang penuh dengan pasir disebelah barat laut untuk babat hutan dan dijadikan “KALIWEDI”. “Kali” artinya sebuah sungai, “Wedi” dalam bahasa jawa pasir. Ia kemudian dikenal dengan nama Ki GEDE kaliwedi. Diisamping Gelar KI Gede Kaliwedi Ki Surya Angkasa banyak memiliki gelar dan julukan, konon ia mempunyai sebutan hingga 101 nama seperti Ki Tulus, Ki Jopak, Ki Agus, Ki Syeh mangku jati oleh karena ia saudara paling tua. Ki Kuwu Sangken apabila mengadakan “Hajat Ngunjungan” selalu leb...
Angklung sendiri merupakan alat musik khas Jawa Barat yang terbuat dari bambu. Bambu yang digunakan sebagai bahan angklung adalah adalah bambu hitam (awi wulung) dan bambu putih (awi temen). Tiap nada yang dihasilkan berasal dari bunyi tabung bambunya yang berbentuk bilah setiap ruas bambu dari ukuran kecil hingga besar. Kata "angklung" berasal dari bahasa sunda, dan terdiri dari dua suku kata, yaitu "angkleung-angkleung" yang berarti diapung-apung dan "klung" yang merupakan suara yang dihasilkan oleh alat musik tersebut. Dengan kata lain angklung berarti suara "klung"yang dihasilkan dengan cara mengangkat atau mengapung-apungkan alat musik itu. Suara angklung dipercaya akan mengundang perhatian Dewi Sri (Nyi Sri Pohaci). Sang Dewi dipercaya membawa kesuburan terhadap tanaman padi para petani dan akan memberikan kebahagian serta kesejahteraan bagi umat manusia. Angklung dikenal sebagai alat musik multitonal (bernada ganda). Setiap satu alat musik angklung hanya menghasilka...
Motif batik Megamendung merupakan karya seni batik yang identik dan bahkan menjadi ikon batik daerah Cirebon dan daerah Indonesia lainnya. Motif batik ini mempunyai kekhasan yang tidak ditemui di daerah penghasil batik lain. Bahkan karena hanya ada di Cirebon dan merupakan masterpiece, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata akan mendaftarkan motif megamendung ke UNESCO untuk mendapatkan pengakuan sebagai salah satu warisan dunia. Motif megamendung sebagai motif dasar batik sudah dikenal luas sampai ke manca negara. Sebagai bukti ketenarannya, motif megamendung pernah dijadikan cover sebuah buku batik terbitan luar negeri yang berjudul Batik Design, karya seorang berkebangsaan Belanda bernama Pepin van Roojen. Kekhasan motif megamendung tidak saja pada motifnya yang berupa gambar menyerupai awan dengan warna-warna tegas, tetapi juga nilai-nilai filosofi yang terkandung di dalam motifnya. Hal ini berkaitan erat dengan sejarah lahirnya batik secara keseluruhan di Cirebon. H. Komarudin K...