Ratusan warga berduyun-duyun membawa hasil bumi ke petilasan Girilangan di Desa Gumelem Wetan, Kecamatan Susukan, Banjarngera, Senin (14/5/2018). Tradisi Nyadran Gedhe yang dilakukan rutin tiap tahun untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Membawa hasil bumi lengkap dengan pakaian adat jawa, warga dari berbagai desa menggelar ritual selamatan. Juru kunci makam Girilangan, Ahmad Sujari, menceritakan bahwa tradisi Nyadran Gedhe dimaksudkan untuk mendoakan arwah leluhur. Biasanya dilakukan hari Senin atau Kamis terakhir di Bulan Ruwah atau Sya'ban. "Ruwah itu artinya ruh dan arwah. Makanya kami sebelum memasuki Bulan Ramadan mendoakan arwah leluhur. Setelah itu baru menyantap hasil bumi sebagai tanda syukur terhadap sang pencipta," terangnya. Berdoa bersama dilanjutkan makan hidangan yang telah disiapkan dari rumah (Foto: Uje Hartono/detikcom) Menurutnya, tradisi nyadran yang berkembang saat ini adalah bentuk pelestarian kegiatan dari jaman kademangan. Termasuk...
Masyarakat Kademangan, Susukan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah menggelar tradisi Ujungan. Kegiatan ini merupakan tradisi turun temurun saat puncak musim kamarau. Ketua Dewan Kesenian Kecamatan Susukan Yusmanto menjelaskan, tradisi yang lantas disebut sebagai festival ini adalah rangkaian ritual yang dimulai sejak Rabu (26/9/2018) kemarin. Ritual dimulai dengan pengambilan air barokah di sumber pemandian air panas Pingit Gumelem Wetan oleh bedhogol atau sesepuh desa. "Acaranya sebenarnya sampai besok. Puncaknya besok, Ujungan, besok hari Jumat. Tanggal 26 sampai 28 September rangkaian kegiatan acara Festival Ujungan itu sejak kemarin," kata Yusmanto, Kamis (27/9/2018). "Pengambilan air dari Banyu anget, itu sebuah ritual tradisional. Merti bumi, merti banyu. Jadi ini, sebuah penghormatan, penghargaan, terhadap bumi yang telah mengeluarkan air. Dan air sendiri adalah sumber kehidupan," tambahnya. Sementara hari ini warga Desa Kemranggon melaksanakan tradisi Takiran se...
Membunuh Indonesia Membunuh Indonesia Industri Hasil Tembakau Tradisi Tungguk Tembakau 2 years yang laluoleh Membunuh IndonesiaTambahkan komentar637 kali dilihat tungguk-tembakau Membunuh Indonesia Ditulis oleh Membunuh Indonesia Warga Desa Senden, Kecamatan Selo, Boyolali menggelar tradisi Tungguk Tembakau, Agustus yang lalu. Ritual Tungguk Tembakau adalah ungkapan syukur para petani tembakau kepada Tuhan atas hasi panen tembakau tahun ini. Ritual diawali dengan kirab gunungan tembakau, gabungan hasil bumi, dan diiringi sejumlah kesenian tradisional. Kirab dilakukan dari Balai Desa Senden hingga makam petilasan Gunungsari yang berada di puncak bukit kaki gunung Merbabu tersebut. Ribuan warga tampak antusias mengikuti kirab meski harus berjalan kaki menanjak hampir 2 km. Dalam ritual tersebut, para warga mengenakan pakaian adat. Ritual yang mereka laksanakan bisa diartikan sebagai doa agar jerih payah petani selama enam bulan mulai dari mengolah lahan hingga panen tembakau bisa...
Di masyarakat Lereng Merbabu, tepatnya di Desa Selo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, dikenal tradisi Petri Tuk Babon. Tradisi Petri Tuk Babon merupakan tradis syukuran warga lereng gunung Merbabu atas berlimpahnya air untuk kebutuhan hidup dari sumber mata air Babon yang berada di lereng gunung Merbabu. Tradisi Petri Tuk Babon ini bukan hanya diikuti oleh sejumlah warga melainkan juga sejumlah utusan abdi dalem keraton Surakarta. Tuk berasal dari bahasa Jawa yang bermakna sumber mata air. Sedangkan Tuk Babon dapat dimaknai sebagai sumber utama. Tuk Babon ini menjadi sumber penghidupan yang selama ini digunakan oleh warga di empat desa, yaitu Selo, Desa Samiran, Lencoh, Suroteleng, dan sebagian Desa Genting Kecamatan Cepogo. Upacara Tuk Babon dimulai dengan keliling desa yang di lakukan para pemuda desa setempat. Mereka membawa gunungan yang berisi hasil bumi seperti jagung, ketela dan aneka sayuran dan buah. Setelah keliling kampung, gunungan ini diar...
Dataran tinggi Dieng banyak membawa berkah untuk penduduk sekitar, salah satunya adanya kacang Dieng yang hanya tumbuh di dataran tersebut. Kacang ini berbentuk unik, tidak sama dengan kacang kacang lain. Berbentuk melebar dan besar dan tengahnya berwarna hitam. Masyarakat lokal sering menyebutnnya dengan istilah kacang babi, tetapi wisatawan lebih mengenal dengan istilah kacang dieng, makanan ini bersal dari tetumbuhan sejenis kacang kacangan. Merupakan makanan ringan, yang hampir dipastikan setiap wisatawan datang pasti membeli makanan ini. Kacang Dieng merupakan jenis makanan ringan khas yang terkenal akan kelezatannya, rasa yang gurih dengan kandungan gizi tinggi. Membuat ketagihan siapapun yang mencobanya. Kacang ini dapat dibeli dengan harga terjangkau. Sangat cocok untuk oleh oleh maupun dimakan selama perjalanan. https://mytrip123.com/makanan-khas-wonosobo/
Mendoan berasal dari kata “mendo” yang artinya setengah matang atau lembek. Ini karena bahan tempe yang sudah dilumpuri adonan tepung terigu beserta bumbu-bumbunya lalu digoreng tapi tidak sampai matang sekali/kering, namun ada juga masyarakat yang menggorengnya sampai kering, ini tergantung selera. Mendoan cocok sekali disantap ketika masih panas, apalagi dinikmati saat udara dingin/dinikmati di daerah pegunungan seperti Baturraden. http://chyrun.com/15-makanan-khas-banyumas-dijamin-ngapak/
Cimpung ini bersal dari kata cemplung : masuk ke dalam air. Air disini air nira dalam pembuatan gula merah yang merupakan mayoritas pekerjaan masyarakat Banyumas. Air nira yang berasal dari bunga pohon kelapa (dalam bahasa Banyumas disebut mancung/manggar) memiliki rasa yang manis, sehingga bahan yang dimasukan ketika air nira mendidih ini juga akan mempunyai rasa yang sangat manis. Umumnya cimplung berbahan singkong, namun hasil pertanian lain juga bisa menjadi cimplung misalnya kelapa, ketela pohon, ubi dan lain-lain. Cimplung ini akan banyak kamu temukan di Kecamatan Cilongok, karena memang mayoritas penduduk Cilongok adalah penderes gula merah.
Tempe bongkreck adalah makanan khas Banyumas yang hampir punah karena memang sengaja mau dimusnahkan oleh pemerintah karena tempe bongkreck ini pernah merenggut berpuluh-puluh nyawa masyarakat Banyumas. Tempe bongkreck terbuat dari ampas kelapa yang difermentasikan. Tempe bongkreck merupakan makanan khas orang-orang Banyumas pelosok (masyarakat yang terpencil) http://bongkreck.blogspot.com/2014/04/daftar-lengkap-makanan-khas-banyumas.html
Selain emping jagung, olahan dari jagung lainnya yang populer sebagai oleh-oleh khas Grobogan adalah marning jagung. Marning jagung merupakan penganan kreasi dari bahan jagung. Penganan tradisional ini mudah dibuat dan memiliki cita rasa yang enak, gurih, dan renyah. Tak heran jika marning jagung menjadi salah satu cemilan favorit masyarakat. Sentra olahan jagung, baik emping jagung dan marning jagung, yang paling terkenal di Kabupaten Grobogan ada di Dusun Jatitengah, Desa Tamnbakselo, Kecamatan Wirosari. Dari dusun ini, produk olehan khas emping jagung dan marning jagung terdistribusi baik ke wilayah Grobogan sendiri maupun ke luar wilayah Kabupaten Grobogan. Oleh-oleh khas Grobogan baik emping atau marning jagung ini mudah dijumpai di mini market maupun super market serta di sejumlah pusat oleh-oleh khas Purwodadi di hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Grobogan https://jatengnyamleng.com/2017/03/26/9-oleh-oleh-khas-grobogan-...