Ale-Ale merupakan makanan khas Kalimantan Barat dari Kota Ketapang. Bahan dasar makanan ini adalah ale-ale itu sendiri yaitu semacam kerang yang ditemukan di sekitar Kota Ketapang Bahan2 - 1 kg ale-ale - 4 siung bawang putih - 4 sdm minyak goreng - cabe rawit secukuonya - kecap manis secukupnya - tomat secukupnya - paprika secukupnya Cara Pembuatan 1. cuci bahan dasar ale-ale 2 sampai 3 kali hingga benar - benar bersih 2. siapkan 2 kuali dan panaskan minyak goreng pada masing - masing kuali tersebut kemudian masukkan 2 siung bawang putih yang telah diiris tipis - tipis. 3. masukan bahan dasar tersebut ke dalam kuali dan tutup kemudian tunggu sampai matang dengan tanda ale - ale tersebut terbuka. 4. kemudian langkah menumis. Seperti menumis pada umunya kita harus saring terlebih dahulu bumbu - bumbu diatas hingga tercium bau harum 5. kemudian masukkan bahan dasarnya, aduk hingga merata. tambahkan kecap manis dan aduk kembali hin...
Jeniper adalah singkatan dari Jeruk Nipis Peras, minuman segar ini tentu sangat cocok dinikmati di saat cuaca panas di siang hari. Minuman berbahan dasar jeruk nipis ini diketahui memiliki banyak khasiat untuk kesehatan diantaranya menyehatkan ginjal, menurunkan kolesterol, serta menurunkan berat badan. Cara pembuatannyapun tidak membutuhkan waktu yang lama, cukup memeras jeruk nipis, tambahakan air dan sedikit es batu, kemudian si Jeniper alias Jeruk Nipis Peras nan segar ini bisa langsung dinikmati
Pada sebagian sub suku Dayak, mengenal yang namanya bersunat. Bersunat bagi sebagian Masyarakat Dayak bukan hanya untuk kesehatan, tapi juga merupakan Adat yg mempunyai ritual tertentu. Pada masyarakat Dayak Ketungau Sesat di Sekadau (Kalimantan Barat) , jaman dulu jika seseorang belum Besepie’ (bersunat) maka ia tidak boleh menduduki jabatan dalam masyarakat, sulit dapat jodoh bahkan hidupnya dikucilkan. Pada masa kini menurut kepercayaan mereka orang yg tidak Besepie’ tidak mempunyai harga diri dan dianggap belum dewasa. Besepie’ biasanya dilakukan jika anak lelaki berumur 10-15 tahun. Besepie’ dipimpin oleh seorang Manangg Sepie’ (pemimpin upacara adat Besepie’). Dan memasang sepie’ biasanya dilakukan pagi hari. Tata Cara Upacara adat Besepie’ (Bersunat) di Dayak Ketungau Sesat, Kalimantan Barat : Upacara biasa di awali dengan menggigit besi pihak yang di Sepie’ (yan...
Di suatu kampung yang terletak di dekat bibir Rimba belantara yang amat lebat serta tanahnya yang subur makmur dan tidak akan kekurangan segala sumber makan serta dikelilingi oleh banyak aliran sungai, hiduplah sebuah keluarga muda sepasang suami istri. Nama kepala keluarga muda ini ialah Demong Ranjuk dan istrinya yang cantik jelita dan ketika itu sedang mengandung anaknya yang pertama. Walau tidak disebutkan namanya, istri Demong Ranjuk yang rupawan ini memiliki rambut lurus, mata bening indah, bibir merak merekah, pipinya selalu merah apabila terkena sinar matahari bagaikan kena getah kayu rengas. Seperti warga kampung lainya mereka juga berladang. Demong Ranjuk memiliki kegemaran berburu, maka dia memiliki banyak sekali anjing yang dipelihara untuk berburu. Anjing-anjing Demong Ranjuk ini sangat cekatan dan gesit. Pada suatu saat istri Demong Ranjuk yang sedang hamil ini mengidam yang agak aneh yaitu dia ingin sekali makan hati pelanduk / kancil putih....
Tari Kondan merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari Kalimantan Barat. Tarian ini adalah tari pergaulan yang diiringi oleh pantun dan musik tradisional masyarakat Dayak Kabupaten sanggau Kapuas. Tari Kondan bertujuan sebagai ucapan kebahagiaan terhadap tamu yang berkunjung dan bermalam di daerahnya dengan melakukan tarian bersama dan berbalas pantun. Tarian ini biasanya sering digunakan dalam beberapa acara seperti pernikahan, acara adat istiadat ataupun acara keagamaan serta ritual. Sumber: http://berita.baca.co.id/16258805?origin=relative&pageId=6ae97211-acf7-46d4-8114-701eaff9f31a&PageIndex=2
Tugu Khatulistiwa atau Equator Monument berada di Jalan Khatulistiwa, Pontianak Utara, Provinsi K alimantan Barat. Lokasinya berada sekitar 3 km dari pusat K ota Pontianak, ke arah kota M empawah. Tugu ini menjadi salah satu ikon wisata Kota Pontianak dan selalu dikunjungi masyarakat, khususnya wisatawan yang datang ke Kota Pontianak. Sejarah mengenai pembangunan tugu ini dapat dibaca pada catatan yang terdapat di dalam gedung. Dalam catatan tersebut disebutkan bahwa : Berdasarkan catatan yang diperoleh pada tahun 1941 dari V. en. W oleh Opzichter Wiese dikutip dari Bijdragen tot de geographie dari Chef Van den topographischen dienst in Nederlandsch- Indië : Den 31 sten Maart 1928 telah datang di Pontianak satu ekspedisi Internasional yang dipimpin oleh seorang ahli Geografi berkebangsaan Belanda untuk menentukan titik/tonggak garis equator di kota Pontianak dengan konstruksi sebag...
Pada jaman dahulu kala, di sebuah desa terpencil di daerah Kalimantan Barat, Indonesia, hiduplah seorang janda tua dengan seorang putrinya yang cantik jelita bernama Darmi. Mereka tinggal di sebuah gubuk yang terletak di ujung desa. Sejak ayah Darmi meninggal, kehidupan mereka menjadi susah. Ayah Darmi tidak meninggalkan harta warisan sedikit pun. Untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, ibu Darmi bekerja di sawah atau ladang orang lain sebagai buruh upahan. Sementara putrinya, Darmi, seorang gadis yang manja. Apapun yang dimintanya harus dikabulkan. Selain manja, ia juga seorang gadis yang malas. Kerjanya hanya bersolek dan mengagumi kecantikannya di depan cermin. Setiap sore ia selalu hilir-mudik di kampungnya tanpa tujuan yang jelas, kecuali hanya untuk mempertontonkan kecantikannya. Ia sama sekali tidak mau membantu ibunya mencari nafkah. Setiap kali ibunya mengajaknya pergi ke sawah, ia selalu menolak. ”Nak! Ayo bantu Ibu bekerja di sawah,” ajak sang Ibu....
Pada jaman dahulu, ada sebuah kerajaan milik orang-orang suku Dayak yang bernama Kembang Sari di pedalaman Binua Bantanan sebelah timur Kota Sekura, Ibukota Kecamatan Teluk Keramat, Kabupaten Sambas. Raja pemimpin kerajaan itu memiliki tujuh orang putri. Namun sayang, ibu dari anak-anaknya itu meninggal dunia saat si Bungsu masih kecil. Di antara ketujuh putri raja, anak yang paling bungsu adalah yang tercantik. Selain rupawan, si Bungsu juga memiliki budi pekerti yang luhur, rajin, suka menolong, dan taat kepada orang tua. Lain halnya dengan keenam kakaknya, perilaku mereka amat buruk. Mereka memiliki sifat angkuh, pemalas, dan suka membantah. Tidak mengherankan jika sang Ayah lebih sayang dan memanjakan si Bungsu. Rupanya, perlakuan sang Ayah terhadap si Bungsu membuat keenam kakaknya menjadi iri hati dan benci kepada adiknya. Setiap kali sang Ayah tidak berada di istana, mereka melampiaskan kebenciannya kepada si Bungsu dengan memerintahnya sesuka hati mereka. Bahkan, mer...
Alkisah, saat Kota Sintang masih sepi penduduk, di daerah itu hidup sebuah keluarga miskin. Keluarga itu terdiri dari sepasang suami istri dan seorang anak. Mereka tinggal di sebuah rumah panggung yang sudah tua dan lapuk di tepi sungai. Untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, setiap hari sang ayah mencari ikan di sepanjang aliran sungai. Jika beruntung, ia terkadang memperoleh ikan yang cukup dimakan beberapa hari bersama keluarganya. Namun jika sedang sial, ia terkadang pulang tanpa membawa seekor ikan pun. Suatu hari, persediaan makanan di rumah keluarga itu telah habis. Maka, pagi-pagi sekali sang ayah pergi ke sungai untuk mencari ikan dengan menggunakan perahu. Tak lupa ia membawa dua buah pancing dengan harapan bahwa jika pancingnya putus ia masih mempunyai pancing yang lain. Dengan penuh harapan, nelayan itu mendayung perahunya menyusuri aliran sungai menuju ke arah hulu. Setiba di sebuah lubuk yang dalam, ia pun mulai mengulur salah satu pancingnya yang telah dibe...