Pendahuluan Angklung adalah alat musik tradisional yang dapat berkembang mengikuti perkembangan musik modern. Perkembangan alat musik ini bahkan sudah mendapatkan pengakuan dunia dengan dideklarasikannya angklung sebagai "world heritage" oleh UNESCO. Perkembangan angklung tidak diikuti oleh penelitian yang cukup sehingga penelitian pada alat musik ini perlu dilakukan terutama dalam menentukan karakterisitik akustik dari musik angklung. Karakteristik akustik dari suatu musik dapat dibedakan menjadi karakter akustik yang bersifat objektif dan subjektif. Pada saat ini karakter akustik dari musik angklung belum diketahui secara lengkap sehingga dirasakan perlu diadakan penelitian tentang karakteristik musik angklung. Dengan diketahuinya parameter akustik tersebut nantinya akan menambah kekayaan budaya Indonesia, membantu seniman dalam menciptakan karya baru berdasarkan karakter musik angklung yang paling optimum dan dapat dibuat disain gedung konser yang didedikasikan untuk musik...
Kesultanan Ternate populer juga disebut kerajaan Gapi, berkembang sejak abad ke-13 hingga abad ke-17 I. Wilayah Pada periode awal, wilayah kesultanan Ternate hanya terdiri dari empat wilayah, - Soa-sio, terdiri dari 9 soa atau desa, yaitu Marsaoly, Tomaito, Tomagola, Tomaidi, Payahe, Jiko, Jawa, Tolongara dan Tabala. - Sangadji, terdiri dari 9 desa, yaitu Tomajiko, Malayu Konora, Limatahu, Kulaba, Malayu Cim, Toboleu, Tafamutu, Tafaga dan Takofi. - Heku, terdiri dari 12 desa, Labuha, Takome, Sula, Gam Cim, Tabanga, Siko, Toma afu, Dorari Isa, Mado, Togolobe, Faudu dan Tomajiko. - Cim, terdiri dari 12 desa, Tobona, Talangame, Mayau, Tafure, Maitara, Koloncucu, Wucu, Tamao, Doi, Ta’ake dan Tomahutu. Di kemudian hari, kerajaan Ternate mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-16 dan memperluas wilayahnya melingkupi Maluku, Sulawesi Selatan, Sumawesi Timur, Nusa Tenggara, Mindanao, dan pulau Marshal di Pasifik. II. Struktur Pemerintahan • Pemerintahan pusat: o Sultan: pemimpin k...
Kesultanan Ternate populer juga disebut kerajaan Gapi, berkembang sejak abad ke-13 hingga abad ke-17 I. Wilayah Pada periode awal, wilayah kesultanan Ternate hanya terdiri dari empat wilayah, - Soa-sio, terdiri dari 9 soa atau desa, yaitu Marsaoly, Tomaito, Tomagola, Tomaidi, Payahe, Jiko, Jawa, Tolongara dan Tabala. - Sangadji, terdiri dari 9 desa, yaitu Tomajiko, Malayu Konora, Limatahu, Kulaba, Malayu Cim, Toboleu, Tafamutu, Tafaga dan Takofi. - Heku, terdiri dari 12 desa, Labuha, Takome, Sula, Gam Cim, Tabanga, Siko, Toma afu, Dorari Isa, Mado, Togolobe, Faudu dan Tomajiko. - Cim, terdiri dari 12 desa, Tobona, Talangame, Mayau, Tafure, Maitara, Koloncucu, Wucu, Tamao, Doi, Ta’ake dan Tomahutu. Di kemudian hari, kerajaan Ternate mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-16 dan memperluas wilayahnya melingkupi Maluku, Sulawesi Selatan, Sumawesi Timur, Nusa Tenggara, Mindanao, dan pulau Marshal di Pasifik. II. Struktur Pemerintahan • Pemerintahan pusat: o Sultan: pemimpin k...
Pagaruyung didirikan pada tahun 1347 dan berubah menjadi kesultanan islam pada abad ke-16. Kerajaan ini dapat dipandang sebagai bentuk kelanjutan dari sistem politik konfederasi yang telah luas berkembang di kalangan masyarakat Minangkabau sebelumnya. I. Wilayah Konsep kewilayahan Pagaruyung dapat dilihat dalam dua cara pandang, yaitu secara geografis dan secara budaya. Dalam sudut pandang geografis, kerajaan Pagaruyung terduru daru 3 kawasan wilayah, yaitu Darek, Rantau dan Pesisir. Wilayah Derek merupakan wilayah utama Pagaruyung yang berlokasi di tanah tinggi di kawasan Bukit Barisan. Nagari-nagari didalam wilayah Darek dapat pula diklasifikasi menjadi tiga kelompok, yang disebut Luhak nan Tigo, yaitu: • Luhak Tanah Data terdiri dari 9 kelompok nagari: Tampuak Tangkai Pariangan Salapan Koto (Pariangan, Padang Panjang, Guguak, Sikaladi, Koto Tuo, Tanjuang Limau, Sialahan, Batu Basa), Tujuah Langgam di Hilia (Turawan, Padang Lua, Padang Magek, Sawah Kareh, Kinawai, Balimbiang,...
Dendeng yang terbuat dari daging rusa yang kemudian diolah lagi dengan bumbu rempah sehingga menghasilkan rasa yang akan membuat anda ketagihan atau kangen dengan cita rasa dendeng kota merauke. Cara membuat dendeng khas Merauke: Daging rusa segar dikuliti dan mulai diiris tipis hingga menyerupai lembaran-lembaran. Irisan tersebut direndam di dalam air garam dan beberapa bumbu lainnya kurang lebih memakan waktu semalaman Hasil daging yang sudah direndam tersebut akan dikeringkan dan dijemur selama satu hari di bawah terik matahari. Penjemuran inilah yang akan membuat daging rusa menjadi setengah matang. Setelah proses diatas dendeng siap untuk diolah. Sumber: http://ghitaacahyani.blogspot.co.id/2015/09/daerahku-meraukebudaya-kota-merauke.html dan https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/nikmatnya-dendeng-rusa-khas-merauke
"Gowawambea" merupakan peninggalan budaya megalitikum. Tempat: Desa Onolimbu, Kecamatan Sirombu, Nias, Sumatera Utara.
Tarian ini karya Toto Sugiarto dengan penata gending, Ujang Hendi. Tarian ini pertama digelar pada Festival Tari Kreasi Jawa Barat di Taman Mini Indonesia Indah, dan meraih Terbaik Kedua dari Penata Tari dan Rias Busana. Berikut adalah penampilan di Taman Budaya 9 Juni 2007. http://senidanbudayasunda.blogspot.com/2009/08/tari-pakujajar-di-taman-budaya-bandung.html http://senidanbudayakabupatensukabumi.blogspot.com/2009/09/anela-tarian-khas-kab-sukabumi.html
jangjawokan sunda Seureuh seuri Pinang nanggeng Apuna galugaet angen Gambirna pamuket angen Bakona galuge sari Coh nyay, parupat nyay, loeko lenyay Cucunduking aing taruk harendong Cucunduking aing taruk paku hurang Keuna asihan awaking Asihan si leuget teureup Kalimat diatas merupakan jangjawokan yang biasa digunakan urang sunda buhun ketika hendak nyepah (nyeupah), digerenteskeun atau di ucapkan dalam hati. Jangjawokan digunakan pada setiap kali kegiatan, bahkan menjadi tertib hidup. Misalnya untuk bergaul, bekerja sehari-hari, dan berdoa. Laku demikian dimungkinkan karena faktor masyarakat Sunda yang agraris selalu menjaga harmonisasi dengan alam. Konon pula seluruh nu kumelendang dialam dunya dianggap memiliki jiwa. Tertib dan krama hidup misalnya berhubungan dengan padi (beras). Ada jangjawokan yang digunakan sejak menanam bibit, ngaseuk, tandur, panen, nyiuk beas, nyangu, mawa beas ticai, ngisikan, seperti salah satu contoh dibawah ini : Jampe Nyimpen Beas...
UPACARA ADAT TULUDE TRADISI MASYARAKAT NUSA UTARA DI KEPULAUAN SANGIHE, TALAUD DAN SITARO Upacara adat ' 'Tulude '' merupakan hajatan tahunan warisan para leluhur masyarakat Nusa Utara (kepulauan Sangihe, Talaud dan Sitaro) di ujung utara propinsi Sulawesi Utara. Telah berabad-abad acara sakral dan religi ini dilakukan oleh masyarakat etnis Sangihe dan Talaud sehingga tak mungkin dihilangkan atau dilupakan oleh generasi manapun. Tradisi ini telah terpatri dalam khasanah adat, tradisi dan budaya masyarakat Nusa Utara. Bahkan tradisi budaya ini secara perlahan dan pasti mulai diterima bukan saja sebagai milik masyarakat Nusa Utara, dalam hal ini Sangihe, Talaud dan Sitaro, tetapi telah diterima sebagai suatu tradisi budaya masyarakat Sulawesi Utara dan Indonesia pada umumnya. Sebab, di mana ada komunitas masyarakat etnis Sangihe-Talaud, pasti di sana akan ada hajatan Tulude. Tulude pada hakekatnya adalah kegiatan upacara pengucapan syukur kepada Ma...