budaya
207 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Erok-Erok - DI Yogyakarta - DI Yogyakarta - Peralatan Masak
Ornamen Ornamen
Daerah Istimewa Yogyakarta

Erok-erok atau serok termasuk salah satu alat dapur tradisional Jawa yang hingga saat ini masih eksis. Erok-erok hampir selalu hadir sebagai alat dapur yang fungsinya untuk meniris bahan makanan yang usai digoreng atau kadang-kadang bahan yang usai direbus. Biasanya erok-erok selalu berada di dekat wajan. Pada zaman erok-erok terbuat dari bambu, banyak tumbuh di sekitar halaman atau kebun. Dalam perkembangannya alat ini terbuat dari seng, aluminium, stenlis, atau kawat. Walaupun mengalami perubahan bahan, namun fungsinya tetap sama. Bentuk dan ukuran erok-erok bermacam-macam. Erok-erok yang terbuat dari anyaman bambu, biasanya berbentuk segitiga seperti kipas. Arah bagian pegangan atau pangkal biasanya mengecil, sementara bagian ujung melebar. Panjang sekitar 40-50 cm. Erok-erok anyaman bambu bisa dibuat sendiri. Saat ini sudah sangat jarang ditemui di pasar atau warung tradisional. Kelemahan erok-erok ini mudah rusak, apalagi jika tidak dirawat dengan baik....

avatar
Oase
Gambar Entri
Sendang Joholanang
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Menurut cerita setempat sendang ini dibuat oleh Sunan Kalijaga. Dalam pengembaraan untuk menyiarkan Agama Islam, Sunan Kalijaga ditemani oleh salah satu abdi atau santrinya. Ketika sampai di Dusun Joholanang ini, santri Sunan Kalijaga kehausan. Melihat hal tersebut, Sunan Kalijaga kemudian menancapkan tongkatnya di tanah. Ketika tongkat dicabut, maka memancarlah air jernih dari dalam tanah. Air inilah yang kemudian diminum oleh santri yang kehausan. Lama-kelamaan air yang memancar dari tusukan tongkat Sunan Kalijaga ini berubah menjadi sendang atau telaga. Lama-kelamaan air yang memancar dari bekas tancapan tongkat itu berubah menjadi sendang atau telaga. Oleh karena air yang keluar dari tempat tersebut demikian besar, maka penduduk setempat di masa lalu menimbuni mata air tersebut dengan bebatuan. Oleh karena peristiwa tersebut dipandang suatu keajaiban atau mukjizat, maka air dari sendang ini sering dipercaya memiliki tuah. Ada beberapa peziarah yang datang ke tempat ini dengan tu...

avatar
Abdul Manan
Gambar Entri
Alas Bantal Watu
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pada saat Prabu Brawijaya bertahta di Kerajaan Majapahit, di daerah Jawa Tengah tumbuh kerajaan baru di Demak yang bercorak Islam. Kerajaan Demak ini semakin lama semakin besar dan pengaruh agama Islam meluas hingga ke pusat kerajaan Majapahit. Hal ini menyebabkan kekuasaan Kerajaan Majapahit menjadi terdesak dan memaksa orang-orang yang tidak mau diislamkan melarikan diri dari kraton. Salah satu kelompok yang melarikan diri adalah kelompok Prabu Brawijaya dan Permaisurinya beserta beberapa pengawalnya. Dalam kelompok ini Sang Prabu juga membawa anjing kesayangannya yang berwarna hitam. Kelompok kecil ini melarikan diri menyusuri pantai selatan Pulau Jawa, ke arah barat, hingga sampai di daerah Gunung Kidul. Agar pelariannya tidak diketahui oleh siapa pun, lebih-lebih oleh pasukan Kerajaan Demak, maka Prabu Brawijaya dan Permaisuri menyamar sebagai rakyat jelata. Pada suatu ketika, Sang Prabu dan Permaisuri menemukan sebuah goa, di tepi Sungai Maja. Setelah masuk ke dalam goa, Sang...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Prasasti Dawangsari
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Daerah Istimewa Yogyakarta

Prasasti Dawangsari merupakan  utpala pra Å›asti  yang terbuat dari batu andesit dengan tinggi 68,5 cm, lebar 34 cm, dan tebal 13 cm. Prasasti ini tidak berangka tahun dengan menggunakan aksara dan bahasa Jawa Kuno sebanyak 23 baris. Bentuk Sloka terdiri atas 9 bait. Setiap bait terdiri atas 4 baris dan jumlah suku kata dalam satu baris ada 8 buah, jadi bermetrum  anustubh.  Secara keseluruhan, aksara masih jelas kecuali pada baris 16, 17, 18, dan 19 ada beberapa aksara yang kabur. Hurufnya bulat dan miring ke kanan besarnya tidak sama yang digolongkan ke dalam aksara Kawi Awal.   Prasasti ini ditemukan pada 16 November 1979 oleh Pak Wongsorejo ketika hendak mengolah tanahnya di Dukuh Dawangsari, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Prasasti Dawangsari kini disimpan di Kantor Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Yogyakarta dengan nomor inventaris BG 355.   Se...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Candi Risan
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, selain ditemukan hasil budaya masa prasejarah juga ditemukan hasil budaya masa klasik. Hasil budaya yang termasuk dalam masa klasik ini berasal dari abad 6 – 10 Masehi. Hasil budaya masa klasik yang ditemukan di Kabupaten Gunung Kidul di antaranya Candi Risan di Kecamatan Semin dan Candi Plembutan di Kecamatan Playen.   Candi Risan terletak di Desa Candirejo, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunung Kidul, berada di koordinat ± 49 UTM X: 4644650, UTM Y: 9138820.   Candi masa klasik ini terdiri atas 2 buah bangunan candi yang berderet dari utara ke selatan dengan arah hadap ke barat. Hal ini diindikasikan dengan adanya penemuan trap tangga naik menuju candi. Candi utara berukuran 13 x 13 m; sedangkan candi selatan berukuran 11,5 x 11,5 m. Kedua bangunan candi ini terbuat dari batu putih.   Latar belakang agama di Candi Risan adalah Buddha. Hal ini dibuktikan dengan adanya penemuan arca Awa...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Serat Kawruh
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Daerah Istimewa Yogyakarta

Buku ini memuat keterangan keterangan tentang rumah orang jawa, antara lain dari rumah kayuserta bentuk bentuknya, pemilihan kayu jati yang baik warnanya, awet, yang mempunyai angsar baik dan tidak baik, cara menebang, anggebing atau cara menyigar kayu, ukuran balungan,dll. Diurutkan sejak jaman kuno. Ringkasan dari masa Panti Boedja ada dua : buatan R. Tonojo (1 halaman ketikan) dan M. Sinoe Moendisoera ( 3 halaman, tulisan tangan ,huruf jawa). Naskah juga pernah dibuat alihaksara pada jaman Panti Boedja; Lihat LL13. Menurut kolofonnya (h.39), naskah disalin oleh Mangundarma di Surakarta. Penyalinan selesai pada hari 23 Robigulahir, Ehe 1836 (16 Juni 1906).   Sumber: http://navigasi-budaya.jogjaprov.go.id/heritage/naskah-kuno/1645#prettyPhoto[gallery]/3/

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Serat Widyapratama
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Daerah Istimewa Yogyakarta

Ceritera dalam bentuk prosa dibagi menjadi 12 bab mengenai asal mula terjadinya dunia dan hidup manusia, dilihat dari dongeng. Bandingkan Lor 6429 dan MSB/LL7. Naskah dilengkapi dengan ringkasan yang dibuat pada jaman Pati Boedaja oleh M. Sinoe Moendisoera, sebanyak 3 halaman tulisan tangan.   Sumber: http://navigasi-budaya.jogjaprov.go.id/heritage/naskah-kuno/1560#prettyPhoto

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Serat Menak Ngajrak
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Daerah Istimewa Yogyakarta

PB A.92 394 Bhs Jawa Aks Jawa Macapat Roll 117 no. 4 Sastra roman siklus Menak, versi Yasadipura dengan episode sebagian Menak Ngrajak, Menak Demis, Menak Kaos dan Menak Kuristam. Lihat Pretelan I:241-257. Untuk invormasi lebih umum tentang versi-versi ceritera Menak, lihat MSB/L195   Sumber:  http://navigasi-budaya.jogjaprov.go.id/heritage/naskah-kuno/2002#prettyPhoto

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Serat Cariyos Barathayuda
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Daerah Istimewa Yogyakarta

SK  54  323  Bhs Jawa  Aks Jawa  Macapat  Roll  70  no. 2 Sastra roman menceritakan peperangan Pandawa melawan Korawa. Sebagai pengantar tentang Baratayudha macapat, lihat pigeaud I: 239-240. Bilamana teks ini dibandingkan dengan redaksi Yasadipura (pretelan I: 56-64), maka terdapat perbedaan yang mendalam , walau dalam pupuh-pupuh awal berhubungan dengan Bratayudha Yasadipuran masih ketara. Plot saduran ini sama dengan alur cerita Bratayudha Yasadipuran kira kira sampai dengan h.261. Halaman selanjutnya menceritakan parikesit dinobatkan menjadi raja Hastina bergelarSri Haripurnama. Kresna dwipayana memegang pemerintahan Hastina, sementara Parikesit masih kecil. Diceritakan anak Gatutkaca yang mencari ayahnya. Cerita diahiri dengan pertemuan anak Gatutkaca dengan ibunya,Pregiwa   Sumber: http://navigasi-budaya.jogjaprov.go.id/heritage/naskah-kuno/1779

avatar
Arum Tunjung