dongeng cerita rakyat
170 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Tenggok - DI Yogyakarta - DI Yogyakarta - Peralatan Masak
Ornamen Ornamen
Daerah Istimewa Yogyakarta

Alat dapur tradisional ini terbuat dari anyaman bambu. Bentuknya menyerupai tabung. Bagian bawah berbentuk segi empat, atasnya berbentuk lingkaran yang lebih besar. Bagian atas tenggok dilapisi bilahan bambu sebagai penguat. Bagian bawah bersisi antara 20-25 cm, sementara bagian tengah dan atas berdiameter antara 25-35 cm. Tinggi tenggok sekitar 30 cm. Dalam kamus Jawa karangan WJS Poerwadarminta (1939) dikatakan bahwa tenggok hampir mirip dengan alat dapur yang bernama senik. Hanya saja tenggok berukuran kecil, senik berukuran besar. Namun, pada sebagian masyarakat Jawa, tidak membedakan antara istilah tenggok dan senik. Tenggok kadang disebut senik, demikian sebaliknya. Keduanya memiliki fungsi yang sama, yaitu sebagai tempat untuk menyimpan bahan makanan yang masih mentah, seperti beras, kacang tanah, kedelai, dan sebagainya. Tenggok juga mempunyai fungsi lain, untuk memeram buah agar cepat masak, misalnya buah pisang, buah sawo, srikaya, mangga, dan buah-buahan...

avatar
Oase
Gambar Entri
Tari Badui
Tarian Tarian
Daerah Istimewa Yogyakarta

Tari Badui adalah kesenian dari daerah Sleman Provinsi DIY Yogyakarta. Tari ini termasuk jenis tarian rakyat yang menceritakan suatu adegan peperangan atau rombongan prajurit yang lagi latihan perang. Dalam pertunjukan tari ini dilakukan dengan berkelompok dan berpasangan. Seni Badui yang sekarang masih ada dan berkembang di kabupaten Sleman tidak sedikit berasal dari daerah Kedu, sedangkan di Kedu juga termasuk kesenian rakyat yang awalnya dibawa oleh pelancong dari tanah Arab.   Sumber: https://ibnuasmara.com/tari-tradisional/

avatar
Oase
Gambar Entri
Legenda Asal Usul Gunung Merapi
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Daerah Istimewa Yogyakarta

Gunung Merapi berada di Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan di beberapa kabupaten di Provinsi Jawa Tengah seperti Kabupaten Magelang, Boyolali, dan Klaten. Menurut cerita masyarakat setempat, dahulu daerah yang kini ditempati oleh Gunung Merapi masih berupa tanah datar. Oleh karena suatu keadaan yang sangat mendesak, para dewa di Kahyangan bersepakat untuk memindahkan Gunung Jamurdipa yang ada di Laut Selatan ke daerah tersebut. Namun setelah dipindahkan, Gunung Jamurdipa yang semula hanya berupa gunung biasa (tidak aktif) berubah menjadi gunung berapi. Apa yang menyebabkan Gunung Jamurdipa berubah menjadi gunung berapi setelah dipindahkan ke daerah tersebut? Ikuti kisahnya dalam cerita Asal Mula Gunung Merapi berikut ini! Alkisah, Pulau Jawa adalah satu dari lima pulau terbesar di Indonesia. Konon, pulau ini pada masa lampau letaknya tidak rata atau miring. Oleh karena itu, para dewa di Kahyangan bermaksud untuk membuat pulau tersebut tidak mir...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
Sendang Joholanang
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Menurut cerita setempat sendang ini dibuat oleh Sunan Kalijaga. Dalam pengembaraan untuk menyiarkan Agama Islam, Sunan Kalijaga ditemani oleh salah satu abdi atau santrinya. Ketika sampai di Dusun Joholanang ini, santri Sunan Kalijaga kehausan. Melihat hal tersebut, Sunan Kalijaga kemudian menancapkan tongkatnya di tanah. Ketika tongkat dicabut, maka memancarlah air jernih dari dalam tanah. Air inilah yang kemudian diminum oleh santri yang kehausan. Lama-kelamaan air yang memancar dari tusukan tongkat Sunan Kalijaga ini berubah menjadi sendang atau telaga. Lama-kelamaan air yang memancar dari bekas tancapan tongkat itu berubah menjadi sendang atau telaga. Oleh karena air yang keluar dari tempat tersebut demikian besar, maka penduduk setempat di masa lalu menimbuni mata air tersebut dengan bebatuan. Oleh karena peristiwa tersebut dipandang suatu keajaiban atau mukjizat, maka air dari sendang ini sering dipercaya memiliki tuah. Ada beberapa peziarah yang datang ke tempat ini dengan tu...

avatar
Abdul Manan
Gambar Entri
Kesenian Panjidor
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Daerah Istimewa Yogyakarta

Salah satu kesenian khas dari daerah Jambon, Donomulyo, Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, DIY ini, dikenal dengan nama Panjidor atau Panjidur. Kesenian komunal yang memadukan musik dan tari. Kesenian ini ditarikan oleh para penari laki-laki berkostum laiknya prajurit atau tentara militer sehingga terlihat unik dan khas. Dengan diiringi rampak tetabuhan musik hadrah yang bernuansa Islami. Alunannya terdengar lirih, namun terkadang juga bisa cepat dan keras beriringan mengikuti tabuhan rebana bersama jidor, dan stambul yang saling berganti. Diantara vokal, mirip paduan suara dari para pemusik yang bersarung dan berpeci yang juga terdiri para lelaki. Diantara belasan prajurit-penari yang berseragam militer ini. Ada dua tokoh utama dalam kesenian ini, mereka adalah Umarmaya dan Umarmadi. Kedua tokoh yang diambil dari Babad Menak itu menjadi lakon atau aktor utamanya. Yang membedakan, ujud sosok Umarmadi selalu ditampilkan sebagai tokoh lelaki berperut buncit yang sel...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Alas Bantal Watu
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pada saat Prabu Brawijaya bertahta di Kerajaan Majapahit, di daerah Jawa Tengah tumbuh kerajaan baru di Demak yang bercorak Islam. Kerajaan Demak ini semakin lama semakin besar dan pengaruh agama Islam meluas hingga ke pusat kerajaan Majapahit. Hal ini menyebabkan kekuasaan Kerajaan Majapahit menjadi terdesak dan memaksa orang-orang yang tidak mau diislamkan melarikan diri dari kraton. Salah satu kelompok yang melarikan diri adalah kelompok Prabu Brawijaya dan Permaisurinya beserta beberapa pengawalnya. Dalam kelompok ini Sang Prabu juga membawa anjing kesayangannya yang berwarna hitam. Kelompok kecil ini melarikan diri menyusuri pantai selatan Pulau Jawa, ke arah barat, hingga sampai di daerah Gunung Kidul. Agar pelariannya tidak diketahui oleh siapa pun, lebih-lebih oleh pasukan Kerajaan Demak, maka Prabu Brawijaya dan Permaisuri menyamar sebagai rakyat jelata. Pada suatu ketika, Sang Prabu dan Permaisuri menemukan sebuah goa, di tepi Sungai Maja. Setelah masuk ke dalam goa, Sang...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Serat Aji Saka
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Daerah Istimewa Yogyakarta

Cerita Mytos (sejarah legendaris) mulai dengan kedatangan Ajisaka dari Arab ke tanah Jawa (Mendang Kamulan). Kemudian kematian Dewatacengkar oleh Ajisakayang mengantikannya sebagai raja di Mendhang Kamulan bergelar Prabu Jaka. Teks berahir dengan peperangan para Adipati Bang Wetan (Pesisir Timur) melawan Prabu Banjarsari di Galuh. Menurut kolofon pada h.1r dan 144v, salinan naskah ini dimulai senin pon, 23 besar, Be 1800, “Musna Nir Esti Raja” (=4 Maret 1872) dan selesai jumat wage, 10 SAPAR, Wuwu 1802 (seharusnya 1801) (= 19 april 1872). Untuk cerita yang sama lihat juga pretelan II:90-97. Pupuh 2-46 Pada h.144 terdapat catatan tambahan yang berbunyi “Kagungan Dalem Pangeran Harja.” Dibawahnya terdapat cap yang tidak terbaca. Sebuah ringkasan naskah ini telah dibuat oleh M. Simone Moendisoera pada tahun 1940, beserta daftar gatra-gatra pertama dari tiap pupuh, sebanyak 10 halaman.

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Serat Widyapratama
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Daerah Istimewa Yogyakarta

Ceritera dalam bentuk prosa dibagi menjadi 12 bab mengenai asal mula terjadinya dunia dan hidup manusia, dilihat dari dongeng. Bandingkan Lor 6429 dan MSB/LL7. Naskah dilengkapi dengan ringkasan yang dibuat pada jaman Pati Boedaja oleh M. Sinoe Moendisoera, sebanyak 3 halaman tulisan tangan.   Sumber: http://navigasi-budaya.jogjaprov.go.id/heritage/naskah-kuno/1560#prettyPhoto

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Serat Menak Sarehas
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Daerah Istimewa Yogyakarta

Keterangan korpus Adabtasi jawa dari cerita Arab-Persi yang terkenal dengan judul Serat Menak terdapat dalam berbagai redaksi, sebagaimana diterangkan dalam Poerbatjaraka 1940. Diantaranya ada yang merupakan versi pesisiran, versi Kartasura maupun versi Yasadipura. Disamping versi ceritera Menak Amir Hamzah �pokok� ada lagi ceritera ceritera carangan, terutama Serat Dewi Rengganis. Penelitian dasar yang membeda-bedakan korpus sastra Menak ini dalam masing-masing redaksinya belum dilaksanakan. Bahkan hanya redaksi Yasadipura-lah yang biasanya dikenal oleh para sarjana sastra jawa. Versi ini rupanya dikarang oleh Yasadipura I pada ahir abad ke-18 atas perintah dari PB III. Didalam karangan ini, Yasadipura mengumpulkan serta memperluas versi-versi sebelumnya, sehingga Serat Menak Yasadipuran menjadi amat banyak jumlah episodenya. PB A.8 305 Bhs jawa Aks Jawa Macapat Rol 116 no.4

avatar
Arum Tunjung