tahun baru
369 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Cebunin
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Aceh

Cebunin bahasa Alas berarti sembunyi-sembunyian. Pemain terdiri dua regu, yaitu regu pencari dan regu bersembunyi. Masing-masing regu beranggota + 10 orang umur 10 - 15 tahun. Regu pencari atau penjaga, regu bersembunyi atau perantau. Pusat permainan berupa patok kayu setinggi 2 meter sebagai rumah di tengah dua lingkaran bergaris tengah 4 meter dan 12 meter. Cara bermain dengan diundi, untuk menentukan regu penjaga dan regu bersembunyi. Kemudian regu penjaga berada dalam lingkaran besar atau di luar lingkaran kecil atau daerah bebas dengan mata tertutup. Kemudian regu perantau berpencar kepelosok kampung agar tak mudah dicari. Setelah ada suara ngga (sudah), mulailah regu penjaga mencarinya. Regu perantau berusaha masuk rumah atau masuk lingkaran kecil. Regu penjaga harus di luar lingkaran besar, kecuali ada anggota regu perantau akan masuk rumah (lingkaran kecil). Disitulah terjadi adu siasat dan strategi. Disitulah sering terjadi kontak fisik antara kedua anggota regu ber...

avatar
Oase
Gambar Entri
Bahasa Aceh
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Aceh

Bahasa Aceh adalah sebuah bahasa yang dituturkan oleh suku Aceh yang terdapat di wilayah pesisir, sebagian pedalaman dan sebagian kepulauan di Aceh. Bahasa Aceh termasuk dalam rumpun bahasa Chamic, cabang dari rumpun bahasa Melayu-Polinesia, cabang dari rumpun bahasa Austronesia. Bahasa Aceh termasuk dalam kelompok bahasa Chamic, cabang dari rumpun bahasa Melayu-Polinesia, cabang dari rumpun bahasa Austronesia. Bahasa-bahasa yang memiliki kekerabatan terdekat dengan bahasa Aceh adalah bahasa Cham, Roglai, Jarai, Rade dan 6 bahasa lainnya dalam rumpun bahasa Chamic. Bahasa-bahasa lainnya yang juga berkerabat dengan bahasa Aceh adalah bahasa Melayu dan bahasa Minangkabau. Bahasa Aceh  tersebar terutama di wilayah pesisir Aceh. Bahasa ini dituturkan di 10 kabupaten dan 4 kota di Aceh, yaitu: Kota (Sabang, Banda Aceh, Lhokseumawe, Langsa), Pesisir Utara Timur (Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur (kecuali di 3 kecamatan, Serba Jadi, Peunaron...

avatar
Oase
Gambar Entri
Rencong
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Aceh

Rencong  adalah senjata tajam belati Dari  Indonesia tradisional Aceh.  Bentuknya menyerupai huruf ' L' , rencong termasuk dalam kategori belati yang berbeda dengan pisau atau pedang. Rencong memiliki kemiripan rupa dengan keris. Panjang mata pisau rencong dapat bervariasi dari 10 cm sampai 50 cm. Matau pisau tersebut dapat berlengkung seperti keris, namun dalam banyak rencong, dapat juga lurus seperti pedang. Rencong dimasukkan ke dalam sarung belati yang terbuat dari kayu, gading, tanduk, atau kadang-kadang logam perak atau emas. Dalam pembawaan, rencong diselipkan di antara sabuk di depan perut pemakai. Menurut catatan sejarah rencong mulai dipakai pada masa  Sultan Ali Mugayatsyah  memerintah  Kerajaan Aceh  pada tahun 1514-1528. Pada waktu itu masih berorientasi pada kepercayaan Islam yang sangat berpengaruh dalam kehidupan sosial budaya masyarakat di daerah aceh. Sehingga kedudukan rencong adalah sebagai berikut : gagangnya yang...

avatar
Oase
Gambar Entri
Upacara Kematian Suku Alas Aceh Tenggara
Ritual Ritual
Aceh

Suku Alas adalah sekelompok etnis yang bermukim di daerah Alas, Aceh Tenggara. Sedangkan daerah Alas disebut dengan kata Tanoh Alas. Menurut Kreemer (1922) kata "Alas" berasal dari nama seorang kepala etnis (cucu dari Raja Lambing), ia  bermukim di desa paling tua di Tanoh Alas yaitu Desa Batu Mbulan. Slot Gacor 777 Ukhang  Alas atau  khang  Alas atau  Kalak  Alas telah bermukim di lembah Alas, jauh sebelum Pemerintah Kolonial Belanda masuk ke Indonesia. Keadaan penduduk lembah Alas tersebut telah diabadikan dalam sebuah buku yang dikarang oleh seorang bangsa Belanda bernama Radermacher (1781). Bila dilihat dari catatan sejarah masuknya Islam ke Tanah Alas, pada tahun 1325 (Effendy, 1960:26) maka jelas penduduk ini sudah ada walaupun masih bersifat nomaden dengan menganut kepercayaan animisme. Sisa-sisa kepercayaan animisme pada masyarakat adat, biasanya nampak dalam ritual atau upacara yang digelar. Dalam tulisan ini, kita akan m...

avatar
Oase
Gambar Entri
Tujuh Anak Lelaki
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Aceh

Tujuh Anak Lelaki Ditulis pada   31 Maret 2010   oleh   Agus Anshori Cerita Rakyat dari : Aceh Alkisah, di sebuah kampung di daerah Nanggroe Aceh Darussalam, ada sepasang suami-istri yang mempunyai tujuh orang anak laki-laki yang masih kecil. Anak yang paling tua berumur sepuluh tahun, sedangkan yang paling bungsu berumur dua tahun. Untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, sepasang suami-istri itu menanam sayur-sayuran untuk dimakan sehari-hari dan sisanya dijual ke pasar. Meskipun serba pas-pasan, kehidupan mereka senantiasa rukun, damai, dan tenteram. Pada suatu waktu, kampung mereka dilanda musim kemarau yang berkepanjangan. Semua tumbuhan mati karena kekeringan. Penduduk kampung pun mulai kekurangan makanan. Persediaan makanan mereka semakin hari semakin menipis, sementara musim kemarau tak kunjung usai. Akhirnya, seluruh penduduk kampung menderita kelaparan, termasuk keluarga sepasang suami-is...

avatar
Siti Badriah Gofur
Gambar Entri
Banta Barensyah
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Aceh

Banta Berensyah adalah seorang anak laki-laki yatim dan miskin. Ia sangat rajin bekerja dan selalu bersabar dalam menghadapi berbagai hinaan dari pamannya yang bernama Jakub. Berkat kerja keras dan kesabarannya menerima hinaan tersebut, ia berhasil menikah dengan seorang putri raja yang cantik jelita dan dinobatkan menjadi raja. Bagaimana kisahnya? Ikuti cerita Banta Berensyah berikut ini! Alkisah, di sebuah dusun terpencil di daerah Nanggro Aceh Darussalam, hiduplah seorang janda bersama seorang anak laki-lakinya yang bernama Banta Berensyah. Banta Berensyah seorang anak yang rajin dan mahir bermain suling. Kedua ibu dan anak itu tinggal di sebuah gubuk bambu yang beratapkan ilalang dan beralaskan dedaunan kering dengan kondisi hampir roboh. Kala hujan turun, air dengan leluasa masuk ke dalamnya. Bangunan gubuk itu benar-benar tidak layak huni lagi. Namun apa hendak dibuat, jangankan biaya untuk memperbaiki gubuk itu, untuk makan sehari-hari pun mereka kesulitan.Untuk bertahan...

avatar
Siti Badriah Gofur
Gambar Entri
Hikayat PMTOH
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Aceh

“Aceh adalah negeri penuh cerita.” Jargon ini sudah sering kita dengar, baik dari orang Aceh sendiri maupun dari orang luar yang datang ke Aceh. Bukan hanya itu, dalam jargon lain disebutkan bahwa “Orang Aceh suka cerita dan bercerita”. Asumsi ini kemudian dikaitkan dengan berserabutnya warung kopi-warung kopi di Aceh. Di samping itu, kegemaran orang Aceh yang senang menyebutnya dengan ureueng Aceh dalam bercerita acapkali disampaikannya kepada alam. Misalnya, sembari melaut atau mencangkul di sawah, saat senggang (istirahat) terkadang dia berkisah kepada alam, entah mengadu tentang perjalanan hidupnya atau menceritakan sesuatu yang ada di alam. Dia menceritakan itu sambil berirama. Dari sinilah salah satu ihwal munculnya sebuah kesenian bercerita di Aceh, yakni kesenian tutur. Hikayat PMTOH merupakan salah satu kesenian bercerita (bertutur) tersebut. Cara bercerita gaya PMTOH ini pertama sekali dipopulerkan oleh Tgk. H.Adnan. Dia merupakan tukang hik...

avatar
Desi Natalika
Gambar Entri
Hikayat Cabe Rawit
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Aceh

Pada zaman dahulu kala, di sebuah kampung antah berantah, hidulah sepasang suami istri. Mereka merupakan sebuah keluarga yang sangat miskin. Rumahnya dari pelepah daun rumbia yang didirikan seperti pagar sangkar puyuh. Atap rumah mereka dari daun rumbia yang dianyam. Tidak ada lantai semen atau papan di rumah tersebut, kecuali tanah yang diratakan dan dipadatkan. Di sana tikar anyaman daun pandan digelar untuk tempat duduk dan istirahat keluarga tersebut. Demikianlah miskinnya keluarga itu. Rumah mereka pun jauh dari pasar dan keramaian. Namun demikian, suami-istri yang usianya sudah setengah abad itu sangat rajin beribadah. “Istriku,” kata sang suami suatu malam. “Sebenarnya apakah kesalahan kita sehingga sudah di usia begini tua, kita belum juga dianugerahkan seorang anak pun. Padahal, aku tak pernah menyakiti orang, tak pernah berbuat jahat kepada orang, tak pernah mencuri walaupun kita kadang tak ada beras untuk tanak.”...

avatar
Rhefina
Gambar Entri
Asal Mula Tari Guel
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Aceh

Konon, tari Guel berasal dari dua orang putera Sultan Johor, Malaysia, bernama Muria dan adiknya yang bernama Segenda. Alkisah, pada suatu hari kedua kakak-beradik itu disuruh oleh orang tuanya menggembala itik di tepi laut. Sambil menggembala, untuk mengisi kebosanan, mereka bermain layang-layang. Suatu saat, datanglah angin kencang yang membuat layang-layang mereka putus. Secara spontan mereka berusaha sekuat tenaga mengejar layang-layangnya yang putus itu, sehingga lupa pada itik-itik yang harus mereka jaga. Karena kelengahan ini, itik-itik yang harus mereka jaga berenang dan akhirnya hilang di tengah laut. Sebagai catatan, versi lain dari cerita ini yang menyatakan bahwa, akibat hembusan angin yang sangat kencang itu mereka bersama layang-layangnya diterbangkan oleh angin hingga jatuh di Negeri Serule, Aceh Tengah yang dikuasai oleh Raja Cik Serule yang bergelar Muyang Kaya Lanang Bejeye. Setelah lelah mengejar layang-layang yang putus, kembali lagi ke tepi laut untuk...

avatar
Rhefina