|
|
|
|
Hikayat PMTOH Tanggal 04 Dec 2014 oleh Desi Natalika . |
“Aceh adalah negeri penuh cerita.” Jargon ini sudah sering kita dengar, baik dari orang Aceh sendiri maupun dari orang luar yang datang ke Aceh. Bukan hanya itu, dalam jargon lain disebutkan bahwa “Orang Aceh suka cerita dan bercerita”. Asumsi ini kemudian dikaitkan dengan berserabutnya warung kopi-warung kopi di Aceh. Di samping itu, kegemaran orang Aceh yang senang menyebutnya dengan ureueng Aceh dalam bercerita acapkali disampaikannya kepada alam. Misalnya, sembari melaut atau mencangkul di sawah, saat senggang (istirahat) terkadang dia berkisah kepada alam, entah mengadu tentang perjalanan hidupnya atau menceritakan sesuatu yang ada di alam. Dia menceritakan itu sambil berirama. Dari sinilah salah satu ihwal munculnya sebuah kesenian bercerita di Aceh, yakni kesenian tutur.
Hikayat PMTOH merupakan salah satu kesenian bercerita (bertutur) tersebut. Cara bercerita gaya PMTOH ini pertama sekali dipopulerkan oleh Tgk. H.Adnan. Dia merupakan tukang hikayat yang sangat populer sejak tahun 1960-an. Kabarnya, kelihaian dalam berkisah membuat ia sering diundang dalam acara-acara atau pesta, baik pesta perkawinan, sunat rasul, atau acara-acara kesenian. Dia juga dikenal sebagai tukang cerita keliling dan tukang obat keliling.
Nama PMTOH diambil dari kata poh tèm, yaitu kata lain dari bercerita. Dalam tradisi Aceh, bercerita disebut juga dengan peugah haba, meuhaba, pohaba, poh cakra, poh tèm, cang panah, yang kemudian menjadi sebuah nama salah satu kesenian bercerita di Aceh. Untuk jenis poh cakra, poh tèm, cang panah, biasanya dilekatkan pada bercerita yang membahas segala hal, kadang tak tentu ujung pangkalnya. Dari kata poh tèm itulah kemudian dipelesetkan menjadi pèm toh/ peng toh, yang kemudian diselaraskan bunyinya menjadi pe-em-toh.
Dalam bahasa Aceh memang banyak variasi bahasa yang dipelesetkan seperti di atas, misalkan bu kuloh (boh kulu), kayèe meulakém (kayém meulakè) sabang meuglé (sabé meuglang), langsa bak phong (langsong bak pha), dan masih banyak lagi, mulai dari yang bagus untuk didengar hingga kepada yang “jorok” semisal gampông punggét (gapét punggông). Menurut ilmu linguistik, kasus bolak-balik kosa kata seperti ini dimasukkan dalam variasi bahasa yang disebut dengan variasi slang. Karena itu, ada yang mengatakan PMTOH pelesetan dari poh tem (pem toh/ pe-em-toh) bila ditinjau dari variasi slang.
sumber : Acehdalamsejarah
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |