Tari kethek ongleng adalah salah satu bentuk kesenian rakyat yang berasal dari Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Kethek ongleng ditampilkan oleh sekelompok lelaki yang memakai hiasan kepala menyerupai kera putih. Gerakan tariannya penuh semangat, lincah dan atraktif. Kethek Ongleng biasanya diiringi oleh gamelan jawa. Tarian ini bercerita tentang seekor kera yang merupakan jelmaan Raden Gunung Sari dalam cerita Panji yang sedang mencari Dewi Sekartaji yang menghilang dari istana. Ia berubah bentuk menjadi kethek (kera) agar dapat bebas berkeliaran tanpa dicurigai oleh orang-orang sekitar.
Dinamakan nasi gandul karena pada awalnya penjual masakan ini membawa dagangannya dengan cara dipanggul dengan bambu yang di ujungnya diikatkan bakul nasi pada satu sisi dan kuali tempat kuah pada sisi yang lain, sehingga ketika penjual berjalan memanggul bambu ini di pundaknya, kedua sisi bambu ini bakul nasi dan kuali kuah menggantung (gandul). Sering ditemui spanduk penjual nasi gandul bertuliskan " Nai Gandul Gajah Mati ", karena pada awalnya penjual nasi gandul ini berasal dari desa Gajahmati, Pati. Nasi gandul banyak sekali ditemukan dijual di dalam tenda-tenda sederhana dengan kursi yang menghadap gerobak. Cara penyajian nasi gandul, piring dialasi dengan daun pisang dan menggunakan suru yaitu daun pisan yang dipotong memanjang kemudian dilipat dua sebagai sendoknya. Namun biasanya para penjual nasi gandul tetap menyediakan sendok maupun garpu. Nasi gandul berisikan nasi putih ditambah kuah gandul dengan sedikit potongan bagian-bagian sapi yang dapat dipi...
Ada beberapa pendapat mengenai pengartian macapat. Pendapat pertama menyebutkan bahwa macapat merupakan maca-pat-lagu . Pendapat kedua mnebutkan bahwa istilah macapat berasal dari kata manca-pat yakni sebuah konsep pemikiran pengklasifikasian dalam budaya Jawa seperti keblat papat lima pancer ‘empat arah mata angin dengan titik tengah sebagai pusat’. Sedangkan pendapat ketiga menyebutkan bahwa macapat merupakan kependekan dari maca-papat-papat ‘membaca empat demi empat (suku kata)’. Berdasarkan adanya unsur notasi, sekar macapat berkaitan dengan gamelan sebagai pegiring gendhing. Dalam kedudukannya sebagai pengiring gendhing, macapat dapat ditembangkan secara tunggal oleh swarawati atau swaraswirawa dan dapat ditembangkan bersama-sama (gerong). Macapat dapat ditemukan di teater tradisional Jawa, kehidupan sehari-hari orang Jawa, dan juga mantra atau kidung tolak bala. Jenis pola persajakan atau metrum macapat dapat dikelompokkan ke d...
Candi Gatotkaca adalah salah satu candi Hindu yang berada di Dataran Tinggi Dieng, di wilayah Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Candi ini terletak di sebelah barat Kompleks Percandian Arjuna, di tepi jalan ke arah Candi Bima, di seberang Museum Dieng Kaliasa. Nama Gatotkaca sendiri diberikan oleh penduduk dengan mengambil nama tokoh wayang dari cerita Mahabarata. Batur candi setinggi sekitar 1 m dibuat bersusun dua dengan denah dasar berbentuk bujur sangkar. Di pertengahan sisi selatan, timur dan utara terdapat bagian yang menjorok keluar, membentuk relung seperti bilik penampil. Pintu masuk terletak di sisi barat dan, dilengkapi dengan bilik penampil. Anak tangga di batur terlindung dalam dalam bilik penampil. Candi Gatotkaca juga terlihat seperti bangunan bertingkat, karena bentuk atapnya dibuat sama dengan bentuk tubuh candi. Puncak atap sudah hancur, sehingga tidak terlihat lagi bentuk aslinya. Di keempat sisi atap juga terdapat relung kecil...
Candi Bima berada di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Candi Bima terletak menyendiri di atas bukit, terletak paling selatan di Komplek Percandian Dieng. Candi ini merupakan bangunan terbesar di antara kumpulan Candi Dieng. Bentuknya berbeda dari candi-candi di Jawa tengah pada umumnya. Kaki candi mempunyai denah dasar bujur sangkar, namun karena di setiap sisi terdapat penampil yang agak menonjol keluar, maka seolah-olah denah dasar Candi Bima berbentuk segi delapan. Penampil di bagian depan menjorok sekitar 1,5 m, berfungsi sebagai bilik penampil menuju ruang utama dalam tubuh candi. Penampil di ketiga sisi lainnya membentuk relung tempat meletakkan arca. Saat ini semuanya dalam keadaan kosong. Tak satupun arca yang masih tersisa. Bentuk atap candi terdiri atas 5 tingkat, masing-masing tingkat mengikuti lekuk bentuk tubuhnya, makin ke atas makin mengecil. Setiap tingkat dihiasi dengan pelipit padma ganda dan relung kudu. Kudu...
Candi Dwarawati terletak di Kompleks Percandian Dieng, desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Bentuk Candi Dwarawati berdenah dasar segi empat dengan penampil di keempat sisinya. Tubuh candi berdiri di atas batur setinggi sekitar 50 cm. Tangga dan pintu masuk, yang terletak di sisi barat, saat ini dalam keadaan polos tanpa pahatan. Pada pertengahan dinding tubuh candi di sisi utara, timur dan selatan terdapat semacam bilik penampil yang menjorok keluar membentuk relung tempat meletakkan arca. Bagian atas relung melengkung dan meruncing pada puncaknya. Ambang relung dihiasi pahatan bermotif bunga yang sederhana. Demikian juga sisi atas dinding bilik penampil. Ketiga relung pada dinding tubuh candi tersebut saat ini dalam keadaan kosong tanpa arca. Sepintas candi ini juga terlihat seperti bangunan bertingkat, karena bentuk atapnya dibuat sama dengan bentuk tubuh candi. Di keempat sisi atap terdapat relung tempat meletakkan arca. Saat ini, r...
Tata rias Paes Ageng adalah tata rias untuk pengantik kraton Yogyakarta yang kini banyak diaplikasikan untuk penantin-pengantin Jawa umum. Mempelai perempuan mengenakan hiasan rambut cunduk mentul, sanggul bokor , riasan cengkorongan, citak, alis tanduk rusa dan jahitan mata , hiasan kalung tiga susun, gelang naga dan pakaian dodotan . kini umumnya cengkorongan dan alis tanduk rusa yang diaplikasikan dan menjadi ciri khas pengantin Jawa. Cengkorongan adalah pembuatan pola dibagian dahi pinggiran rambut yang berbentuk bunga teratai bermakana kesucian yang. Cengkorongan terdiri atas pangunggul (unggul), pangapit (pengawal) dan panitis (teliti). Sedangkan alis tanduk rusa , dibentuk dengan ujung bercabang dua seperti tanduk rusa yang diibaratkan sebagai hewan yang perkasa, sehingga diharapkan pengantin mampu menjadi tangguh dan kuat.
Dugderan merupakan suatu kegiatan yang menandakan bahwa ibadah puasa telah dimulai yang diadakan di semarang. Sebutan dugderan berasal dari bunyi bedug "dug dug" dan meriam yang ditembakkan di alun alun masjid kauman yang berbunyi "der der" di akhir acara. Dalam perayaan ini banyak sekali pedagang yang menjual berbagai macam barang-barang yang hampir mirip kondisinya dengan pasar malam. Dugderan selain sebagai sarana hiburan juga sebagai sarana dakwah.
Mampir ke Pekalongan rasanya kurang lengkap kalau hanya membeli baju batik saja. Alangkah asyiknya jika sambil mencicipi salah satu makanan khas Pekalongan yaitu Pindang Tetel. Meskipun makanan ini jika dilihat dari namanya kurang menarik tetapi mampu membuat ketagihan jika dicicipi. Pindang tetel adalah sayur berkuah berisi tetelan daging sapi dan irisan daun bawang dengan bumbu pindang, yaitu rempah-rempah bercampur kluwak. Ciri khas lain pindang tetel adalah kehadiran kerupuk merah dan kuning yang digoreng dengan pasir, kakau orang desa menyebutnya kerupuk usek. Pindang tetel tidak cocok berpadu dengan kerupuk yang digoreng dengan minyak karena akan merusak cita rasanya. Pindang Tetel banyak dijumpai di Kecamatan Kedungwuni dan yang paling khas adalah di Desa Ambokembang. RM/Toko yang Menyediakan : Pindang Tetel Restaurant Address: Jl. Karya Bakti No.105, Medono, Pekalongan Bar., Kota Pekalongan, Jaw...