Nasi Sela - Bali Nasi sela merupakan sejenis nasi yang dicampur dengan aneka lauk tertentu, namun yang membuatnya dinamakan nasi sela adalah karena ada tambahan cacahan ubi yang mengiringinya. Karena ada ubi itulah namanya menjadi nasi sela, sesuai arti nama sela yang berarti ubi atau ketela dalam bahasa setempat. Makanan yang menjadi khas kabupaten Karangasem tersebut bahkan pernah menjadi makanan pokok masyarakat pada tahun 1970-an karena saat itu beras cukup langka, sehingga ubi ditambah untuk menambah karbohidrat. Ubi-ubian yang dipakai untuk membuat nasi sela adalah ubi jalar, yang menimbulkan kesan rasa yang manis, lalu ada ketela dengan rasa yang biasa saja alias tawar. Namun tidak hanya ubi saja yang dicampur dengan nasi, karena itu adalah penyajian zaman dahulu, kini justru nasi sela diperjualbelikan dengan lauk yang lebih beragam. Beberapa diantara lauk tersebut dapat dipilh sesuka hati, namun normalnya lauk yang ada adalah sayur bejek, grago (udang yang kecil)...
Sudang Lepet - Bali Nama sudang lepet memang jarang didengar oleh kebanyakan orang, karena untuk menemukannya hanya dapat di temui di kota Singaraja atau Buleleng. Sudang lepet sendiri merupakan sejenis ikan asin yang memiliki bentuk sangat tipis, sehingga memiliki tekstur yang renyah dengan rasa asin menyelimutinya. Sebagai makanan dari orang-orang pesisir utara pulau Bali, sangat tepat rasanya bila sudang lepet dibuat dari ikan, mengingat Buleleng dan Singaraja memiliki warga yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Penamaan sudang lepet terkesan memiliki arti yang aneh, karena sudang yang berarti ikan asin, ditambah lagi dengan kata lepet dengan arti sial. Sehingga kalau digabung jadi ikan asin sial, entah bagaimana masyarakat menamainya seperti itu, namun beberapa sumber mengatakan bahwa nama tersebut diberikan pada makanan ini karena ikan harus diolah dengan cara dipukul-pukul sampai tipis. Pembuatan ikan asin ini terbilang rumit, mengingat setelah menangkap ikan,...
Tidak hanya betawi dan garut yang memiliki dodol, Bali pun memiliki dodol yang biasa disebut dodol buleleng yang cukup dikenal bahkan dikalangan pelancong. Dodol buleleng memiliki rasa yang khas perbaduan dari rasa manis, legit dan wangi. Jika ingin mencicipi dodol buleleng tersebut anda tidak perlu jauh-jauh pergi ke bali karna anda bisa membuatnya sendidri di rumah. Bahan-Bahan : Tepung ketan 1/5 kg Kacang Tanah (secukupnya) Gula merah 2/5 kg Gula pasir 2 kg Kelapa 5 butir Daun pandan Garam (secukupnya) Pembungkus : Daun jagung dan tali Cara Membuat : Parut kelapa kemudian ambil santanya, lalu rebus hingga mendidih. Masukan tepung ketan, kacang campur dan gula merah besama dengan santan. Lalu masukan campuran tersebut ke dalam wajan dengan api besar. Aduk selama 1 jam, sambil tambahkan gula pasir. Jika sudah mengental angkat adonan tunggu hingga dingin lalu bungkus dengan daun jagun...
Bahan yang harus disediakan: 1 kg salak 1 kg gula pasir 2 kg asam sitrat 5 gram vanili. Cara pembuatan: Kupas buah salak yang sudah disediakan, kemudian ambil daging buahnya. Potong daging buah lalu kukus selama 15-20 menit. Selanjutnya tambahkan gula, asam sirat, dan vanili kedalam bubur buah, aduk semua hingga menjadi satu. Kemudian masak semua bahan yang telah dicampurkan diatas api kecil selama 35 menit, aduk hingga merata lalu dinginkan. Terakhir potong dodol salak kecil-kecil atau sesuai seleramu dan kemas dengan plastik. Sumber : https://www.satujam.com/7-produk-olahan-berbahan-dasar-buah-salak/
Blayag adalah ketupat alias lontong yang dibungkus dengan janur. Dipakainya janur sebagai pembungkusnya karena memang kondisi geografi Bali Utara yang agak kering dan berpantai menyebabkan pohon kelapa mendominasi. Blayag rasanya sangat khas serta tidak terlalu lembek. Blayag Kuah adalah salah satu olahan Blayag yang paling banyak digemari sehingga menyebar ke seluruh Bali. Blayag disajikan dengan telor, ayam suir, toge/ lawar, sambal, kemudian disiram dengan kuah bersantan mirip kuah kare dan ditaburi dengan kedele goreng. Rasanya benar-benar bervariasi mulai dari gurih, sedikit manis, dan pedas Bahan-Bahannya adalah : Blayag (ketupat yang dibungkus dengan janur digulung) Sayur Urab Ayam Sisit Sambel Embe Kedele Goreng Kripik Kulit Ayam Bumbu Kuah Blayag Raja: Tepung Beras Kasar Kunir Bawang Putih...
aman Budaya Garuda Wisnu Kencana ( bahasa Inggris : Garuda Wisnu Kencana Cultural Park ), disingkat GWK , adalah sebuah taman wisata di bagian selatan pulau Bali . Taman wisata ini terletak di tanjung Nusa Dua , Kabupaten Badung , kira-kira 40 kilometer di sebelah selatan Denpasar , ibu kota provinsi Bali. Di areal taman budaya ini, direncanakan akan didirikan sebuah landmark atau maskot Bali, yakni patung berukuran raksasa Dewa Wisnu yang sedang menunggangi tunggangannya, Garuda , setinggi 120 meter. [1] Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana berada di ketinggian 146 meter di atas permukaan tanah atau 263 meter di atas permukaan laut. [1] Di kawasan itu terdapat juga Patung Garuda yang tepat di belakang Plaza Wisnu adalah Garuda Plaza di mana patung setinggi 18 meter Garuda ditempatkan sementara. Pada saat ini, Garuda Plaza menjadi titik fokus dari sebuah lorong besar pi...
Tari Trunajaya berasal dari kata Teruna. Kata itu diambil dari kata pemuda yang ditemukan dari hasil kreasi Pan Wandres dalam perjalanannya dan disempurnakan oleh I Gde Manik. Tarian ini menceritakan tentang seorang laki-laki yang ingin memikat wanita, terlihat dari setiap gerakan tarinya yang tegas dimana antar kaki diberi jarak seperti kuda-kuda. Walau begitu, seiring dengan perkembangan zaman tarian ini tidak hanya dibawa oleh laki-laki. Perempuan pun dapat ikut serta, bahkan oleh 2 orang sekaligus. Bila di telaah, sang penari selalu membelalakan matanya dan dengan tegas menggerak-gerakan tariannya, berkesan menyeramkan namun hal ini untuk menunjukan kejantanan pria. Tarian ini biasanya selalu diiringi musik gamelan Gong Kebyar, dapat dipentaskan dimana saja karena bertujuan untuk hiburan saja.
Barong, dari katanya saja mirip dengan Barongsai ya? Tapi tarian ini bukan dari negara China. Indonesia sendiri memiliki tari Barong yang diwariskan jauh hari sebelum keberadaan agama Hindu. Tarian ini menceritakan tentang perseteruan antara kebajikan yang disimbolkan dengan barong, dan kejahatan yang digambarkan dengan sosok rangda. Menurut beberapa literatur, kata Barong berasal dari asal kata “Bahruang” yang memiliki arti beruang. Walaupung begitu, wujud dari binatang yang digambarkan bisa beragam tergantung dari jenis tari Barong yang dibawa, ada Barong Bangkal, Barong Macan, Barong Asu, Barong Gajah, Barong Blasblasan, Barong Landung dan yang paling terkenal, yaitu Barong Keket atau Barong Ket yang menggambarkan perpaduan antara macan, singa dan sapi. Tarian ini biasa ditarikan oleh 2 orang laki – laki, yang satu memainkan bagian kepala dan yang lain berada di bagian ekor. Badan Barong yang digunakan untuk menari pada umumnya terbuat dari bahan kul...
Pada masa kerajaan Bali, tarian ini hanya ditampilkan di lingkungan keraton. Kata Legong sendiri berasal dari asal kata “Leg” yang memiliki arti luwes serta “gong” yang dapat diartikan sebagai gamelan . Oleh sebab itulah, tarian ini memiliki gerakan yang lemah gemulai yang diiringi dengan gamelan tradisional khas Bali bernama Semar Pegulingan. Selain itu, para penari yang memainkan Legong menggunakan kipas, kecuali tokoh Condong. Di Bali, ada beberapa jenis Tari Legong yang berkembang seiring dengan berjalannya waktu, yaitu Legong Keraton atau Legong Lasem, Legong Legod Bawa, Legong Jobog, Legong Smaradahana, Legong Sudarsana dan Legong Kuntul.