Kali ini budaya khas masyarakat Pacitan itu berasal dari lereng gunung limo di Kecamatan Kebonagung. Keyakinan masyarakat sekitar Gunung Limo yang masih menganggap memiliki nilai magis diwujudkan dengan bentuk upacara atau ritual di daerah tersebut. Namanya adalah upacara Tetaken. Upacara ini dilaksaakan masyarakat Gunung Limo setiap tanggal 15 Muharram/Suro. Upacara berbentuk ritual ini sudah turun temurun dilaksanakan masyarakat di lereng Gunung Limo, tepatnya berada di Desa Mantren Kecamatan Kebonagung, Pacitan. Ritual upacara Tetaken ini merupakan upacara bersih desa atau sedekah bumi. Model dari ritual ini adalah ketika sang juru kunci Gunung Lima, Somo Sogimun, turun gunung. Bersama 16 anak buahnya, yang sekaligus murid-muridnya. Mereka baru selesai menjalani tapa di puncak gunung dan akan kembali ke tengah masyarakat. Tetaken adalah tradisi khas masyarakat kaki Gunung Lima yang masih dipelihara dengan baik sampai saat ini. Bagi masyarakat Pacitan, Gunung Limo adalah simbo...
Salah satu yang menjadi keunggulan masyarakat Jawa adalah semangat gotong royongnya yang tinggi, dan selalu dipupuk dalam setiap kesempatan dan kegiatan yang ada. Seperti yang dilakukan oleh sekelompok nelayan di Desa Worawari, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan Jawa Timur. Warga yang tergabung dalam serikat nelayan Kebonagung menyelenggarakan tradisi eret atau eretan. Eret adalah mencari ikan dengan metode jaring panjang yang dipasang melingkari teluk. Kedua ujung jaring ada di daratan dan kemudian ditarik bersama untuk menggiring ikan kearah pesisir. Ikan yg berhasil digiring nantinya akan terperangkap ke dalam jaring panjang tersebut, atau biasa disebut menangkap ikan jaring keruk. Filosofi yang muncul dalam tradisi eret ini adalah "Eretan Ngupaya Mina", yang merupakan kalimat bahasa Jawa dengan makna saling bergandengan mencari ikan. Nilai yang mungkin sulit didapat dalam zaman yang serba pragmatis dan mementingkan kepentingan sendiri. Selain agenda inti eretan, budaya unik...
Ceprotan Upacara Ceprotan, adalah upacara ritual khas masyarakat Pacitan, khususnya masyarakat Desa Sekar Kecamatan Donorojo yang selalu dilaksanakan tiap tahun pada bulan Dzulqaidah (Longkang), pada hari Senin Kliwon. Acara ini diselenggarakan untuk mengenang pendiri desa Sekar yaitu Dewi Sekartaji dan Panji Asmorobangun melalui kegiatan bersih desa. Upacara ini diyakini dapat menjauhkan desa dari bencana dan memperlancar kegiatan pertanian. Rangkaian seremoni sakral Ceprotan, dimulai dari pengumpulan ayam dari beberapa warga. Upacara dipimpin oleh kepala desa dan melibatkan kepala dusun. Puncak acara Ceprotan berlangsung pada sore hari dimana matahari mulai terbenam, diawali dengan tarian surup atau "Terbenamnya Matahari" kemudian juru kunci membacakan doa, serta lurah desa merepresentasikan diri sebagai perwujudan Ki Godeg, sedangkan Istrinya sebagai Dewi Sekartaji. #DaftarSB19 http://www.eastjava.com/tourism/pacitan/ina/ceprotan.html
Bila berkunjung ke Pacitan atau kota yang disebut kota 1001 goa ini, Anda harus mencicipi makanan yang satu ini yaitu tahu kupat khas Pacitan. Perbedaan tahu kupat khas Pacitan dengan kupat tahu lainnya yaitu kecap yang digunakan merupakan kecap asli dari Pacitan. Kecap ini bertekstur lebih kental serta adanya air bawang putih yang memberikan rasa gurih dan segar dalam satu suapan. Untuk satu porsi kupat tahu Anda hanya membayar Rp 6.000. Pengunjung di sini mempunyai berbagai macam selera, salah satunya adalah tahu setengah matang, tidak menggunakan kacang maupun ketupat. Tahu kupat yang buka sejak pukul 10 pagi hingga sehabisnya ini awalnya membuka lapak di Pasar Sawo. Setelah adanya pembongkaran pasar, akhirnya tahu kupat bu Tutik ini pindah ke Pasar Minulyo yang beralamat di Jl. Gatot Subroto, Pacitan. Ini merupakan makanan favorit presiden ke-6 Republik Indonesia, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono karena letaknya berada dekat dengan rumah masa kecil beliau. Tahu kupat b...
Tari Bedoyo Wulandaru adalah tarian tradisional yang dipentaskan dalam penyambutan tamu agung dari Banyuwangi, Jawa Timur. Tarian ini merupakan perwujudan dari rasa bahagia masyarakat saat menyambut kedatangan tamu besar yang datang kesana. Tari Bedoyo Wulandaru merupakan salah warisan tarian tradisional yang terkenal di Banyuwangi, selain Tari Gandrung. Secara etimologi, “wulandaru” merupakan gabungan dari “wulan” dan “ndaru”. “Wulan” berarti bulan, yang secara luas dapat dimaknai menerangi kegelapan. “Ndaru” berarti bintang jatuh, atau secara filosofis dimaknai sebagai tanda keberuntungan. Sementara, “bedoyo” merujuk pada para penari yang membawakannya. “Bedoyo” merupakan ungkapan yang ditujukan kepada para wanita yang membawakan sebuah tari. Selain memiliki nilai seni dan budaya, Tari Bedoyo Wulandaru ini memiliki sejar...
---------PERTUNJUKAN PENCAK MACAN------------- Siapa yang tidak kenal kota Gresik, kota pudak yang berbasis juga dengan kota santri ini terkenal juga kebudayaannya salah satunya adalah pencak macan, banyak juga kulinernya misalnya kolak ayam, pudak, jenang dan banyak lagi, Gresik juga memiliki sejarah bagaimana Islam disebarkan. Gresik kota pudak, selain tempat yang digunakan untuk mengembangkan ajaran agama Islam yang melalui perdagangan muncullah seni budaya lokal yang bernuansa Islami salah satunya adalah Seni tradisional Pencak Macan, salah satu kesenian yang berkembang diwilayah masyarakat Kelurahan Lumpur dan Kroman, Kecamatan Gresik. Tradisi ini merupakan budaya warisan leluhur yang sudah berusia ratusan tahun. Kesenian Pencak Macan pertama kali dikenalkan dan dilestarikan oleh Mbah Sindujoyo yang terdapat di Desa Lumpur. Terdapat suatu desa yang terletak di pesisir Kota Gresik yaitu Desa Lumpur, konon menurut ceritanya desa ini datang dari pinggiran pantai yang berlu...
Cerita mengenai asal mula Pacitan ini terdapat dalam buku Legenda Rakyat Pacitan dan babad tanah Pacitan, yang mengatakan bahwa Pacitan berasal dari Pacewetan. Pace adalah nama buah, atau dikatakan adalah mengkudu yang memberi kekuatan, sedangkan wetan adalah timur.Pendapat ini berasal dari legenda yang bersumber pada peristiwa perang Mengkubumen atau Perang Palihan Nagari (1746-1755 M). Perang ini terjadi di Pacitan saat Pangeran Mangkubumi dari keraton Surakarta dalam peperangannya itu sampai ke wilayah pesisir selatan di Pacitan. Saat itu sedang terjadi perang gerilya 1747-1749 (Perang Palihan Nagari (1746-1755) ) melawan VOC Belanda, Pangeran Mangkubumi mengalami kekalahan, beliau disertai 12 orang pengikutnya mundur ke arah selatan sambil mencari dukungan untuk membantu perjuangan perang tersebut. Dalam pertempuran tersebut, Pangeran Mangkubumi mengalami kekalahan dan terpukul mundur, sehingga beliau beserta pasukan yang tersisa menggunakan strategi melarikan diri ke dal...
Tari Gading Alit Tari Gading Alit merupakan salah satu tarian kreasi yang berasal dari Kota Malang, Jawa Timur. Tarian ini merupakan tari yang umurnya masih muda, karena tarian ini pertama kali ditampilkan pada tahun 2014. Tari Gading Alit bercerita tentang kehidupan anak – anak remaja putri yang akan menginjak dewasa. Menggambarkan ekspresi cinta dari remaja putri yang menginjak dewasa di Malang yang ingin menarik lawan jenisnya dan bersiap menyongsong masa depan. Konsep tari Gading Alit adalah tarian tradisional yang dinamis, dengan gerakan yang sedikit genit, lincah, dan ceria. Tari Gading Alit pertama kali ditampilkan pada acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Jaringan Kota Pusaka Indonesia 2014 di Singkawang, Pontianak, Kalimantan Barat. Pada acara tersebut berbagai tarian dari beberapa kota dilombakan, dan Tari Gading Alit dinoba...
Ludruk merupakan kesenian teater rakyat Jawa Timur yang berasal dari kalangan rakyat jelata. Di Surabaya, kesenian Ludruk masih tetap bertahan meski hanya dipentaskan oleh beberapa puluh pemain saja. Harga tiket menonton Ludruk sebenarnya cukup murah, Rp 2.500, tetapi jumlah penontonnya semakin lama semakin berkurang, rata-rata 10-15 orang saja pada setiap pementasan. Mendapatkan penghasilan yang rendah membuat para pemain mau tidak mau harus memiliki pekerjaan sampingan. Hingga saat ini Ludruk bisa bertahan karena lakon-lakon yang dipentaskan sangat aktual dan akrab dengan budaya setempat, seperti berupa legenda, dongeng, kisah sejarah, dan cerita kehidupan sehari-hari yang menggunakan bahasa yang sangat komunikatif, dan tentu saja selalu disertai lawakan yang sangat menghibur. Pemain Ludruk harus jago berimprovisasi karena setiap pementasan tidak menggunakan naskah. Penampilan mereka biasanya diiringi musik gamelan dan tembang khas jula-juli. Kostum yang dipakai pun mengga...