|
|
|
|
Pertunjukan Pencak Macan #DAFTARSB19 Tanggal 13 Feb 2019 oleh Nurzaa_sy . |
---------PERTUNJUKAN PENCAK MACAN-------------
Siapa yang tidak kenal kota Gresik, kota pudak yang berbasis juga dengan kota santri ini terkenal juga kebudayaannya salah satunya adalah pencak macan, banyak juga kulinernya misalnya kolak ayam, pudak, jenang dan banyak lagi, Gresik juga memiliki sejarah bagaimana Islam disebarkan. Gresik kota pudak, selain tempat yang digunakan untuk mengembangkan ajaran agama Islam yang melalui perdagangan muncullah seni budaya lokal yang bernuansa Islami salah satunya adalah Seni tradisional Pencak Macan, salah satu kesenian yang berkembang diwilayah masyarakat Kelurahan Lumpur dan Kroman, Kecamatan Gresik. Tradisi ini merupakan budaya warisan leluhur yang sudah berusia ratusan tahun. Kesenian Pencak Macan pertama kali dikenalkan dan dilestarikan oleh Mbah Sindujoyo yang terdapat di Desa Lumpur.
Terdapat suatu desa yang terletak di pesisir Kota Gresik yaitu Desa Lumpur, konon menurut ceritanya desa ini datang dari pinggiran pantai yang berlumpur serta mengendapdikarenakan pergantian alam serta keperluan masyarakat maka pinggiran pantai tersebut menjadi satu pemukiman yang diberi nama Desa Lumpur. Menurut letaknya berada di pinggir pantai maka dengan otomatis mata pencaharian penduduknya mayoritas sebagai nelayan, meskipun ada beberapa kecil dari mereka yang mata pencahariannya berdagang maupun yang lain. Agama yang dianut oleh mayoritas penduduknya yaitu islam sehingga mereka terus memegang teguh kebiasaan istiadat yang ada.
Di Desa Lumpur ini terdapat salah satu sanggar yang sudah terkenal dan sudah ada sejak tahun 1940an, pada tahun 2013 ini yang bernama Sanggar Seputra sudah mencapai generasi yang ketiga. Awal mula teknik bela diri yakni Pencak Silat diperkenalkan oleh Madhuroh pada pemuda di Kelurahan Lumpur sekitar tahun 1940-an. Madhuroh adalah seorang seniman pencak dari Desa Bruro Kecamatan Drasmo Surabaya yang menikah dengan seorang wanita dari Kelurahan Lumpur Gresik. Salah satu muridnya bernama Miadi yang memiliki kelompok Kesenian Pencak Macan mengembangkan pencak yang didapatkan secara turun-temurun dan memadukannya dengan teknik pencak yang diajarkan oleh Madhuroh. Kesenian Pencak Macan yang dimiliki Miadi merupakan kelompok Kesenian Puncak Macan pertama yang berada di Kelurahan Lumpur Gresik. Kelompok Kesenian Pencak Macan tersebut bernama PPLG yakni singkatan dari Persatuan Pencak Silat Lumpur Gresik, yang didirikan jauh sebelum merdeka.
Kelompok Pencak Macan Seputra ini adalah kelompok tertua di Kelurahan Lumpur. Nama Seputra sendiri dipakai karena semua pemainnya adalah laki-laki. Pada tahun 1950-an Kesenian Pencak Macan yang dibina oleh Miadi mengalami kemunduran dalam eksistensinya. Kesenian tersebut sudah jarang ditemui bahkan sudah tidak dapat ditemui lagi di berbagai acara hajatan, sehingga salah satu pemain dari PPLG yakni Nurul Huda terketuk hatinya untuk membangkitkan Kesenian Pencak Macan tersebut. Selama bergabung dengan PPLG beliau berjuang untuk mendirikan sebuah sanggar yang mengembangkan dan melestarikan kesenian Pencak Macan.
Sanggar Seputra berhasil didirikan oleh Nurul Huda pada tahun 1962 dengan anggota beberapa tetangga dan kerabat dekat. Nama Seputra diambil dari kata “Putra” yang berarti laki-laki, karena semua anggota yang bergabung dalam sanggar tersebut ialah laki-laki. Hingga saat ini sekitar 30 orang yang bergabung dalam Sanggar Seputra yang terdiri dari anak-anak hingga orang dewasa. Banyak juga para tetanggga yang menginginkan putranya bergabung dan belajar Kesenian Pencak pada Sanggar Seputra, demi kelestarian Kesenian Pencak Macan para pengajar rela memberikan ilmunya tanpa memungut bayaran sedikit pun. Para pemain Pencak Macan bermata pencaharian nelayan dan ada juga yang bekerja sebagai pembuat kerajinan keranjang dari bambu, perahu mini, dsb. Pencak Macan ini hanya sebagai pekerjaan sambilan saja atau untuk tambahan penghasilan disela-sela waktu para pemainnya.
Sepeninggal Nurul Huda, kepemimpinan sanggar tersebut dikelola oleh adik-adiknya. Saat ini sanggar Seputra diketuai oleh Imron Hamzah dan dibawah tanggung jawab Abdul Ghofur. Hingga saat ini eksistensi dari kesenian Pencak Macan Sanggar Seputra masih tetap terjaga dan meskipun pada perkembangannya mengalami banyak perubahan namun tetap tidak meninggalkan esensi atau ciri khas yang dimiliki oleh kesenian tersebut.
Pencak Macan merupakan salah satu kesenian yang digunakan sebagai pengiring didalam arak-arakan pengantin tradisional penduduk Desa Lumpur Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik. Kebiasaan merupakan budaya warisan leluhur yang sudah berumur beberapa ratusan tahun yang sampai saat ini tetap terjaga kelestariannya. Masyarakat Kelurahan Lumpur tidak hanya memaknai kesenian ini sebagai warisan leluhur yang harus dilestarikan tetapi juga masih mempercayai mitos-mitos yang terkandung didalamnya, diantaranya : kesenian pencak macan merupakan peninggalan leluhur masyarakat setempat yang berperan dalam babad alas Kelurahan Lumpur. Adapula mitos penyembuhan, yakni bulu atau rambut atau dengan memasukkan beberapa bulu topeng kedalam ember yang berisi air kemudian mengusapkan ke wajah yang terkena anak kecil atau orang dewasa dianggap dapat menyembuhkan penyakit sawan.
Secara filosofisnya mempunyai makna simbolis. Pertama, macan yang meggambarkan mempelai laki-laki, secara filosofis macan merupakan binatang protektif, raja hutan atau pemimpin para binatang yang ada di hutan sehingga dimaksudkan bahwa mempelai laki-laki nantinya dapat menjadi pemimpin keluarga yang baik dan dapat melindungi seluruh anggota keluarganya. Monyet digambarkan sebagai mempelai wanita karena monyet merupakan binatang yang lincah dan penuh tipu muslihat, hal ini menggambarkan karakter wanita pada dasarnya mudah tergoda dengan bujukan iblis seperti pada beberapa kisah di Al-Qur’an yakni nabi adam-hawa dan lebih mudah terjerumus kepada hal-hal yang negatif sehingga diharapkan suami dapat mengkontrol tingkah laku sang mempelai wanita dan terhindar dari para iblis yang diperankan oleh genderuwo, yang ingin mengganggu rumah tangga mereka. Pada dasarnya tradisi kesenian Pencak Macan ini mempunyai arti sebagai pengingat tentang lika-liku serta konflik perjalanan yang akan dihadapi oleh pasangan pengantin sebagai pasangan suami istri dalam menjalani bahtera rumah tangga. Hal tersebut dijelaskan dalam simbol-simbol yang terdapat pada Pencak Macan, yaitu :
·Macan, terdapat kostum macan yang berwarna putih dan kuning. Macan yang berwarna kuning termasuk karakter macan yang jantan dilambangkan sebagai seorang laki-laki yang perkasa dan mempunyai sifat keras seperti macan namun, memiliki sikap dan rasa tanggung jawab yang tinggi. Sedangkan kostum macan yang berwarna putih melambangkan kesucian atau kebaikan sehingga diharapkan laki-laki dapat mengarahkan bahtera rumah tangganya kearah yang lebih baik.
·Monyet, pada topeng monyet menggambarkan karakter perempuan atau istri. Karena gerak yang dilakukan oleh karakter monyet cenderung lincah dan sedikit feminine yang merupakan lambang seorang perempuan yang lincah walaupun cerewet dan bawel namun ia memiliki sikap yang rajin dalam mengurus rumah tangga.
·Genderuwo, topeng yang berkarakter genderuwo ini merupakan pemindahan atau transformasi langsung dari tokoh genderuwo pada kitab Dlancang Wacan yang melambangkan sebuah sifat yang haus akan nafsu artinya dalam perjalanan mengarungi suatu bahtera rumah tangga tidak mungkin luput dari suatu konflik (permasalahan) yang dipicu oleh hawa nafsu akibat dari godaan setan.
Karakter macan dianggap sebagai binatang pelindung yang dapat menjaga manusia dalam mencapai tujuan hidupnya. Karena masyarakat lumpur sangat percaya dengan adanya mitos-mitos yang sudah ada sejak zaman prasejarah. Masyarakat lumpur ini sangat islami dan menjadikan nilai-nilai islam sebagai landasan, pedoman dalam setiap aspek kehidupannya dan masih mempercayai mitos atau pola pikir tradisional tersebut.
Properti yang digunakan oleh pemain Pencak Macan ialah karakter genderuwo menggunakan senjata tajam seperti sabit, golok, trisula dan lain-lain. Sedangkan karakter lainnya tidak menggunakan senjata atau properti. Instrument pengiringnya terdiri dari : gamelan, gong, kenong, jidor, kendang, dan balungan. Iringan Pencak Macan selain dengan memainkan alat musik juga diiringi dengan menyanyikan shalawat Nabi serta Macapat Pesisiran. Musik yang mengiringi Kesenian Pencak Macan bertemakan agama Islam, yaitu :
vDiba’ merupakan salah satu jenis kesenian Islam yang dilakukan oleh kaum perempuansaja dan bukan merupakan suatu pertunjukan. Diba’ adalah pembacaan ayat suci Al-Qur’an yangb hanya dapat dibcakan atau diucapakan tetapi tanpa iringan music, dengan nada suara sedata mungkin. Diba’ memiliki bentuk yakni para peserta duduk berbentuk lingkaran dengan satu irang perempuan yang membimbing doa atau nyanyian.
vSamroh atau Qasidah merupakan unsure musical yang baru muncul sekitar tahun 50-an. Samroh merupakan orkes campuran yang terdiri dari rebana dn instrument orkes melayu dan dimainkan oleh perempuan. Bentuk penyajian Samroh atau Qasidah ialah penyanyi solo dan paduan sura tampil secara bergantian, hamper sama dengan Hadarh yang membedakan ialah Samroh tidak terdapat koreografi atau gerak tari.
vHadrah adalah seni islami khas laki-laki, dasarnya adalah Qasidah ayng merupakan dasar pelajaran para penabuh dan penari sebelum mereka memukul terbang atau rebana. Hadrah selalu menampilkan sebaris penabuh yang terdiri dari empat atau lima pemukul terbang jidor, satu orang pemukul gendhang, sekelompok penari. Hadrah berasal dari suku kata bahasa Arab yaitu hadir yang berarti kehadiran dihadapan Allah SWT. Hadrah merupakan pujian kepada Allah SWT dengan iringan tambur kecil.
vRodat merupakan sebuah tarian pergaulan yang bernafaskan islami sehingga untuk member judul juga harus disesuaikan. Rodat berasal dari kata Rodu yang berarti kembali pada kesucian.
Pada saat pementasan biasanya kelompok Seputra menyertakan 25 orang personil atau pemain, 15 orang sebagai penari serta pemain pencaknya sedangkan 10 orang sebagai pemusik. Selain tampil di acara pernikahan, hajatan, kelompok ini juga pernah digunakan dalam acara pawai keliling di desa serta event-event besar lainnya sebagai perwakilan dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Gresik.
Tidak ada rekayasa dalam setiap pementasan kesenian Pencak Macan ini dan sebelum pementasan pun tidak ada ritual-ritual khusus yang dilakukan pemainnya. Apabila ada yang kerasukan pada saat penampilannya itu hanya keluarga dari Seputra sendiri yang tahu dan tidak ada orang lain yang mengetahuinya. Untuk penari pencak macan sendiri tidak pernah ada perubahan atau pengembangan gerak, jadi gerakannya masih asli, sama seperti dulu.
Dari tradisi di Kelurahan Lumpur, saat ini kesenian arak-arakan pengantin adat Lumpur ini telah menjadi kesenian yang sering ditampilkan pada acara-acara atau pertunjukan-pertunjukan dengan paduan yang inovatif dan kreatif sebagai langkah pelestarian kebudayaan lokal agar lebih meluas pengenalannya pada masyarakat. Dengan memadukan gamelan Jawa dan Shalawat hadrah yang menggunakan pukulan bernuansa islami ditambah dengan atraksi yang atraktif, pencak silat merupakan salah satu pertunjukan pencak macan yang memotifasi dengan penambahan-penambahan yang kreatif sebagai salah satu upaya mengembangkan kebudayaan pencan macan tersebut. Kenyataannya sekarang ini pencak macan yang dikenal sebagai seni tradisi arak-arakan pengantin kini telah diusung kedalam seni pertunjukan sebagai salah satu strategi untuk memperkenalkan kesenian Pencak Macan kepada masyarakat luas.
Berdasarkan informasi yang kita dapatkan tentang Pencak Macan mengenai sejarah dan filosofi, kita dapat mengetahui fungsi dari kesenian Pencak Macan yaitu :
·Dilihat dari segi Religius : dalam kesenian Pencak Macan terdapat salah satu elemen pendukungnya yakni iringan, dan musik yang mengiringi kesenian. Musik yang mengiringi bukan hanya musik ritmis tetapi juga diselingi dengan Shalawat Nabi dan Macapat Pesisiran. Shalawat Nabi dan Macapat Pesisiran tersebut secara tidak langsung menyampaikan suatu ajaran agama Islam kepada penonton pertunjukan Kesenian Pencak Macan.
·Dari segi Edukatif : kesenian Pencak Macan juga memiliki fungsi edukatif atau pendidikan yang cukup baik karena pada saat pertunjukan terdapat syair-syair yang dilantunkan selain Shalawat Nabi, Macapat Pesisiran yang berisi petuah-petuah dan nasehat juga sering dibawakan pada saat pertunjukan.
·Dari segi Hiburan : diberbagai acara atau kegiatan masyarakat masih menggunakan Pencak Macan sebagai salah satu hiburan atau pertunjukan dalam rangka memeriahkan suatu acara. Seiring dengan perkembangannya Pencak Macan selain digunakan pada saat upacara pernikahan sekarang ini Kesenian Pencak Macan juga digunakan pada acara Agustusan, HUT Kabupaten Gresik, ataupun festival-festival yang ada di daerah Gresik.
Kekuatan dan begitu dalammnya arti dari filosofis simbol dalam tradisi Pencak Macan tersebut cukup disayangkan jika tradisi itu hilang tanpa jejak atau jika tradisi tersebut musnah. Apalagi, dalam tradisi pencak macan dalam setiap gerakannya dibarengi dengan bunyian mocopat, yang kemudian dikenal dengan Mocopat Sindujoyo.
Pencak macan sekarang dan kedepan
Pencak macan sekarang sangat memprihatinkan, dikarenakan Generasi Muda Gresik terutama dari desa lumpur sebagai pewaris utama Pencak macan Enggan melesatarikan kesenian ini, selain di nilai primitif, Pencak macan Masih kalah Pamor di mata Masyarakat Gresik dengan Kesenian Luar Gresik seperti Jaran kepang, bahkan Reog Ponorogo yang lebih menarik secara koreografi dan atraksinyanya sehingga dicap percumah bila melestarikan pencak macan.
Belum lagi sudah lama Reog Ponorogo sebagai group seni binaan perusahaan pabrik ternama seperti "Reog Pudak Arum" milik Pt.Semen Gresik dan "Reog Barong Samudro" milik Pt. Petrokimia Gresik sebagai sarana promosi dan CSR perushanaan, lalu kenapa tidak mengadopsi pencak macan???
Selain itu para petua kesenian Pencak Macan hanya tinggal beberapa saja. dan bahkan Group Pencak Macan saat ini sangat sedikit dan langka bila di cari dengan para pemain yang lebih banyak berprofesi sebagai Nelayan.
Saat ini sudah ada beberapa sekolahan yang menjadikan Pencak Macan Sebagai Ekstrakurikulernya. sehingga masih terdapat puing-puing pelajar yang mau melestarikan Pencak macan walau hanya sebuah tari bukan pencak di masa mereka tinggal di sekolah tersebut, bahkan ada group pencak macan yan diadopsi oleh Polres Gresik namun nilai orisinil dari Pencak Macan berkurang dari gerakan serta aksesoris yang di gunakan pendekar seperti Warok pada kesenian Reog.
Untuk menggairahkan para pelestari pencak macan lebih bersemangat, Kelurahan Lumpur-Gresik mengadakan Lomba pencak macan antar RT maupun RW
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |