Bentuk dari alat musik tradisional ini mengingatkan kita seperti alat musik tradisional tiup yang digunakan pawang ular pada film-film yang membuat ular menjadi jinak. Masyarakat Bugis menyebut alat musik ini dengan sebutan basi basi sedangkan penduduk Makasar menyebutnya Klarinet (seperti terompet panjang dengan banyak lubang suara). Basi basi dimainkan dengan cara ditiup, didalamnya terdapat sebuah membran yang nantinya dapat menghasilkan bunyi saat dimainkan. sumber :https://alatmusikindonesia.com/alat-musik-tradisional-sulawesi-selatan/#top
Museum Kebangkitan Nasional Jl. Abdulrahman Saleh No. 26 Jakarta Pusat Telp. : (021) 3865143, 3483003 Faks. : (021) 3847975 Museum Kebangkitan Nasional berada di sebuah komplek bangunan bersejarah peninggalan kolonial Belanda. Gedung megah yang menempati areal cukup luas ini dibangun pada 1899 dan selesai pada tahun 1901. Pada awal keberadaannya di masa pemerintahan Hindia Belanda dipergunakan sebagai tempat pendidikan Sekolah Dokter Djawa dan sekolah kedokteran bumiputera atau yang lebih dikenal dengan sebutan STOVIA ( School Tot Opleding Van Inlandsche Artsen ) yang secara resmi dibuka pada 1902 . M asuknya bala tentara Jepang ke Indonesia pada 1942, mengakhiri penggunaan Gedung STOVIA sebagai tempat kegiatan pembelajaran. Pada 1942-1945 saat pemerintahan Jepang berkuasa memfungsikan gedung Eks-STOVIA ini sebagai tempat pe...
Wajo merupakan salah satu daerah yang pernah dipimpin oleh kerajaan. Berbagai tradisi kerajaan pun masih dipertahankan hingga kini. Salah satunya adalah pencucian benda pusaka peninggalan kerajaan. Benda pusaka peninggalan kerajaan tersebut disimpan di Saoraja atau rumah raja (istana). Salah satu Saoraja yang dijadikan museum di kabupaten berjuluk Bumi Lamaddukelleng ini, yakni Saoraja Mallangga museum simettengpola. Arsitektur Saoraja Mallangga cukup unik, bangunan berlantai dua ini merupakan perpaduan bangunan rumah khas bugis atau rumah panggung dengan bangunan khas Belanda. Saoraja ini dibangun sekitar tahun 1930, pada era kerajaan Ranreng Bettengpola ke-26, Datu Makkaraka yang juga dikenal sebagai ahli lontara. Pembangunannya membutuhkan waktu sekitar 2 tahun lebih. Sebagai bangunan peninggalan sejarah, Saoraja Mallangga kemudian diusulkan menjadi museum pada tahun 1993, dan diresmikan oleh Gubernur Sulsel, HM Amin Syam sebagai museum pada tahun 2004. Bangunan ini memili...
Monumen dan Museum PETA Bogor menurut saya adalah salah satu museum terbaik yang ada di kota hujan ini. Museum ini menempati dua buah ruangan di sebuah gedung dan halaman di dalam Kompleks Pusdikzi TNI Angkatan Darat, berjarak sekitar 500 m arah dari Istana Bogor . Museum terbaik lainnya adalah Museum Zoologi yang masih berada di dalam kawasan Kebun Raya Bogor. Lokasi Monumen dan Museum PETA Bogor berada di Jl Jenderal Sudirman, dengan patung Jenderal Sudirman dan Sudancho Supriadi diletakkan di halam depan museum pada sisi yang berbeda. Pembela Tanah Air (Kyodo Bo-ei Giyugun), adalah tentara pribumi yang dibentuk tentara pendudukan Jepang pada 3 Oktober 1943 berdasarkan maklumat Osamu Seirei No 44. Maklumat itu diumumkan Panglima Tentara Keenambelas, Letnan Jendral Kumakichi Harada, sebagai Tentara Sukarela. Pelatihan pasukan dipusatkan di kompleks militer Bogor bernama Jawa Bo-ei Giyûgun Kanbu Resentai, yang kini ditempati Monumen dan Museum PETA Bogor. Setelah...
Tolindo/Popondi Selanjutnya adalah alat musik tradisional Sulawesi Selatan yang dimainkan dengan cara dipetik . Memiliki bentuk unik, alat musik ini terbuat dari bahan kayu berbentuk busur yang bertumpu pada tempurung kelapa utuh. Sedang pada bagian busur, terdapat senar panjang yang akan menghasilkan suara bila dipetik. Mayoritas masyarakat Bugis memeberi nama alat musik ini dengan sebutan Tolindo, sedangkan masyarakat Makassar memberi nama alat musik ini dengan sebutan Popundi. https://www.silontong.com/2018/10/19/alat-musik-tradisional-sulawesi-selatan/
Gendang Bulo Alat musik tradisional Sulawesi Selatan yang ini sama seperti Gendang pada umumnya yang tidak memiliki membran. Dimana alat musik klasik ini akan mengeluarkan suara bila ditepuk atau dipukul bagian kulitnya menggunakan telapak tangan. Bagi masyarakat Bugis, alat musik ini disebut dengan nama Idiokardo, sedangkan pada masyarakat Makassar menyebutnya Gendang Bulo. https://www.silontong.com/2018/10/19/alat-musik-tradisional-sulawesi-selatan/
Rebana Banyak daerah mengklaim bahwa alat musik Rebana berasal dari daerahnya, termasuk propinsi Sulawesi Selatan. Hanya saja terkait dengan penyebetan masung-masing daerah memiliki perbedaan. Terbang Rebana adalah sebutan bagi masyarakat Bugis, sedang Terbang adalah sebutan bagi masyarakat Makassar. Sederhananya, alat musik ini merupakan alat musik Gendang yang menggunakan membran. Kayu adalah bahan untuk membuatnya, baik dari kayu cendana, pohon nangka, pohon kelapa dan kayu jati. https://www.silontong.com/2018/10/19/alat-musik-tradisional-sulawesi-selatan/
Basi-Basi Basi-Basi termasuk sebagai alat musik tradisional Sulawesi Selatan. Nama lainnya adalah Klarinet menurut masyarakat Makassar, sedang menurut masyarakat Bugis adalah Basi-basi. Alat musik ini merupakan alat musik tiup yang didalamnya terdapat membran rangkap. Dalam berbagai acara adat di Sulsel, biasanya alat musik zaman dahulu ini dimainkan, seperti untuk acara pesta, perkawinan dan syukuran. https://www.silontong.com/2018/10/19/alat-musik-tradisional-sulawesi-selatan/
Kacaping Kacaping adalah alat musik tradisional yang berasal dari Sulawesi Selatan. Alat musik ini dimainkan dengan cara dipetik. Kacaping memiliki 2 dawai yang dikaitkan pada kayu berbentuk seperti perahu. Konon, alat musik Kacaping ini pertama kali ditemukan oleh seorang pelaut Bugis. Pada acara-acara adat seperti upacara pernikahan, penjemputan tamu, atau saat bersenda gurau dengan keluarga alat musik ini dimainkannya. Nama lain dari Kacaping adalah Kecapi. https://www.silontong.com/2018/10/19/alat-musik-tradisional-sulawesi-selatan/