Jika di Jepang ada hantu yang bernama hantu Kappa, dimana makhluk ini didalam legenda Jepang, suka tinggal di air dan memiliki bentuk kepala yang aneh, ternyata Suku Dayak juga mengenal hantu yang mirip dengan Kappa ini, disebut dengan Hantu PUJUT. Hantu PUJUT ini memiliki ciri fisik; badannya kurus, kulitnya keriput, wajahnya sangat buruk seperti orang berusia seratus tahun , kepala dan kupinya lancip, arah mulut vertikal tidak seperti arah mulut manusia, matanya bulat hitam, tangan dan kakinya memiliki selaput seperti kodok atau itik, badannya putih dan memiliki bau amis – mirip ciri fisik alien “the grey” . Yang menjadi makananya adalah ikan makanya hantu PUJUT sering mengganggu manusia yang sedang mencari ikan, biasanya dengan mengeluarkan suara “juut.. juuut” . Ukuran tubuhnya bisa berubah, dari hanya sebesar batang korek-api, sehingga bisa masuk lubang kunci, sampai setinggi pohon kelapa, dan biasanya menyesuaikan ukurannya dengan ket...
Penyang adalah azimat yang dikenal oleh suku Dayak utamanya rumpun Dayak Ngaju ada juga yang seperti penyang ini dikenal dalam rumpun Dayak Benuaq / Tunjung disebut dengan istilah GIMAT & SAREMPELIT yang akan penulis bahas dalam tulisan terpisah sebab memiliki konsep yang sedikit berbeda dengan penyang. Biasanya penyang ini diwariskan turun temurun dan diikatkan pada pinggang atau disebut PETENG KAHANG PENYANG ada juga yang dibuatkan menjadi bentuk kalung dan ada juga penyang yang digantung di mandau. PENYANG berbeda dengan BATSAL / BASAL – biasanya basal terdiri atas rajah atau barang-barang bertuah yang dibungkus di dalam kain sabuk, sehingga dari luar tidak dapat dilihat langsung. Basal biasanya berbentuk sabuk berbungkus yang dapat dilipat, dan terdiri dari beberapa lipatan, antara lain 7, 9, dan maksimal 41 lipatan. Umumnya suku Banjar atau Banten menggunakan BASAL yang terbuat dari rajahan-rajahan tertentu namun suku Dayak menggunakan kayu atau benda-benda lain yan...
Umumnya dapur rumah-rumah Dayak Ngaju berada dibelakang dan tepat dibelakang dapur itu akan ada suatu tempat mencuci, menjemur pakaian, tempat mandi, tempat membersihkan lauk atau memotong hewan yang besar disebut KARAYAN. Karayan ini juga berfungsi jika rumah tersebut hendak melakukan hajatan besar maka dapur besarnya akan ada Karayan ini. Sebelum mengenal kompor, orang Dayak Ngaju mengenal tempat memasak / perapian dengan bahan bakar kayu yang disebut dengan DAMPUHAN atau PANGGITANG, dibagian atas DAMPUHAN ini disusunlah kayu-kayu bakar, tempat menyusun kayu bakar ini disebut PAHE. Untuk memegang penggorengan/wajan yang panas jaman dahulu orang Dayak menggunakan bambu yang dibuat menjadi semacam jepitan atau disebut KAPIT. Untuk meniup bara supaya digunakan buluh kecil yang dipotong runcing dan disebut PASIUNG. Pada zaman dahulu diatas dampuhan ini bisa dagantungkan bahan makanan yang akan diawetkan kadang juga kepala manusia yang merupakan hasil PENGAYAUAN. sumber: ht...
Kariring ini bentuknya serupa dulang tempat makan babi, tetapi bertiang panjang satu depa. Sub Dayak Tabooyan yang memiliki bentuk sandung seperti ini. sumber: https://folksofdayak.wordpress.com/2014/05/30/macam-macam-bentuk-sandung/ #SBJ
Sandung yang dikenal pada umumnya tetapi memiliki 6 buah tiang. sumber: https://folksofdayak.wordpress.com/2014/05/30/macam-macam-bentuk-sandung/ #SBJ
Mempunyai 1 buah tiang, gunanya sebagai tempat Balai Telon dan yang diletakan dalam Sandung Tulang ini adalah orang yang mati dibunuh, karena menurut keyakinan bahwa Telon nanti akan membalas kepada orang yang membunuh. sumber: https://folksofdayak.wordpress.com/2014/05/30/macam-macam-bentuk-sandung/ #SBJ
Pambak berupa bangunan dimana didalamnya terdapat peti mati yang tidak ditimbun tanah dan disertakan barang-barang orang yang sudah meninggal ini- lebih detail silahkan baca artikel : “PAMBAK” KUBURAN KAHARINGAN DAYAK KATINGAN sumber: https://folksofdayak.wordpress.com/2014/05/30/macam-macam-bentuk-sandung/ #SBJ
Hampir semua sub suku Dayak mengenal prosesi secondary burial , jadi tidak hanya cukup dikuburkan tetapi beberapa tahun setelah penguburan akan dilakukan semacam ritual tertentu untuk membantu mengantarkan orang yang mati ke Surga atau dalam agama Kaharingan disebut LEWU TATAU HABARAS, BULAU HABUSUNG HINTAN, HAKARANG LAMIANG. Setiap sub suku Dayak memiliki nama dan beberapa variasi didalam acara secondary burial ini, misal Dayak Ngaju menyebutnya TIWAH, Dayak Benuaq menyebutnya KWANGKAY, Dayak Tingalan menyebutnya ANULANG, Dayak Maanyan menyebutnya IJAMBE dsb. Ada yang tulang belulang ini dibakar ada juga yang tidak. Kali ini penulis tidak akan membahas secara detail mengenail acara secondary burial ini. Tetapi kali ini penulis akan membagikan beberapa macam bentuk sandung yang dikenal suku Dayak. Sandung merupakan bangunan seperti rumah yang kecil dan bertiang panjang tempat menaruh tulang belulang leluhur yang di TIWAHkan. sumber: https://folksofdayak.wordpress.co...
Tawas U’ut atau disebut Panamar Peri adalah obatan yang sangat banyak memiliki kegunaan tetapi yang utama adalah untuk menyembuhkan infeksi dalam selain dapat menyembuhkan luka dalam juga dapat digunakan untuk mengobati luka luar. Bentuk Tawa U’ut mirip seperti ubi hanya lebih kecil. sumber: https://folksofdayak.wordpress.com/2014/05/02/obat-obatan-dayak-part-2/ #SBJ