Jika di Jepang ada hantu yang bernama hantu Kappa, dimana makhluk ini didalam legenda Jepang, suka tinggal di air dan memiliki bentuk kepala yang aneh, ternyata Suku Dayak juga mengenal hantu yang mirip dengan Kappa ini, disebut dengan Hantu PUJUT.
Hantu PUJUT ini memiliki ciri fisik; badannya kurus, kulitnya keriput, wajahnya sangat buruk seperti orang berusia seratus tahun, kepala dan kupinya lancip, arah mulut vertikal tidak seperti arah mulut manusia, matanya bulat hitam, tangan dan kakinya memiliki selaput seperti kodok atau itik, badannya putih dan memiliki bau amis – mirip ciri fisik alien “the grey”. Yang menjadi makananya adalah ikan makanya hantu PUJUT sering mengganggu manusia yang sedang mencari ikan, biasanya dengan mengeluarkan suara “juut.. juuut”.
Ukuran tubuhnya bisa berubah, dari hanya sebesar batang korek-api, sehingga bisa masuk lubang kunci, sampai setinggi pohon kelapa, dan biasanya menyesuaikan ukurannya dengan ketinggian tempat tersedia. Tubuhnya bisa terbang dan mengambang, dan bila tubuhnya dalam ukuran besar, ia terbang sejajar dengan jalan, tak berkata-kata, hanya menggunakan bahasa isyarat. Tetapi ada juga informasi yang mengatakan PUJUT ini bukan sejenis hantu tetapi sejenis hewan legenda seperti Big Foot atau Yeti seperti orang utan namun habitatnya di air dan makanannya ikan, kulitnya sangat licin berlendir oleh sebab itu akan sangat sukar untuk ditangkap, mungkin jika dilakukan penelitian bisa terungkap apa itu PUJUT – konon di Danau Lais di Palangkaraya salah satu spot penampakan PUJUT.
Apabila mengganggu orang bisa datang sendirian, tapi kebanyakan berkelompok antara 10 sampai dengan 20 pujut mendatangi orang yang akan diganggu secara rutin setiap hari, tapi hanya menampakkan diri ketika orang tersebut sendirian, kebanyakan orang menjadi takut bahkan bisa gila karena didatangi tiap hari dan selalu diikuti kemanapun pergi. Yang paling berbahaya jika terkena kencingnya PUJUT, kulit akan melepuh dan tembus depan kebelakang.
Narasumber: Obet Nyangko, Tentri Marquez, Achmad Firwany, Sergius Tigoi dalam diskusi di group FoD
Sumber: https://folksofdayak.wordpress.com/2014/03/22/hantu-pujut-hantu-kappa-dayak/
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang