Parutan kelapa digunakan untuk memarut kelapa. Bentuk parutan kelapa ini bermacam-macam. Tapi pada umumnya parutan yang digunakan adalah parutan biasa yang dipakai ibu-ibu rumah tangga. Parutan ini terbuat dari sekeping papan yang panjangnya 0,5 m, di atasnya ditanam kawat baja yang tingginya 0,25 cm dan jarak antar satu paku adalah 0,5 cm. umumnya tidak semua permukaan balok ditanami kawat tapi disisakan masing-masing 25 cm. Tapi zaman sekarang parutan kelapa sudah berkembang karena sekarang parutan kelapa sudah menggunakan mesin. Baja tidak lagi dipasang di atas papan tapi di atas balok kayu bulat. Kayu bulat dipotong sehingga seperti roda, lalu dipasang di tengah-tengah roda tadi kemudian dipasang rantai sepeda sehingga dapat berputar. Sekarang parutan kelapa tidak hanya untuk memarut kelapa tapi juga untuk membuat minyak kelapa. Sumber: http://dyahhandayani6arega11.blogspot.co.id/2014/06/alat-alat-memasak-tradisional-suku.html
Kebanyakan orang dayak Salako, bertani, berladang, berburu dan menoreh karet, kehidupannya sangat sederhana, tidak mempunyai identitas yang menonjol, seperti layaknya dayak pesisir. Dayak Salako memegang teguh hukum adat istiadat. Dayak Salako menjadi penengah antara suku yang bertikai. Fungsi hukum adat tidak hanya membuat jera, namun tetap mendamaikan kedua belah pihak yang bertikai. Desa Bagak Sahwa, Singkawang menyimpan banyak keragaman budaya Dayak Salako. Salah satunya adalah pakaian adat Dayak Salako yang telah dikreasikan oleh Kepala Suku Dayak Salako, FX. Adam. Pakaian adat antara lain, biusuk berupa gelang tangan dan gelang untuk kaki. Sedangkan kapuak merupakan penutup aurat laki Suku Dayak Salako dan celana untuk kaum perempuan. Kandit merupakan sebuah ikat pinggang, ikat kepala warna merah untuk kaum laki-laki dan kedung merah untuk kaum perempuan serta topi dengan paruh burung Enggang yang menjadi ciri khas Suku dayak Salako. Busana Dayak Salako ini dikreasikan sed...
Rumah ini menjadi tempat untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan dan upacara adat naik dango bila musim panen tiba. Inilah rumah bentang Samalantan, sejenis rumah panggung yang dibangun dengan kedalaman 120 kaki tertanam langsung ke tanah. Rumah bentang Samalantan terletak di antara jalur Provinsi Bengkayang-Singkawang. Letak bangunan berada sekitar 300 meter dari Jalan Provinsi tepatnya di Kecamatan Samalantan Kabupaten Bengkayang. Menuju ke rumah Bentang, Anda akan di sambut oleh patung burung Enggang yang dikeramatkan. Persis diseberang rumah bentang terdapat sebuah rumah sebagai balai pertemuan warga. Untuk bisa naik keatas, Anda harus melewati tangga utama, atau anak tangga yang ada di sisi kiri dan kanan rumah. Rumah bentang Samalantan mempunyai empat ruangan, 2 ruangan disisi kiri dan 2 ruangan disisi kanan. Di bagian tengah rumah terdapat sebuah ruangan keluarga yang memisahkan 4 ruang tersebut. Di dalam ruangan rumah, banyak hiasan-hiasan bermotif d...
Tumpi and Lemang for Naik Dango (Dayaknese Thanksgiving) Every 20th of May, Dayaknese in West Borneo, Indonesia celebrates Naik Dango/Gawai Dayak to give thanks for the blessing of the harvest to Jubata (God). It is an annual massive celebration since 1986. All of Dayaknese in town will gather near the traditional Dayak house (Rumah Betang) to pray towards Jubata. They will also bring their own cooked harvest crops (mainly rice-based product) to eat it together as a Dayaknese society. In these modern days, instead of a plain gathering, Dayaknese also celebrates Naik Dango with traditional performances such as singing, dancing, and playing traditional music instruments. As an Indonesian staple food, rice is highly appreciated by Dayaknese. The high appreciation are show through their food offering ritual to Jubata. The food offering consists of 3 different types of food such as Bontokng (seasoned rice wrapped with vegetable leaves), Lemang (glutinous rice cooked inside...
https://www.youtube.com/watch?v=dXp16b3bxZA
1. Asal Usul Permainan Gasing adalah penamaan permainan yang diberikan oleh masyarakat di daerah Kalimantan Barat, khususnya di Kecamatan Selakau. Penamaan permainan ini bersumber dari peralatan pokok yang digunakan dalam bermain yaitu “Gasing”. Pada mulanya permainan Gasing dalam masyarakat yang ada di Kecamatan Selakau Kabupaten Sambas ini banyak dikaitkan dengan suatu unsur kepercayaan yang sifatnya animisme yaitu pada saat sebelum panen padi. Menurut anggapan masyarakat bahwa apabila permainan Gasing dimainkan sebelum panen padi, maka mengakibatkan padi akan berisi. Namun sekarang ini kepercayaan tersebut sudah mulai menghilang. Permainan Gasing biasanya dilakukan pada pagi dan sore hari sebagai pengisi waktu senggang. Permainan Gasing juga diikutsertakan dalam menyemarakkan hari-hari besar. Selain berfungsi sebagai permainan yang menimbulkan suasana gembira, permainan Gasing juga dapat menimbulkan ketegangan karena masing-masing pemain berusaha untuk memenangka...
1. Asal Usul Permainan Sumpitan, sepet atau sumpit adalah sebuah senjata khas masyarakat dayak yang berdomisili di pulau Kalimantan dan merupakan karya adi luhung yang diciptakan oleh nenek moyang masyarakat Dayak dimana sampai saat ini masih serta tetap hidup dan dipakai sebagai senjata ataupun alat berburu. Pada masyarakat Dayak khususnya Dayak Taman yang berdomisili di 7 (tujuh) kecamatan di kabupaten Kapuas Hulu, sumpitan adalah senjata yang pembuatannya merupakan keterampilan warisan turun temurun dari Tuhan YME, hal ini sebab dimana berdasarkan kepercayaan suku Taman yang penganut paham Polygenesis, bahwa pada saat manusia pertama diciptakan oleh Dewa Pencipta (Sampulo) ke dunia yaitu Bai’ Kunyanyi dan Piang Tina’, mereka diajarkan cara untuk hidup di dunia dengan baik yakni maniang Buat bagi wanita dan maniang Alat bagi pria, dan salah satu Alat yang diajarkan pembuatannya adalah sumpitan. 2. Pemain-pemainnya Pemain-pemain sumpit adalah anak la...
1. Asal Usul Permainan Nama “Bokah” adalah nama yang diberikan oleh masyarakat suku Melayu di Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat dan diambil dari bahasa suku Melayu daerah tersebut. Dari kata/istilah Bokah berarti “menyepak” tempurung dengan memutarkannya melalui dua belah kaki atau dengan kata lain dapatlah diartikan bahwa permainan Bokah ini adalah permainan tempurung. 2. Pemain-pemainnya Karena sifat permainan banyak unsure pertandingan, maka paling sedikit dua orang jumlah pemainnya. Biasanya permainan ini dilakukan secara beregu atau berkelompok. Permainan ini pada umumnya dilakukan oleh anak laki-laki yang berumur antara tujuh sampai dengan 12 tahun dan anak perempuan boleh main asal ada kemauan dan mampu. 3. Peralatan/Perlengkapan Permainan Alat utamanya sangat sederhana sekali hanya terdiri dari minimal empat buah tempurung kelapa. Sedangkan mengenai besar/bentuknya adalah separuh dari bulatan buah kelapa yang masih utuh set...
1. Asal Usul Permainan Jajak Sisir adalah nama salah satu permainan rakyat dari suku Melayu di Kabupaten Sintang. Jajak Sisir merupakan bahasa Melayu Sintang, yang dalam bahasa Indonesia mempunyai arti menjual atau menjajakan sisir. Permainan ini tidak ada kaitannya dengan peristiwa-peristiwa sosial tertentu. Jajak Sisir dapat dilakukan pada setiap waktu oleh anak-anak dan hanya sebagai pengisi waktu dikala senggang. Permainan ini dapat dilakukan oleh semua kelompok social dalam masyarakat. Dalam penerapannya seringkali anak-anak mempergunakan istilah sendiri atau bahasa Indonesia, namun arti dan maknanya tetap sama. Permainan ini bersifat ketangkasan yang berguna bagi kesehatan dan sebagai sarana pendidikan bagi anak-anak mengenai dunia perdagangan, maka permainan ini sejak dahulu sampai sekarang peranannya sebagai adu ketangkasan di samping sebagai latihan keterampilan dalam dunia perdagangan. Masyarakat menerima permainan ini untuk anak-anak dengan senang hati dan mengha...