Meminang /Melamar Pihak laki- laki akan mengadakan pemanatuan yang umumnya dilakukan oleh bibi tertua dari pihak laki- laki, sebelum acara melamar. Hal ini untuk mencari tahu, apakah si wanita sudah ada yang melamar. Jika hasil nya sesuai dengan yang diharapkan makan keluarga puhak laki- laki akan membawa sirih pinang, susu, kopi, gula, tepung terigu, dan sebagainya untuk acara lamaran. Dalam prosesi melamar, dihadiri juga oleh tuo tengganai dari kedia belah pihak keluarga. Tahapan pertama disebut dengan berusik sirih beruo pinang, yaitu perkenalan antara pria dan wanita didampingi ibu dari pihak wanita serta seorang laki- laki yang dituakan di keluarga pihak laki- laki. Yang kedua disebut dengan duduk batuik tegak betanyo. Yaitu mempertanyakan identitas pihak pria serta maksud kedatangannya. Yang ketiga adalah diikat kuat janji sebanyo, yang artinya kesepakatan keluarga. Ketika telah ada persetujuan antara kedua belah pihak maka terjadi tahap perkenalan yang lebih serius....
1. Penyelidikan Terhadap Sang Gadis Calon mempelai perempuan masih harus “diselidiki” oleh utusan pihak keluarga calon laki-laki. Arti kata “selidik” bukan melambangkan kecurigaan, melainkan pendekatan yang dilakukan oleh keluarga calon mempelai laki-laki dan memastikan bahwa calon mempelai perempuan belum ada yang meminang. Prosesi ini dikenal dengan nama Madik, berasal dari bahasa Jawa Kawi yang berarti mendekat atau pendekatan. 2. Memagari Sang Gadis Setelah proses Madik berhasil, maka calon mempelai perempuan “dipagari”. Proses adat ini bernama Menyenggungatau Senggung yang berasal dari bahasa Jawa Kuno yang artinya “pagar”. Prosesi ini bertujuan agar si gadis tidak diganggu lagi oleh senggung (sebangsa musang) sebagai kiasan tidak diganggu oleh laki-laki lain. Keluarga besar laki-laki mengirimkan utusan resmi kepada pihak keluarga si gadis dengan membawa tenong (keranjang antaran) atau sangkekterbuat dari...
Suku sasak merupakan suku bangsa yang mendiami pulau lombok, Nusa Tenggara Barat. Seperti daerah lain di Indonesia, masyarakat suku sasak juga memiliki berbagai tradisi dan kebudayaan yang sangat erat kaitannya dengan nilai-nilai yang tertanam dalam kehidupan masyarakat suku sasak. Salah satunya terdapat pada pakaian adat tradisional suku sasak yang biasa dikenakan pada berbagai upacara atau ritual adat tertentu. Berbagai kelengkapan yang terdapat pada pakaian adat kaum pria suku sasak diantaranya sapuk, baju pegon, leang, kain dalam dengan wiron, keris serta selendang umbak. Pakaian Adat Pria Suku Sasak Capuq atau Sapuk Sapuk merupakan mahkota yang digunakan sebagai lambang penghormatan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menjaga pemikiran pemakainya dari hal-hal yang kotor dan tidak baik. Sekilas bentuk sapuk yang dikenakan oleh masyarakat suku sasak tidak jauh berbeda dengan ikat kepala dari Bali. Untuk penggunaan sehari-hari jenis sapuk yang digunakan yaitu...
A. 7 Macam Pakaian Adat Bolaang Mongondow Berdasarkan catatan sejarah wilayah ini terbentuk gabungan empat kerajaan yang berkembang pada masa penjajahan Belanda. Struktur kehidupan masyarakat yang bernuansa kerajaan pada waktu itu kemudian melahirkan stratifikasi sosial yang tegas. Hal ini dapat dilihat kelengkapan aksesori yang menempel pada tubuh, serta kualitas bahan yang digunakan untuk membuat pakaian adat setiap anggota masyarakat sesuai dengan kedudukannya dalam kehidupan sosial. Dilihat dari model atau wujudnya, busana adat tradisional daerah Bolaang Mongondow, banyak mendapat pengaruh dari budaya Melayu. Busana kaum wanita umumnya terdiri atas kain dan kebaya atau salu, sementara busana adat yang dikenakan oleh kaum pria terdiri atas ikat kepala atau mangilenso, baniang atau baju, celana dan sarung tenun. Dalam hal ini, busana adat tradisional kaum bangsawan tampil dengan ciri khas tersendiri. Detil, aksesoris, bahan serta pemilihan warnanya jauh mencolok sep...
Motif batik tujuh rupa dari Pekalongan ini sangat kental dengan nuansa alam. Pada umumnya, batik Pekalongan menampilkan bentuk motif bergambar hewan atau tumbuhan. Motif-motif tersebut diambil dari berbagai campuran kebudayaan lokal dan etnis cina. Pasalnya, dulu Pekalongan adalah tempat transit para pedagang dari berbagai negara. Sehingga, akulturasi budaya itulah yang membuat batik Pekalongan sangat khas dengan alam, khususnya motif jlamprang, motif buketan, motif terang bulan, motif semen, motif pisan bali dan motif lung-lungan. Source: https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/10/02/10-motif-batik-populer-dari-berbagai-daerah
Motif batik Sogan sudah ada sejak zaman nenek moyang orang Jawa beberapa abad lalu. Batik ini, didominasi oleh warna cokelat muda dan memiliko motif yang khas seperti, bunga dengan aksen titik-titk atau lengkungan garis. Dulunya, batik ini dipakai raja-raja di Jawa khususnya keraton kesultanan Solo. Namun, sekarang dapat dipakai oleh siapa saja, baik warga keraton maupun orang biasa. Source: https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/10/02/10-motif-batik-populer-dari-berbagai-daerah
Motif Gentongan berbeda dengan batik lainnya. Batik asal madura ini menggunakan motif abstrak sederhana, tanaman atau kombinasi keduanya. Warna batik Gentongan biasanya mengambil warna terang seperti merah, kuning, hijau, atau ungu. Batik Gentongan sendiri diambil dari gentong, yakni gerabah yang dipakai sebagai wadah untuk mencelup kain batik pada cairan warna. Source: https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/10/02/10-motif-batik-populer-dari-berbagai-daerah
Motif batik Keraton berasal dari kebudayaan jawa yang kental dengan sistem kekeratonan dan kesultanannya. Batik keraton ini melambangkan kearifan, kebijaksanaan, dan juga kharisma raja-raja jawa. Dulunya, batik asal Yogya ini hanya boleh dipakai warga keraton saja, namun sekarang sudah umum dipakai siapa saja. Ciri motif batik Keraton adalah motif bunga yang simetris atau saya burung yang dikenal sebagai motif sawat lar. Motif ini bisa dibilang paling banyak dipakai baik oleh orang Indonesia maupun orang luar negeri. Source: https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/10/02/10-motif-batik-populer-dari-berbagai-daerah
Motif batik Simbut berbentuk daun yang menyeruai daun talas. Motif tersebut merupakan motif yang paling sederhana, hanya menyusun dan merapikan satu jenis motif saja. Motif Simbut berasal dari suku Badui pedalaman di Sunda yang kental dengan peradaban lama. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, para penduduk badui yang menerima modernitas mengembangkan batik ini di daerah pesisir Banten. Sehngga batik motif Simbut dikenal juga dengan batik Banten. Source: https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/10/02/10-motif-batik-populer-dari-berbagai-daerah