Seperti halnya daerah lain di nusantara, masyarakat Kutai memiliki sajian khas untuk bersantap di pagi hari. Ada beragam jenis jajak (jajanan pasar) yang biasa menjadi menu sarapan khas warga Kutai. Kesemua jajak tersebut memiliki rasa yang berbeda, mulai dari manis, gurih, hingga pedas. Salah satu di antara jajak yang menjadi menu favorit untuk sarapan adalah pulut nasi. Penganan ini terbuat dari beras dengan tekstur lembut serta memiliki cita rasa gurih-pedas. Melihat tampilannya, bentuk pulut nasi terlihat seperti bebongko – jenis jajak lain dari Kutai. Pulut nasi dibungkus dengan daun pisang yang dilipat ke tengah dari kedua sisinya. Untuk merapatkan lipatan daun pisang, disematkan sebatang lidi di bagian tengah. Saat bungkus daun pisang dibuka, akan terlihat bagian isi. Melihat isi di dalam bungkusan, penganan ini terlihat seperti arem-arem atau lontong. Seperti halnya arem-arem dan lontong, pulut nasi pun terbuat dari nasi. Hanya saja,...
Kepada Yang Terhormat, selamat malam Admin, ini adalah KArya Tulis saya yang akan saya promosikan jika saya terpilih sebagai salah satu peserta dalam Elemen Budaya ini. semoga bermanfaat atas tulisanku ini. salam hormatku, Jhon_Lebu Analisis Prospek Potensi Ekowisata Di Kota Kupang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan pariwisata di dunia semakin pesat. Begitu pula yang terjadi di Indonesia. Hal ini diikuti dengan perkembangan pariwisata secara lokal. Namun apabila berbicara mengenai dunia kepariwisataan yang terbesit dalam benak adalah banyaknya perputaran uang yang mengalir ke dalam setiap individu yang mengupayakan pariwisata. Untuk mencapai hasil yang maksimal maka negara Indonesia sebagai negara produsen paket-paket wisata, haruslah mampu mensejajarkan kualitas produk wisatanya dengan standarisasi kepariwisataan dunia. Dengan ditetapkannya Undang-Undang Otonomi Daerah, yang ban...
Badik/kawali, adalah senjata khas daerah bugis. Seperti layaknya daerah-daerah lain di Nusantara badik/kawali merupakan senjata tradisional yang tidak hanya berfungsi sebagai senjata tetapi juga sebagai simbol yang menunjukan pribadi pemegangnya maupun cita-cita dan harapan. Pada masa terdahulu di Tana Bone, setiap anak terutama laki-laki dibekali dengan sepucuk badik, keingingan dan harapan orang tua terhadap sang anak biasanya dimanifestasikan melalui badik/kawali yang dipesan khusus kepada seorang Panre. Seperti misalnya apabila orang tua mengharapkan si anak hidup sejahtera tanpa kekurangan, maka dia sang orang tua akan memesan badik yang berpamor Kurisi atau Madaung ase. Begitu pula apabila orang tua ingin anaknya menjadi pemimpin yang disegani, pemberani dan berkahrisma maka yang dipesan adalah pamor makkure'cillampa. Di Tana Bone terdapat beberapa macam jenis badik/kawali yang terkenal seperti salapu' (sebagian orang menggolongkan sebagai keris/tappi') gecong ,raja, to asi,dll....
Disebut Maggiri' karena menusuk-nusukkan benda tajam pada tubuhnya. Disebut juga Mabbissu karena pada umumnya diperagakan oleh bissu. Bissu itu sendiri berjenis kelamin laki-laki namun sifat dan karakternya seperti perempuan dalam bahasa Bugis Bone disebu Calabai. Dan mereka tidak mengenal kawin-mawin. Dahulu bissu bertugas untuk membersihkan benda-benda kerajaan Bone. Aksi memperagakan kekebalan tubuh terhadap senjata tajam atau Debus lewat tarian ternyata tidak hanya ada di Banten, Jabar. Sulawesi Selatan juga punya Tari Maggiri/Mabissu. Dalam pertunjukkan ini, penari akan menusuk-nusuk tubuhnya dengan badik/kawali. Tarian yang dimainkan oleh enam penari pria ini, awalnya terlihat biasa saja. Layaknya tarian pada umumnya, Maggiri atau Mabissu diiringi oleh tabuhan gendang yang berirama khas. Dalam gerakannya, keenam penari ini melantunkan mantra-mantra mistis dalam bahasa To Rilangi (bahasa kuno suku Bugis). Pertunjukkan seni ini sering ditampilkan pada perayaan Hari Jadi Bone ini,...
Zaman dahulu, ada sebuah kerajaan di Jawa Barat bernama Kutatanggeuhan. Kutatanggeuhan merupakan kerajaan yang makmur dan damai. Rakyatnya hidup tenang dan sejahtera karena dipimpin oleh raja yang bijaksana . Raja Kutatanggeuhan bernama Prabu Suwartalaya dan permaisurinya bernama Ratu Purbamanah. Raja dan ratu sangant bijaksana sehingga kerjaan yang dipimpin makmur dan tenteram. Semua sangat menyenangkan. Sayangnya, Prabu dan istrinya belum memiliki anak . Itu membuat pasangan kerajaan itu sangat sedih. Penasehat Prabu menyarankan, agar mereka mengangkat anak. Namun Prabu dan Ratu tidak setuju. “Buat kami, anak kandung adalah lebih baik dari pada anak angkat,” sahut mereka. Ratu sering murung dan menangis. Prabu pun ikut sedih melihat istrinya. Lalu Prabu pergi ke hutan untuk bertapa. Di sana sang Prabu terus berdoa, agar dikaruniai anak. Beberapa bulan kemudian, keingina...
Mengenai asal-usul nama “ Bandung ”, dikemukakan berbagai pendapat. Sebagian mengatakan bahwa, kata ‘Bandung” dalam bahasa Sunda, identik dengan kata “banding” dalam bahasa Indonesia, berarti berdampingan. Ngabandeng (Sunda) berarti berdampingan atau berdekatan. Hal ini antara lain dinyatakan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka (1994) dan Kamus Sunda-Indonesia terbitan Pustaka Setia (1996), bahwa kata “Bandung” berarti berpasangan dan berarti pula berdampingan. Pendapat lain mengatakan, bahwa kata “bandung” mengandung arti besar atau luas. Kata itu berasal dari kata bandeng. Dalam bahasa Sunda, ngabandeng adalah sebutan untuk genangan air yang luas dan tampak tenang, namun terkesan menyeramkan. Diduga kata bandeng itu kemudian berubah bunyi menjadi “Bandung”. Ada pula pendapat yang menyatakan bahwa kata “Bandung” berasal dari kata “bendung”. Pendap...
Nyi Anteh Pada jaman dahulu kala di Jawa Barat ada sebuah kerajaan bernama kerajaan Pakuan. Pakuan adalah kerajaan yang sangat subur dan memiliki panorama alam yang sangat indah. Rakyatnya pun hidup damai di bawah pimpinan raja yang bijaksana . Di dalam istana ada dua gadis remaja yang sama-sama jelita dan selalu kelihatan sangat rukun. Yang satu bernama Endahwarni dan yang satu lagi bernama Anteh. Raja dan Ratu sangat menyayangi keduanya, meski sebenarnya kedua gadis itu memiliki status sosial yang berbeda. Putri Endahwarni adalah calon pewaris kerajaan Pakuan, sedangkan Nyai Anteh adalah hanya anak seorang dayang kesayangan sang ratu. Karena Nyai Dadap, ibu Nyai Anteh sudah meninggal saat melahirkan Anteh, maka sejak saat itu Nyai Anteh dibesarkan bersama putri Endahwarni yang kebetulan juga baru lahir. Kini setelah Nyai Anteh menginja k remaja, dia pun diangkat menjadi dayang pribadi putri Endahwarni. “...
Alat musik ini terbuat dari bambu. Alat musik yang dipakai untuk kesenian tradisional Rinding Gumbeng. Rinding gumbeng merupakan kesenian tradisional dari Desa Duren, Kelurahan Beji, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunung Kidul yang sudah cukup tua. Alat musik utama yang digunakan adalah rinding dan gumbeng. Suara rinding gumbeng yang harmonis dipadukan dengan alunan lagu daerah. Alat musik ini juga dapat dimainkan untuk mengiringi tarian tradisional. Rinding adalah sejenis genggong (harpa mulut) yang banyak tersebar di pelosok nusantara. A lat ini dapat menghasilkan bunyi bermacam-macam tergantung keahlian pemain, sedangkan gumbeng adalah sejenis sitar tabung yang terbuat dari seruas bambu yang disayat tengahnya dan diganjal salah satu ujungnya yang berfungsi sebagai dawai. Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul yang menghasilkan bunyi yang berbeda tergantung penempatan ganjal pada dawainya. Pada masa lalu, rinding dimainkan oleh para remaja putri dan ibu-ibu saat sel...
Alat musik ini terbuat dari bambu. Alat musik yang dipakai untuk kesenian tradisional Rinding Gumbeng. Rinding gumbeng merupakan kesenian tradisional dari Desa Duren, Kelurahan Beji, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunung Kidul yang sudah cukup tua. Alat musik utama yang digunakan adalah rinding dan gumbeng. Suara rinding gumbeng yang harmonis dipadukan dengan alunan lagu daerah. Alat musik ini juga dapat dimainkan untuk mengiringi tarian tradisional. Rinding adalah sejenis genggong (harpa mulut) yang banyak tersebar di pelosok nusantara. Alat ini dapat menghasilkan bunyi bermacam-macam tergantung keahlian pemain, sedangkan gumbeng adalah sejenis sitar tabung yang terbuat dari seruas bambu yang disayat tengahnya dan diganjal salah satu ujungnya yang berfungsi sebagai dawai. Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul yang menghasilkan bunyi yang berbeda tergantung penempatan ganjal pada dawainya. Pada masa lalu, rinding dimainkan oleh para remaja putri dan ibu-ibu saat sele...