Si Pitung Si Pitung adalah sosok pemuda teladan dari Rawa Belong. Shalat lima waktu tidak pernah ia tinggalkan. Belajar mengaji kepada ulama setempat, Haji Naipin, tidak putus-putusnya dijalankan. Pemuda Betawi dahulu biasanya memang taat dalam agama dan pintar bersilat. Hal itu juga yang dilakukan Si Pitung. Selesai belajar mengaji, ia berlatih silat. Tidak terasa waktu berjalan, Si Pitung menjelma menjadi sosok yang lengkap dalam ilmu agama dan ilmu beladiri, yaitu pencak silat. Ia adalah gambaran pemuda Betawi pada waktu itu. Pada saat yang sama, penjajah Belanda sedang giat-giatnya mengeruk kekayaan alam Hindia Belanda (nama Indonesia sebelum merdeka) yang berpusat di Batavia. Tenaga rakyat diperas dalam kekejaman kerja paksa. Tak terhitung lagi korban yang jatuh. Sebagian lagi hidup dalam penderitaan dan kelaparan. Menyaksikan kenyataan itu, timbul rasa iba di hati Si Pitung. Keberpihakan pada rakyatnya sendiri yang mengubah takdir Si Pitung. Bersama Rais dan Ji'...
Bagi warga Jakarta, ondel-ondel bukanlah hal yang asing lagi. Kebudayaan khas Betawi ini memang saat ini tak hanya ada pada saat acar pernikahan atau acara tertentu, tetapi juga sering dimainkan oleh anak-anak atau pemuda keliling jalan atau istilah kerennya Ondel-Ondel jalanan. Nah, tapi tidak semua warga Jakarta tahu apa saja sih alat pengiring Ondel-Ondel tersebut? Mengingatnya banyaknya penghuni Jakarta bukanlah orang Betawi saja, apalagi Ondel-Ondel jalanan kadang hanya memutar rekaman musik pengiringnya, tidak memainkan alat musiknya secara langsung. Berikut ini salah beberapa alat musik yang digunakan dalam pertunjukan Ondel-Ondel dari hasil observasi kami pada saat Festival Budaya di Setu Bababkan, Jakarta Selatan. Tehyang Gambang Kromong Gendang Kempul Gong Namun, alat musik diatas belumlah lengkap. Semoga ke depannya dapat melengkapi.
Abang None Duta Pariwisata Kota Jakarta Abang dan None sebuah lomba pemilihan remaja putra-putri terbaik yang tidak terbatas pada seleksi ketampanan atau kecantikan, tetapi juga intelegensi pengetahuan umum, bakat di bidang seni budaya dan lain-lain. Lomba ini telah berlangsung sejak tahun 1968. Abang merupakan panggilan untuk orang laki-laki yang kedudukannya lebih tua dalam struktur keluarga atau kenalan dalam bahasa Betawi. Sedangkan None merupakan sebutan atau panggilan untuk orang perempuan yang masih muda dan belum bersuami. Para Abang dan None diseleksi oleh masing-masing daerah Tingkat II di seluruh wilayah DKI Jakarta, meliputi Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Kabupaten administratif Kepulauan Seribu. Setelah terpilih lima pasangan kemudian dikirim ke tingkat Provinsi untuk kemudian dilakukan pemilihan dan penyeleksian lagi. Abang None bertugas satu tahun menjadi duta pariwisata Provinsi DKl Jakarta yang dalam peranannya secara...
Pada zaman dahulu, terdapat kediaman penduduk yang berada di pinggiran Babakan Setu. Penduduk tersebut masih bersuku Betawi . Mereka hidup aman, tentram, dan damai. Terdapat sepasang anak muda yang menjalin cinta. Mereka masih berusia remaja. Mereka saling mencintai tanpa memandang kasta dan harta. Namun, cinta mereka terhalang oleh restu orang tua. Sang gadis berasal dari keluarga yang berkelimpahan harta. Orang tua mereka termasuk keluarga yang terpandang. Sedangkan sang pemuda berasal dari keluarga yang kurang berada atau dikatakan miskin. Oleh sebab itu, perjalanan cinta mereka tentu saja mendapatkan hambatan, sebab orang tua dari pihak si gadis tidak menginginkan anaknya menikah dengan pamuda miskin alias kekasih dari anaknya tersebut. Namun, cinta mereka tetap berjalan meskipun bertemu secara diam-diam. Mereka melakukan pertemuan tanpa diketahui oleh orang tua mereka. Jika mereka diketahui oleh orang tua pihak si gadis, sang ayah dari pihak si gadis tidak segan memarahi bahka...
Pada zaman dahulu, ketika Jakarta masih bernama Batavia dan masih dijajah Belanda, terjadi sebuah perampokan di rumah Babah Yong. Babah Yong merupakan keturunan etnis Tionghoa yang sangat kaya raya di daerah Kemayoran. Peristiwa perampokan itu menyebabkan kegemparan bagi masyarakat Kemayoran. Peristiwa ini akhirnya ditangani oleh pihak yang berwajib. Seorang lurah dan pemimpin Belanda saat itu, Tuan Ruys, menyelidiki kasus perampokan di rumah Babah Yong. Tuan Ruys yang menyimpan dendam terhadap anak muda yang berama Asni langsung beranggapan bahwa Asni lah dalang dari perampokan tersebut. Asni adalah pemuda gagah perkasa, dia adalah seorang pemuda Kemayoran yang berani terhadap Belanda. Sikapnya yang tegas dianggap sebagai pembangkangan kepada Belanda. Menurut Asni, Belanda adalah kaum penjajah yang mesti angkat kaki dari daerahnya. Sehingga, Asni tidak segan-segan untuk tidak bersikap hormat terhadap Belanda yang berada di kampungnya. “Aku sudah tau siapa pelakunya, pelakunya ada...