Suku kajang sulawesi selatan punya alat musik tradisional yang terbuat dari bambu, biasa disebut bulo. Bulo ini digunakan sebagai alat musik karena tipis dan cocok untuk ditiup. Biasanya alat musik ini dipakai saat ritual oleh masyarakat kajang. Seperti musik menyayat hati pada saat orang kajang meninggal. Dan biasanya jika ada pesta pernikahan alat musik ini dimainkan oleh pabasing diiringi tarian oleh penari kajang.
Suku Kajang Ammatoa terletak di kabupaten Bulukumba, Kecamatan Kajang, Sulawesi Selatan. Desa ini dinamakan Tana Toa yang merupakan tanah yang tertua di dunia dikarenakan kepercayaan masyarakat adatnya. Secara geografis, luas wilayah Desa Kajang Ammatoa sekitar 331,17 ha dan memiliki kondisi hutan yang sangat lebat. Hampir seluruh dusun yang berada di dalamnya di kelilingi hutan dan tidak ada jalan beraspal di dalam kawasan ini. Kawasan adat masyarakat Kajang berada dalam wilayah administrasi Desa Tana Toa, berjarak 56 km dari kota Bulukumba. Di antara suku yang ada di Propinsi Sulawesi Selatan, Suku Ammatoa Kajang merupakan salah satu kelompok masyarakat yang kokoh memegang tradisinya. Bagi para wisatawan yang hendak mengunjungi Suku Kajang Ammatoa Sulsel diwajibkan berpakaian serba hitam dari atasan sampai bawahan, karena hal itu sudah menjadi identitas masayarakat Suku Ammatoa Kajang. Spesifikasinya terdapat pada atribut yang dikena...
Suku Tolaki merupakan salah satu suku yang ada di nusantara. Suku yang mendiami wilayah Kendari dan Konawe, Sulawesi Tenggara, ini dikenal mempunyai kebudayaan nomaden dan hidup secara bergotong-royong. Dalam budaya suku Tolaki terdapat sebuah cerita rakyat yang berkisah tentang Kerajaan Padangguni atau yang saat ini bernama Konawe. Cerita tersebut mengisahkan tentang Mokoli Ramandalangi, yaitu Raja Konawe yang jatuh cinta kepada Wekoila. Masyarakat Konawe percaya bahwa Wekoila merupakan titisan ratu adil yang turun dari langit. Singkat cerita, meraka pun saling jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah. Sebelum jatuh cinta kepada Wekoila, Raja Mokoli Ramandalangi sempat memberi harapan cinta kepada seorang perempuan lain yang bernama Anamia Ndopo. Merasa sakit hati, saat acara pernikahan berlangsung, Anamia Ndopo menyamar sebagai penari lariangi dan membunuh Raja Mokoli Ramandalangi. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Raja Mokoli Ramandalangi memberikan...
Tarian ini merupakan salah satu tradisi masyarakat Suku Pamona yang masih dipertahankan sampai saat ini. Suku Pamona adalah masayarakt yang berasal dari Luwu Timur daerah yang masuk ke wilayah provinsi Sulawesi Selatan. Suku Pamona adalah adalah salah satu suku yang mendiami propinsi sulawesi selatan bagian luwu dan provinsi sulawasi tengah.. Meskipun demikian masyarakat Suku Pamona hidup rukun dan berdampinagn. Hal ini tergambar dari salah satu kesenian yang berasal dari suku tersebut yaitu tari dero poso. Bagi masyarakat Suku pamona, Tari Dero adalah tari yang melambangkan sukacita atau kebahagiaan. Tarian ini telah lama dipertahankan oleh masyarakat Poso khususnya masyarakat di yang tinggal di sepanjang lembah danau Poso. Bagi masyarakat setempat tarian ini adalah bentuk rasa syukur atas hasil panen yang diperoleh. Tarian ini sudah dikenal sejaka masyarakat mengenal bertani atau bercocok tanam sebagai mata pencaharian. Dahulu tarian ini lazim dilakukan oleh m...
Akkio Bunting adalah semacam pentun berbalasan yang dipakai oleh sipengantar penganti dengan penjemput pengantin yang ada di sulawesi selatan tepatnya suku makassar. pertunjukan ini semacam hiburan yang digunakan oleh masyarakat takalar untuk memeriahkan pesta yang sedang berlangsung sekaligus mempunyai makna dan nilai filosofis yang terkandung dalam syair akkio bunting tersebut. Berikut syair akkio bunting yang saya dapati, Akkio Bunting Iadende-iadende nia tojengmi deng bunting… Bunting salloa ku tayang Salloa kuminasai Ku kanroa ri nabbia Ku palaka ri bataraya Kuminasaiya bunting Nama bunting tojeng todong Nampako ri ujung borikku deng bunting… Ri cappa pa~rasangangku Na ku tewa-tewako guru Kuminasaiko sunggu ri ka issilangngang Ipantarang emba injako pole deng bunting… Ri boko pangngala~ injako Na kuruppaiko jama~ Ku buntulik...
Balla Tammua Suku Kajang Balla Tamua adalah salah satu produk arsitektur warisan leluhur kajang yang masih bisa ditemui hingga saat ini dikawasan adat. Peninggalan ini merupakan salah satu rumah tempat pertemuan masyarakat kajang untuk mengadakan musyawarah yang dalam bahasa konjo (bahasa kajang ) disebut borong/abborong. Para pemangku adat kajang abborong di Balla Tammua dengan agenda membahas satu permasalahan yang ada dikawasan adat, selain itu biasanya Balla Tammua dipakai untuk menerima tamu kehormatan yang hendak masuk dikawasan adat ammatoa. Dalam pembuatan Balla Tammua, masyarakat kawasan adat kajang mengerjakannya dengan bergotong royong. Mereka bahu membahu bersama mengerjakan Balla Tammua dengan suka rela, dengan kata lain tanpa gaji dan tanpa imbalan, semua dilakukan dengan keikhlasan. Budaya seperti inilah yang selalu ditanamkan tetua kajang Ammatoa dalam menjaga tradisi kawasan adat itu sendi...
Tari Pa’gellu adalah suatu karya seni tari tradisional di Toraja (Tana Toraja, Toraja Utara) yang sejak dahulu dilakukan oleh gadis-gadis berjumlah 5 orang dengan iringan gendang, untuk upacara-upacara Rambu Tuka’ (syukuran panen, rumah adat yang baru dibangun), pesta perkawinan, penyambutan tamu-tamu agung dan pesta-pesta lainnya, kecuali upacara pemakaman orang Toraja. Tari Pa’gellu’ hanya bisa dilakukan oleh wanita, gadis dewasa karena seni Tari Pa’gellu’ tujuannya adalah hiburan dan bersifat rekreatif, selain menghibur juga membuat penonton menjadi senang dan khusus tamu yang di sambut merasa terhormat. Hampir setiap saat kita dapat menyaksikan penampilan seni Tari Pa’gellu’ ini di Toraja, bahwa luar Toraja dimana ada orang Toraja. Rasanya kurang lengkap sebuah pesta dan keramaian lainnya tanpa tari ini kecuali upacara kematian tidak ada Tari pa’gellu’.
Tarian Pakarena dibawakan oleh penari perempuan yang mempertunjukkan kelemah-lembutan perempuan-perempuan Makassar. Tarian ini lebih banyak mempertunjukkan gerak tangan yang terayun ke samping kiri dan kanan serta ke depan secara beraturan dan lamban Namun gerakan tangan tersebut terangkat paling tinggi hanya setinggi bahu tidak pernah terangkat hingga setinggi kepala. Tangan kanannya selalu memegang kipas. Tari Pakarena adalah tarian tradisional dari Makassar. Pada abad 20, tari ini mulai keluar dari tradisi istana dan menjadi pertunjukan yang sangat populer. Tari ini sangat enerjik, terkadang juga begitu hingar bingar oleh musik, namun diiringi oleh tarian yang sangat lambat lemah gemulai dari para wanita muda. Dua kepala drum (gandrang) dan sepasang instrument alat semacam suling (puik-puik) mengiringi dua penari. Kelembutan mendominasi kesan pada tarian ini. Daerah sebarannya umumnya dapat ditemui pada provinsi Sulawesi Selatan.
Tari Pakarena merupakan salah satu tarian tradisional daerah dari Sulawesi Selatan. Tarian ini diiringi oleh dua kepala drum atau gandrang dan sepasang instrumen alat seperti suling yang disebut dengan puik-puik. Selain tari pakarena yang selama ini telah dimainkan oleh maestro tari Maccoppong Daeng Rannu di kabupaten Gowa, ternyata masih ada jenis tari pakarena lainnya yang berasal dari Kepulauan Selayar. Tari pakarena inilah dikenal sebagai Tari Pakarena Gantarang. Disebut Pakarena Gantarang karena tarian khas Sulawesi yang satu ini berasal dari perkampungan yang dulunya pernah menjadi pusat kerajaan di Pulau Selayar yaitu Gantarang Lalang Bata. Tari Pakarena Gantarang ditarikan oleh empat orang penari perempuan. Tarian ini pertama kali muncul pada abad ke 17, tepatnya pada tahun 1903 yaitu pada saat Panali Patta Raja dilantik menjadi Raja di Gantarang Lalang Bata. Walaupun demikian, tidak ada data khusus dan jelas yang menyebutkan sejak kapan tarian Pakarena ini muncul dan si...