Festival Adat “Erau” Erau International Folklore and Art Festival Tenggarong, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. Ini adalah festival adat yang telah berusia 700 tahun. Ratusan penari saat pembukaan, rebutan sisik naga hingga perang air alias balimbur mewarnai serunya event dari Kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Erau berasal dari bahasa Kutai “eroh” yang berarti ramai, riuh, suasana penuh suka cita. Erau dilaksanakan pertama kali pada upacara “tijak tanah” dan mandi ketepian ketika Aji Batara Agung Dewa Sakti berusia 5 tahun. Setelah dewasa dan diangkat menjadi Raja Kutai Kertanegara yang pertama (1300-1325), juga diadakan upacara Erau. Sejak itulah Erau digelar setiap kali penggantian atau penobatan raja-raja Kutai Kertanegara. Erau juga dihelat dalam event pemberian gelar dari raja kepada tokoh masyarakat yang dianggap berjasa. Festival tahunan ini juga diikuti perwakilan budaya dari Negara lain. Sumber: Kalender Pariwis...
Indung Indung Kepala Lindung Hujan Di Udik Di Sini Mendung Anak Siapa Pakai Kerudung Mata Melirik Kaki Kesandung La Haula Wala Kuwwatta Mata Melihat Seperti Buta Tiada Daya Tiada Upaya Melainkan Tuhan Yang Maha Esa Aduh Aduh Siti Aishah Mandi Di Kali Rambutnya Basah Tidak Sembahyang Tidak Puasa Di Dalam Kubur Mendapat Siksa Duduk Goyang Di Kusi Goyang Beduk Subuh Hampir Siang Bangunkan Ibu Suruh Sembahyang Jadilah Anak Yang Tersayang
Indung Indung Indung Indung Kepala Lindung Hujan Di Udik Di Sini Mendung Anak Siapa Pakai Kerudung Mata Melirik Kaki Kesandung Lahawaala Walaquwataa Mata Melihat Seperti Buta Tiada Daya Tiada Upaya Melainkan Tuhan Yang Maha Esa Duduk Goyang Di Kusi Goyang Beduk Subuh Hampir Siang Bangunkan Ibu Suruh Sembahyang Jadilah Anak Yang Di Sayang Aduh Aduh Siti Aishah Mandi Di Kali Rambutnya Basah Tidak Sembahyang Tidak Puasa Di Dalam Kubur Mendapat Siksa
Salah satu kuliner yang bisa ditemui di daerah penghasil durian di Indonesia adalah Lempok Durian . Palembang, Pontianak, Bengkulu ,Riau, Samarinda dan Medan adalah tempat dimana dengan mudah menjumpai makanan ini .Lempok Durian bentuknya mirip dengan dodol, namun pada dasarnya lempok durian berbeda dengan dodol durian. Perbedaanya terletak pada bahan baku pembuatanya , jika dodol bahannya didominasi tepung beras ketan , maka dalam proses pembuatan lempok durian bahan utamanya adalah daging buah durian dan gula pasir sebagai penambah aroma dan rasa. Bila diprosentasekan makan 90% bahan baku Lempok Durian adalah daging buah durian matang yang bersih, ditambah 10% gula pasir yang fungsinya sebagai pengawet alami. Pada mulanya Lempok Durian diproduksi untuk memanfaatkan buah durian yang berlimpah pada saat musim durian tiba. Nah, supaya daging buah2 durian yang biasanya sangat banyak pada saat panen tersebut tidak terbuang sia-sia, daging buah durian diolah sedem...
Berbarengan dengan rombongan Keraton yang mengantarkan Naga Bini dan Naga Laki ke Kutai Lama, diadakan serangkaian ritual lainnya di depan Keraton Kutai. Rangkaian ritual ini dimulai dengan beumban, begorok, rangga titi, dan berakhir dengan belimbur. Belimbur tidak hanya menjadi ritual terakhir dari rangkaian ini, tetapi juga menjadi puncak rangkaian. Dalam ritual ini, masyarakat Kutai larut dalam suka cita dan keceriaan sambil berbasah-basahan. Setiap sudut jalan di Kutai pada sore itu basah dengan siraman air dari berbagai lapisan masyarakat. Belimbur merupakan tradisi saling menyiramkan air kepada sesama anggota masyarakat yang merupakan bagian dari ritual penutup Festival Erau. Tradisi ini menjadi wujud rasa syukur masyarakat atas kelancaran pelaksanaan Erau. Selain itu, belimbur memiliki maksud filosofis sebagai sarana pembersihan diri dari sifat buruk dan unsur kejahatan. Air yang menjadi sumber kehidupan dipercaya sebagai media untuk melunturkan sifat b...
Salah satu pernak-pernik tradisi unik yang dapat ditemukan dalam penyelenggaraan Erau adalah penggunaan tambak karang. Tambak karang adalah lukisan atau gambar berwarna-warni yang berfungsi sebagai alas dari area pelaksanaan suatu ritual sakral tertentu dalam Erau. Gambar atau lukisan ini terbuat dari beras yang diberi berbagai macam warna. Beras-beras ini disusun sedemikian rupa sehingga membentuk motif khusus yang masing-masing memiliki makna dan fungsi yang spesifik. Tambak karang dapat ditemukan di sejumlah ritual sakral yang berlangsung dalam Festival Erau. Salah satu di antaranya adalah ritual mendirikan tiang ayu yang menjadi penanda dimulainya Erau. Dalam ritual ini, tambak karang yang digunakan bermotif empat naga dan seluang emas berwarna warni sebagai alas dari kasur kuning yang menjadi tempat bersemayamnya Sangkoh Piatu. Pada bagian moncong dari setiap naga, diletakkan dua buah pisang yang menyimbolkan taring. Di antara kedua pisang, diletakk...
Dalam kalender pertumbuhan padi selalu disertai dengan upacara-upacara yang selalu dilaksanakan oleh seseorang pemimpin adat. Seperti banyak peladang lain, para peladang Dayak juga percaya bahwa padi bernenek moyang manusia, padi memberikan berkat berupa beras. Padi diyakini mempunyai roh yang harus dilindungi dari pengaruh jahat dan hama. Oleh karena itu, pada saat pembukaan hutan dilakukan pemberian sesajen, isinya berupa nasi, buah pinang, garam, telur dan do’a-do’a ditujukan kepada berbagai roh pohon dan dewa-dewa padi. Sementara padi masak, bunga-bunga besar berwarna merah mekar diseluruh ladang memberi petunjuk bahwa padi akan segera dapat dipanen. Kemampuan menghasilkan panen yang baik menunjukkan nilai batin si peladang. Pada hari penanaman padi secara kelompok kembali disediakan sesajen kepada dewa-dewa padi yang diletakkan ditengah ladang. Selain padi, tumbuh-tumbuhan yang penting untuk upacara seperti kunyit dan jahe ditanam...
Tari ngerangkau adalah tarian khusus yang diadakan untuk upacara Kwangkai, bermaksud untuk mengundang roh si mati untuk bersama-sama dengan keluarga bersuka ria. Dayak Benuaq dan Dayak Tunjung percaya bahwa tarian ini dapat mendatangkan roh yang meninggal. Tarian ini dibawakan oleh laki-laki maupun perempuan, tidak ada batasan jumlah penari dalam tarian ini. Dilaksanakan di tumah duka yang mengadakan upacara Kwangkai, dilakukan malam hari sampai dinihari. Tarian ini baru dilaksanakan jika penari sudah mendapat isyarat dari sang pawang. Saat tarian dilaksanakan sang pawang akan terus menerus membaca/bernyanyi yakni menceritakan riwayat hidup si mati. Kostum yang digunakan untuk laki-laki pakaian sehari-hari dengan memakai kain cawat, rompi dan ikat kepala dari kain berwarna merah yang disebut kesapu. Pakaian wanita terdiri dari kain taah atau tapeh silak, kebaya lengan panjang dengan leher bundar dan ikat kepala berwarna merah pula (Zailani, 1999:75-76).
Tari kanjet’ung merupakan tarian anak muda yang dikenal juga dengan tari seraung yaitu tari yang menggambarkan kekayaan suku Dayak Kenyah dibidang kerajinan tangan. Dibawakan oleh perempuan muda dengan menggunakan baju (aban), topi (tapung aban) dan rok (ta’aban) yang dibuat dari manik-manik dengan hiasan kecil-kecil melingkar saling berkaitan yang juga melambangkan persatuan atau tidak terpisahkan. Secara tidak langsung tarian ini juga merupakan promosi bagi hasil kerajinan mereka.