Budaya Indonesia
563 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
NI'OGOLILIMO
Ornamen Ornamen
Sumatera Utara

Ini adalah simbol biasa dalam budaya Nias. Ini melambangkan bagian dalam buah. Ada segmen yang berbeda, tapi kulit luar memegang itu bersama-sama, seperti budaya orang Nias. Sumber:  http://www.museum-nias.org/istiadat-nias/

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
HAGU LASO
Ornamen Ornamen
Sumatera Utara

Ukiran kayo menggabungkan beberapa simbol dari budaya Nias. Ukiran ini di tempatkan di dinding ruang utama di rumah rajah desa (Omo Sebua) Sumber:  http://www.museum-nias.org/istiadat-nias/

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Upacara Harimau (Famatö Harimao)
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Pada zaman dulu di wilayah Maenamölö, Nias Selatan ada sebuah upacara di mana patung harimau diusung dan diarak keliling. Karena tidak ada harimau di Nias, patung itu (Adu Harimao) tampak lebih seperti anjing berkepala kucing. Upacara sakral ini digelar sekali setiap tujuh atau empat belas tahun. Usungan patung harimau itu kemudian dipatahkan dan patung harimau dibuang di sungai. Upacara tersebut dinamakan ‘Famatö Harimao’. Masyarakat lokal percaya bahwa semua dosa yang mereka lakukan selama tahun-tahun sebelumnya akan hanyut bersama dengan patung. Karena sebagian besar dari Orang Nias menjadi Kristen, upacara Famatö Harimao tidak lagi dirayakan. Dalam upaya untuk melestarikan dan merevitalisasi budaya lokal, upacara perarakan ini kadang-kadang dilakukan di Nias Selatan di acara-acara tertentu. Hari ini, upacara telah berubah nama menjadi 'Famadaya Harimao' (perarakan patung harimau).   sumber: https://www.museum-nias.org/istiada...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Warna, lambang dan pola Nias
Ornamen Ornamen
Sumatera Utara

Warna Nias adalah merah, kuning dan hitam. Arti dari warna adalah: Kuning (emas): mewakili kekayaan, kemuliaan dan kesuksesan. Merah (darah): mewakili keberanian dan keganasan pendekar Nias, serta marga mereka dan keluarga. Hitam (tanah): mewakili tanah air mereka dan tanah yang subur di Nias, serta ketabahan dari orang-orang biasa. Pakaian tradisional selalu menggunakan kombinasi dari tiga warna tersebut. Perempuan dari selatan memakai pakaian yang didominasi warna kuning, sementara perempuan di utara memakai pakaian yang didominasi warna merah. Pakaian tradisional juga menggabungkan pola dan lambang desain tertentu. Yang paling biasa digunakan adalah deretan corak segitiga, yang disebut 'Ni'ohulayo'. Bentuk segitiga menyerupai kiat tombak dan pola ini melambangkan semangat kepahlawanan dari Orang Nias. Pola ini tidak hanya digunakan dalam pakaian tradisional, namun saat ini sering dikaitkan dengan budaya atau apapun yang m...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Mengunyah sirih pinang: Manafo dan Bola nafo
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Seperti di banyak tempat di Asia, mengunyah sirih adalah sesuatu yang biasa di Nias. Tradisi ini disebut sebagai "manafo". Lima bahan yang digunakan; daun sirih (tawuo), kapur (betua), gambir (gambe), tembakau (bago), dan pinang (fino). Ramuan dari lima bahan ini disebut "Afo".  Karena tradisi ini sangat hidup, "manafo" dianggap sebagai  satu simbol budaya Nias dan sering menjadi bagian di acara tradisional di Nias, seperti upacara menyambut pengunjung penting. Di upacara penyambutan ini tamu akan ditawarkan sirih, dari tas anyaman indah yang dikenal sebagai Bola nafo. Bola berarti tempat atau kantong, dan afo adalah ramuan dari lima bahan. Tas Bola nafo dibuat dengan menganyam rumput yang telah dikeringkan dan diwarnakan. Biasanya dihiasi dengan simbol dan motif dari Nias, masing-masing dengan makna tersendiri. Motif Ni'otarawa digunakan oleh bangsawan sementara motif Ni'ohulayo digunakan oleh masyarakat umum. Teknik yang digunakan untuk menganyam&nb...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Bawömataluo
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Sumatera Utara

Bawömataluo adalah desa tradisional terbesar dan yang terawat baik di Pulau Nias, dengan lebih dari 140 rumah tradisional. Desa ini kadang-kadang disebut Desa Raja. Sebenarnya bukan seorang raja tetapi seorang kepala suku yang kuat yang memerintah daerah itu. Desa ini sering menerima pengunjung, dan penduduk setempat melakukan upacara lompat batu yang terkenal (Hombo Batu). Tarian perang yang spektakuler juga kadang-kadang dipertunjukkan di sini. Banyak pemahat kayu yang membuat seni dan kerajinan tangan tinggal di desa ini. Sumber: https://www.museum-nias.org/situs-budaya-nias-selatan  

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Desa Orahili Fau
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Sumatera Utara

Desa Orahili Fau hanya beberapa ratus meter menuruni bukit dari Bawömataluo dan dapat diakses melalui tangga. Desa ini juga sangat menarik dengan sejumlah 70 rumah tradisional, banyak megalith dan satu batu lompat. sumber: https://www.museum-nias.org/situs-budaya-nias-selatan/  

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Maluaya Famadaya Hasi Zimate
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Upacara adat selalu mewarnai kehidupan orang Nias mulai dari ketika seseorang berada dalam kandungan, lahir, bertumbuh,  hingga pada kematian. salah satunya adalah pelaksanaan upacara kematian yang disebut “ Maluaya Famadaya Hasi Zimate (prosesi pengangkatan peti jenazah)” Pelaksanaan upacara pelepasan jenazah ini bisa dikatakan sangat jarang sekali dilaksanakan di Pulau Nias. Sebab, hanya orang-orang yang mampu dan tergolong bangsawanlah, yakni ( s i ’u lu) dan golongan penetua adat  ( s i ’i la) , yang mampu melakukan upacara ini. Untuk golongan s i ’i la tidak semua keluarga boleh menyelenggarakan upacara adat ini, tergantung bagaimana peran almarhum di masyarakat selama dia hidup. Karena jarang dilaksanakan, tidak mengherankan, ketika acara ini dilaksanakan di Kota Gunungsitoli pada Minggu (24 Juli 2011) lalu mengundang perhatian warga. Hujan lebat yang turun saat upacara berlanjut pun warga yang antusias menya...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Surat Tulak-Tulak
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Sumatera Utara

  Aksara Mandailing dikenal juga sebagai Aksara Tulak-Tulak. Biasanya digunakan untuk ilmu perdukunan, ilmu nujum, surat-menyurat dan ratapan. Aksara ini merupakan metamorfosa dari huruf Pallawa. Berdasarkan penelitian para ahli sejarah dan antropolog, Aksara Tulak-Tulak ini menyebar dari selatan (Mandailing) ke arah utara (Toba).   Pakar sejarah dan sastra Sumut, Z Pangaduan Lubis dalam artikel “Sekilas Budaya Mandailing” menyebutkan orang Mandailing memiliki aksara etnisnya sendiri yang dinamakan surat tulak-tulak. Meskipun masyarakat Mandailing memiliki aksara tetapi boleh dikatakan aksara tersebut pada masa lalu tidak dipergunakan untuk mencatat atau menulis sejarah. Kalaupun aksara etnis tersebut digunakan untuk menulis hal-hal yang berhubungan dengan masa lalu seperti tarombo (silsilah keluarga). Selain itu, lebih banyak digunakan untuk mencatat ilmu pengobatan tradisional dan ilmu peramalan dalam kitab tradisional yang disebut...

avatar
Monica91