Masyarakat adat Kaluppini di Enrekang, Sulawesi Selatan memiliki pejappi , yakni racikan tanaman yang digunakan sebagai P3K bagi bayi yang baru dilahirkan. Pejappi ini menjadi antisipasi pengobatan pertama untuk bayi yang baru lahir. Pejappi ini terdiri dari kunyit, kayu manis, panini dan kariango yang diberikan kepada bayi setelah dilahirkan. Pejappi ini bermanfaat untuk mengobati demam, batuk dan diare. Bagi masyarakat adat Kaluppini, pejappi juga dipercaya untuk melindungi bayi dari gangguan-gangguan dari hal-hal supernatural. Pejappi akan diracik dan diberi jampi atau doa oleh Sando Pea , seorang dukun dalam lingkungan masyarakat adat Kaluppini. Jampi ini adalah hantaran doa yang dipanjatkan untuk meminta kesembuhan atas penyakit yang diderita oleh anak atau pun bayi. Sumber: http://www.mongabay.co.id/2017/05/01/pembollo-dan-pejappi-metode-pengobatan-tradisional-untuk-anak-di-komunitas-adat-kaluppini/
Kue Mendut Bahan-bahan - 150 gram kelapa yang diparut kasar - 300 ml santan kental - 75 gram gula pasir - Air hangat secukupnya - 250 gram tepung ketan - 3 sdm tepung beras - 1/2 sdt air kapur sirih - 1 sdt garam - Pewarna merah secukupnya - Pewarna hijau secukupnya - Daun pisang secukupnya - Daun Pandan secukupnya - Batang lidi kecil secukupnya Cara Membuat - Saus : masak santan kental, tepung beras, dan garam sedikit saja. Masukkan selembar daun pandan yang disimpulkan. Masak hingga mengental dan mendidih. Sisihkan. - Unti kelapa : campur kelapa parut, gula pasir, sedikit garam, dan 1/2 gelas air. Masak hingga air meresap dan tercampur rata. - Kulit : campur tepung ketan, garam halus, dan air kapur sirih. Uleni bersama dengan air hangat sampai adonan kalis dan bisa dibentuk. Bagi 2 adonan, masing-masing beri pewarna kue merah dan hijau. - Ambil sedik...
Songkok atau peci tradisional Makassar, Sulawesi Selatan, biasa disebut songkok guru/nibiring bulaeng menjadi penutup kepala “wajib” bagi lelaki Makassar dalam setiap acara adat. Namun, pemakaian songkok itu telah meluas dan kerap digunakan dalam acara-acara formal selain adat. Bentuknya bundar dan kaku karena terbuat dari serat pelepah lontar. Anyaman lontar dipadukan dengan benang sutra berwarna emas yang menutupi bidang seukuran koin di bagian pangkal songkok dan separuh garis kelilingnya. Warna songkok ini lazimnya hitam, cokelat, atau krem. Wujud songkok guru/ nibiring bulaeng bentuknya bundar dan kaku . Songkok ini menjadi simbol budaya orang Makassar dan bugis begitupun mandar seperti halnya blangkon pada orang Jawa. Modelnya pun tak pernah berubah sepanjang zaman. Awal mula penggunaan songkok guru/nibiring bulaeng ini dipakai oleh ANRONG GURU kerajaan gowa pada saat mengislamkan semua kerajaan bugis termasuk bone di jaman raja gowa sultan...
masjid katangka Masjid Al-Hilal atau lebih dikenal dengan nama Masjid Katangka adalah salah satu masjid tertua di provinsi Sulawesi Selatan , Indonesia . Dinamakan Masjid Katangka karena berlokasi di kelurahan Katangka , kecamatan Somba Opu , Kabupaten Gowa . Selain itu, masjid ini disebut Katangka, karena bahan baku dasar dari masjid tersebut diyakini diambil dari pohon Katangka. Sebuah prasasti menginformasikan bahwa masjid ini dibangun pada tahun 1603, tetapi beberapa sejarawan meragukan informasi ini. Pendapat lain mengatakan bahwa masjid dibangun pada awal abad ke-18. Masjid Al Hilal Katangka dulunya merupakan masjid Kerajaan Gowa . Letak masjid berada di sebelah utara kompleks makam Sultan Hasanuddin . Lokasi makam yang diyakini sebagai tempat berdirinya Istana Tamalate, istana raja Gowa ketika itu. Sebuah jalan yang dikenal sebagai Batu Palantikang, me...
Benteng Somba Opu adalah benteng peninggalan Kesultanan Gowa yang dibangun oleh Raja Gowa ke-9 Daeng Matanre Karaeng Tumapa'risi' Kallonna pada abad ke-16. Benteng ini terletak di Jalan Daeng Tata, Kelurahan Benteng Somba Opu, Kecamatan Barombong , Kabupaten Gowa , Sulawesi Selatan . Pada masanya tempat ini pernah menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan dimana rempah-rempah yang diperjualbelikan untuk beberapa pedagang baik dari Asia , sekitar Indonesia dan wilayah Eropa . Sayangnya tempat yang sering dikunjungi oleh beberapa masyarakat lokal dan internasional ini telah dikuasai oleh VOC pada tahun 1669 , kemudian dihancurkan hingga terendam oleh ombak pasang. Pada tahun 1980 -an pun benteng ini ditemukan kembali oleh beberapa ilmuwan yang datang ke tempat itu. Pada tahun 1990 benteng ini telah direkonstruksi sehingga terlihat lebih baik...
Kompleks ini terletak di sebelah utara bukit Tamalate, merupakan area pemakaman raja-raja Gowa dari masa yang lebih kemudian, dan raja-raja yang dimakamkan di kompleks makam Tamalate dan Bonto Biraeng. Pada kompleks ini terdapat bangunan makam kubah dan jirat biasa. Jirat dan nisannya dominan terhuat dari ukiran kayu. Jirat kayu diukir, dengan pahatan hiasan untaian flora, meng¬gunakan warna menyolok, merah dan terutama kuning keemasan. Pada bagian kepala dan kaki jirat terdapat semacam gunungan yang dilengkapi dengan kaligrafi ayat-ayat suci Al-Qur'an dan identitas yang dimakamkan. Ragam hias beberapa kubah -memperlihatkan adanya pengaruh anasir Barat, terutama terlihat pada pintu masuk. Kubah makam di kompleks ini berukuran lebih besar dari pada makam lain. Di dalam kubah terdapat sejumlah makam, mungkin dari satu keluarga terdekat. Makam-makam di dalam kubah diatur berjajar dua. Lantai kubah lebih tinggi 60-75 cm dari permukaan tanah atau dasar pintu masuk....
Mappalette Bola, Tradisi Unik Pindah Rumah Suku Bugis. Biasanya saat orang akan pindah rumah mereka akan disibukkan dengan mengemasi barang untuk memindahkannya ke rumah yang baru dari rumah lama. Kegiatan tersebut tidak terjadi pada masyarakat suku Bugis di Provinsi Sulawesi Selatan. Ya, mereka memiliki tradisi sendiri dalam pindahan rumah dengan benar-benar memindahkan rumah yang sebenarnya. Tradisi ini disebut Mappalette Bola. Kebanyakan rumah orang suku bugis sebagian besar adalah rumah kayu berbentuk panggung. Tradisi ini melibatkan puluhan bahkan ratusan warga kampung untuk membantu memindahkan rumah ke lokasi yang baru. Perabot rumah tangga seperti lemari, barang pecah belah, sebelumnya akan dikeluarkan dari rumah guna menghindari kerusakan saat proses pemindahan rumah. Ada dua teknik pemindahan rumah, jika lokasi yang baru tidak jauh dari tempat semula, rumah hanya akan didorong setelah bagian bawah rumah dipasangi roda...
Zaman dahulu kala saat situasi belum kondusif, Wilayah Rongkong sering diserang d ari luar akibat perebutan besi, sehingga wilayah adat Rongkong dijaga ketat dari segala penjuru. Suatu ketika Tomakaka kanandede berpikir keras bgmn cara agar benteng pertahanan ttp kokoh, selanjutnya beliau bersemedi yg kemudian mendapat ilham bahwa salah satu strategi yg harus dilakukan adalah mengadakan hiburan kesenian yg bisa membuat para panglima perang beserta masyarakat tetap terjaga, tdk tertidur atau terlena agar tdk gampang diserang musuh dari luar. Atas petunjuk itu kemudian Tomakaka kanandede pada saat itu memanggil seluruh pemangku adat dan perangkat adat di wilayah Rongkong untuk ma'bua kalebu (Musyawarah Adat) menyampaikan strategi-strategi perang yg akan dilakukan, termasuk ide ttg bagaimana agar panglima perang bersama masyarakat slalu terjaga dan tdk tertidur untuk ttp mempertahankan wilayah Rongkong dari berbagai serangan. Dari situlah kemudian para pemangku adat sepakat untuk M...
Masyarakat Suku Bugis yang berasal dari P ulau Sulawesi terkenal sebagai masyarakat perantau. Mereka hidup berkelompok dalam suatu wilayah dan lazimnya hidup dipinggir laut, karena masyarakat Bugis adalah pelaut. Masyarakat Bugis saat ini bisa dikatakan sudah menyebar pada segala penjuru nusantara, dan membentuk kelompok-kelompok organisasi kebugisan. Di media sosial seperti Facebook sudah ada akun masyarakat Bugis yakni "Bugis Sedunia". Di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat pun masyarakat Bugis sudah ratusan tahun hidup terutama di Desa Soro, Kecamatan Kempo, sekitar 20 kilometer dari pusat kota. Bahkan di tengah kota Dompu, ada salah satu lingkungan namanya Kampung Bugis, keturunan mereka berasal dari Bugis. Suku Bugis adalah potret masyarakat yang agamis, mayoritas mereka beragama Islam. Selain beragama, suku Bugis memiliki nilai-nilai adat dan budaya yang terkenal dan cukup kental, salah satunya tradisi "Cera Labu". Pelaksanaan Cera Labu dilakukan d...