Mak inang selendanglah mak inang Leok ke kiri kanan lengganglah ke kanan sayang Selamo tunang duduklah batunang hai tiduk dak nyenyak kenyang makanlah dak kenyang Tarentang rawe si talilah rawe Titian tupe balek si tungganglah balek sayang Harilah petang sawe bebunyilsh sawe hai Hitamlah manis baleklah ngajaklah balek Cubolsh cubo lumbang mainlah galumbang sampai ke tepi tampah membawalah tampah sayang Cubolah cubo mumbang menanamlah mumbang hai nasiblah baik tuan negeri batuah Cik siti mengepanglah yang rambut Rambut bekepang kanan sebelahlah kanan sayang Kalaulah sudi sambut suratlah di sambut hai Kalaulah ngidak laman buanglah ke laman Sumber: http://www.lagu-daerah.com/2015/06/lirik-lagu-daerah-jambi.html
Cantik nian gadis rimbo bujang, lesung pipih jalan melenggang Elok nian gadis rimbo bujang, tutur saponyo sungguh menawan Ku sapo dio tertunduk malu, ku rayu dio tersenyum sajo Didalam hatinyo pun jatuh cinto Cantik nian gadis rimbo bujang, lesung pipih jalan melenggang Elok nian gadis rimbo bujang, tutur saponyo sungguh menawan Sayang…sejak dalam pertemuan, membuat hatiku tak tenang Siang malam jadi pikiran…. Abang… sayo juga merasokan sejak kito bertemu pandang susah tiduk susah makan…. Kalo itu yang kito rasokan, berarti kito samo samo jatuh cinto Kalo abang nak ke rimbo bujang, naiklah omplen duduk didepan Kalo abang benar benar sayang, apo tandonyo boleh kusimpan Sayang…sejak dalam pertemuan, membuat hatiku tak tenang Siang malam jadi pikiran…. Abang… sayo juga merasokan sejak kito bertemu pandang susah tiduk susah makan…. Kalo itu yang kito rasokan, berarti kito samo samo jatuh ci...
Tanjunglah bajure, tanjunglah bajure Aye ranyo ala bire, aye ranyo laila la bire Ala disayang ae,ala disayang ae Lubuk ala rameh, lubuk ala rameh latapian bate Ala disayang ae, ala disayang ae Sudeah ala lamo, sudeah ala lamo Kamai dimu ala rindau, kamai dimu laila la rindau Ala disayang ae, ala disayang ae Baru ala kinai,baru ala kinai dapeak dibu... Suo ala disayang ae, ala disayang ae Sudeah ala lamo, sudeah ala lamo Kamai dimu ala rindau, kamai dimu laila la rindau Ala disayang ae, ala disayang ae Baru ala kinai,baru ala kinai dapeak dibu... Suo ala disayang ae, ala disayang ae Sumber: http://www.lagu-daerah.com/2015/06/lirik-lagu-daerah-jambi.html
Kebudayaan Jambi tidak lepas dari kebudayaan sungai, mengingat kawasan tersebut merupakan salah satu kawasan di nusantara yang banyak mempunyai aliran sungai. Kegiatan menangkap ikan di sungai bagi anak-anak masyarakat Jambi adalah kegiatan yang menyenangkan, selain bisa bermain air, ikan hasil tangkapan bisa dibawa pulang atau dijual kembali. Masyarakat Jambi mengenal lukah sebagai alat yang digunakan untuk menjaring ikan. Alat tersebut berbentuk tabung kerucut panjang yang terbuat dari rakitan bambu. Dari lukah inilah muncul sebuah kesenian boneka bernuansa magis yang dikenal dengan nama lukah gilo. Dalam kesenian Lukah Gilo, lukah dihias sedemikian rupa dengan menggunakan buah labu sehingga menyerupai bagian kepala. Kemudian dibacakan mantra dengan tujuan mengundang roh halus untuk masuk ke dalam lukah. Ketika lukah mampu bergerak sendiri, saat itulah mereka percaya bahwa roh halus telah masuk ke dalam lukah. Kesenian Luka...
Sama halnya dengan beberapa tempat di daerah-daerah di Indonesia, layaknya keraton, rumah yang satu ini juga menjadi tujuan wisata menarik bagi Anda yang berkunjung ke Jambi. Rumah Batu Olakemang ini terletak di Rumah Cagar Budaya Datuk Said Idrus Al-Djufri (Pangeran Wirokusumo) dan sampai sekarang dimilki oleh keluarga pangeran yang bersangkutan. Berdasarkan narasumber Ibu Sari Paseha (cicit), halaman depan rumah ini dahulunya berhadapan dengan sungai Batanghari. Design bangunan awal diatapnya terdapat gambar naga tetapi sekarang sudah tidak ada dan diganti dengan seng. Naga yang berhadapan juga terlihat di gapura depan halaman rumah. Usia rumah ini diperkirakan lebih dari 200 tahun, tetapi tetap berdiri walaupun dari bangunan asalnya tidak ada besi penopang atau cagaknya. Sampai kini walaupun sudah ditetapkan oleh pemerintah sebagi rumah cagar budaya tetapi belum diperbaiki dan dikelola dengan baik. [TimIndonesiaExploride/IndonesiaKaya]
Jambi dulu nya adalah bekas wilayah Kesultanan Islam Melayu Jambi (1500-1901 M). Konon, jauh sebelum adanya wilayah kesultanan ini, di negeri Jambi telah berdiri lima buah desa, namun belum memiliki seorang pemimpin atau raja. Untuk itu, para sesepuh dari kelima desa tersebut bersepakat untuk mencari seorang raja yang dapat memimpin dan mempersatukan kelima desa tersebut. Setelah bermusyawarah, mereka bersepakat bahwa siapa pun dapat menjadi pemimpin, tapi dengan syarat harus lulus ujian. Ujian apakah yang harus ditempuh untuk menjadi pemimpin kelima desa tersebut? Kisahnya dapat Anda ikuti dalam Legenda Asal Usul Raja Negeri Jambi berikut ini. Pada zaman dahulu, wilayah Negeri Jambi terdiri dari lima buah desa dan belum memiliki seorang raja. Desa tersebut adalah Tujuh Koto, Sembilan Koto, Petajin, Muaro Sebo, dan Batin Duo Belas. Dari kelima desa tersebut, Desa Batin Duo Belaslah yang paling berpengaruh. Semakin hari penduduk kelima desa tersebut sema...
Saat ini banyak masyarakat Kota Jambi yang belum kenal bahwa kota ini memiliki cerita legenda mirip Tangkuban Perahu di Jawa Barat. Legenda Cik Upik namanya. Cerita yang dianggap dongeng itu begitu lekat bagi masyarakat Kampung Danau Sipin, Kecamatan Telanaipura. Tak hanya sekedar cerita atau dongeng. Bagi masyarakat Danau Sipin, kisah Cik Upik itu punya bukti. Mereka menunjuk daerah pinggiran danau, tepatnya di belakang Kantor Gubernur Jambi, atau persisnya di dekat bekas Restoran Batanghari, merupakan bekas taman bermain Cik Upik. Di sana pula Cik Upik kerap mandi setiap pagi dan sore. Lantas, siapa Cik Upik itu ? Tidak ada referensi tertulis mengenai legenda ini. Ceritanya hanya tersiar dari mulut ke mulut. Namun menurut kisah seorang tetua Kampung Danau Sipin, Marzuki (81), Cik Upik adalah seorang wanita cantik asal Padang, Sumatera Barat (Sumbar) yang terdampar di daerah Danau Sipin. Cik Upik tidak sengaja datang ke daerah itu. Konon, dia menumpang sebuah kapal yang...
Pada Jaman dahulu kala di daerah Jambi ada sebuah negeri yang diperintah oleh seorang Raja yang bernama Sutan Mambang Matahari. Sutan mempunyai seorang anak laki-laki bernama Tuan Muda Selat dan seorang anak perempuan bernama Putri cermin Cina. Tuan Muda Selat merupakan pemuda yang rupawan tapi sifatnya sedikit ceroboh. Sedangkan Putri Cermin Cina adakah seorang putri yang cantik jelita, baik hati, dan lemah lembut. Pada suatu hari, datanglah saudagar muda ke daerah itu, saudagar muda itu bernama Tuan Muda Senaning. Mula-mula tujuan Tuan Muda Senaning hanya untuk berdagang, namun saat penjamuan makan Tuan Muda Senaning bertamu dengan Putri Cermin Cina. seketika itu Tuan Muda Senaning jatuh hati pada Putri Cermin Cina. Demikian pula, diam-diam Putri Cermin Cina juga menaruh hati pada Tuan Muda Senaning. Putri Cermin Cina menyarankan untuk Tuan Muda Senaning dating kepada ayahandanya Sutan Mambang Matahari untuk melamarnya. Tidak lama kemudian tuan Muda Senaning datang meng...
Putri Rainun dan Rajo Mudo adalah sepasang kekasih dari tanah Jambi. Pasangan ini memang sangat serasi. Putri Rainum memiliki paras yang cantik jelita dan berbudi luhur. Demikian pula Rajo Mudo yang berwajah tampan dan cerdas. Hanya saja, perbedaan keturunan menjadi halangan di antara mereka. Putri Rainum keturunan bangsawan yang kaya-raya, sedangkan Rajo Mudo berasal dari kalangan rakyat biasa. Suatu ketika, saat Rajo Mudo pergi merantau untuk menambah keilmuannya, datanglah seorang pemuda kaya bernama Biji Kayo untuk melamar Putri Rainun. Apakah Putri Rainun menerima lamaran itu? Lalu, bagaimana dengan Rajo Mudo? Simak kisahnya dalam cerita Putri Rainun dan Rajo Mudo berikut ini! * * * Dahulu, di Jambi ada seorang putri bangsawan bernama Putri Rainun. Ia adalah gadis yang cantik, anggun, dan memiliki perangai yang baik. Kecantikan dan keelokan budinya kerap menjadi buah bibir. Sudah banyak pemuda maupun putra bangsawan yang datang melamarnya, namun semuanya ditolak. Rupany...