Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jambi Jambi
Legenda Cik Upik
- 17 Mei 2018
Saat ini banyak masyarakat Kota Jambi yang belum kenal bahwa kota ini memiliki cerita legenda mirip Tangkuban Perahu di Jawa Barat. Legenda Cik Upik namanya. Cerita yang dianggap dongeng itu begitu lekat bagi masyarakat Kampung Danau Sipin, Kecamatan Telanaipura.
Tak hanya sekedar cerita atau dongeng. Bagi masyarakat Danau Sipin, kisah Cik Upik itu punya bukti. Mereka menunjuk daerah pinggiran danau, tepatnya di belakang Kantor Gubernur Jambi, atau persisnya di dekat bekas Restoran Batanghari, merupakan bekas taman bermain Cik Upik. Di sana pula Cik Upik kerap mandi setiap pagi dan sore.
Lantas, siapa Cik Upik itu ? Tidak ada referensi tertulis mengenai legenda ini. Ceritanya hanya tersiar dari mulut ke mulut. Namun menurut kisah seorang tetua Kampung Danau Sipin, Marzuki (81), Cik Upik adalah seorang wanita cantik asal Padang, Sumatera Barat (Sumbar) yang terdampar di daerah Danau Sipin.
Cik Upik tidak sengaja datang ke daerah itu. Konon, dia menumpang sebuah kapal yang berlayar dari Padang. Setibanya di Sungai Batanghari, tepatnya di kawasan Danau Sipin sekarang, kapal itu terbalik. Bekas badan kapal yang ukurannya sangat besar itu pulalah yang dipercaya masyarakat menjadi daratan Danau Sipin yang sekarang mereka diami.
Sejak saat itu, Cik Upik tinggal di Danau Sipin. Dia sering bermain di taman. Masyarakat Danau Sipin yakin, sisa-sisa taman itu masih ada hingga sekarang. Namun, lokasi bekas taman tersebut kini sudah ditumbuhi pohon-pohon besar dan semak-belukar, meskipun keindahannya samar-samar masih terlihat.
Menurut Marzuki yang mendapat cerita dari ayah dan kakeknya, dulu tepian Sungai Batanghari sebenarnya sampai ke daerah belakang kantor gubernur. Tapi sungai itu kemudian terbelah, karena bekas kapal Cik Upik yang terbalik lama-kelamaan mengering dan membentuk sebuah daratan.
“Awalnya para awak kapal Cik Upik yang terdampar membuat tempat tinggal dan taman di dekat kapal mereka terbalik. Taman dibuat untuk tempat mereka bersantai,” kisah Marzuki yang ditemui InfoJambi, di rumahnya, di Kampung Danau Sipin, persis di seberang Taman Cik Upik.
Dari cerita turun-menurun, dulunya Taman Cik Upik dikenal sebagai sebuah taman yang sejuk, sehingga ramai didatangi orang untuk bersantai. Taman itu memiliki panjang 45 meter dengan lebar 10 meter. Di tengah taman terdapat sebuah danau kecil yang diberi nama Danau Cik Upik.
Danau Cik Upik memiliki luas sekitar 15 meter x 5 m dengan kedalaman air sekitar empat meter. Air danau itu sangat jernih dan sering digunakan masyarakat zaman dahulu sebagai tempat mandi dan sumber air minum. Bahkan, ada juga yang menjadikan danau kecil itu sebagai tempat memancing ikan.
Tetua Kampung Danau Sipin lainnya, Ibrahim (75), mengungkapkan, Danau Cik Upik merupakan anak dari Danau Sipin. Danau besar yang terbentuk karena kapal yang terbalik tersebut, dulu dikenal dengan nama Danau Pinago. Namun begitu, Ibrahim mengakui sampai sekarang tidak tahu kapan sebenarnya danau-danau itu mulai ada.
Seiring berjalannya waktu, Taman Cik Upik yang jaraknya hanya beberapa meter dari buntut Kantor Gubernur Jambi itu mulai terlupakan. Tidak ada sedikitpun perhatian pemerintah kota terhadap kawasan itu.
Taman Cik Upik nyaris hilang tak berbekas. Berpuluh tahun lamanya taman itu hanya dijadikan dermaga oleh penambang perahu.
Ketika Abdurrahman Sayoeti menjadi Gubernur Jambi, dia sempat mengingat kembali keberadaan taman itu. Dia pun ingin menghidupkannya kembali dan menjadikan objek wisata. Gubernur dua periode itu pula yang membuka lagi kawasan tersebut dengan membangun jalan dan mendirikan restoran besar.
Sayangnya, belum sempat Taman Cik Upik dikenal lagi oleh masyarakat Kota Jambi, masa jabatan Abdurrahman Sayoeti keburu berakhir. Alhasil, legenda Taman Cik Upik kembali tenggelam bersama kisah kapalnya yang terbalik di Sungai Batanghari.
 
Sumber: https://histori.id/legenda-cik-upik/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline