Kebudayaan Jambi tidak lepas dari kebudayaan sungai, mengingat kawasan tersebut merupakan salah satu kawasan di nusantara yang banyak mempunyai aliran sungai. Kegiatan menangkap ikan di sungai bagi anak-anak masyarakat Jambi adalah kegiatan yang menyenangkan, selain bisa bermain air, ikan hasil tangkapan bisa dibawa pulang atau dijual kembali.
Masyarakat Jambi mengenal lukah sebagai alat yang digunakan untuk menjaring ikan. Alat tersebut berbentuk tabung kerucut panjang yang terbuat dari rakitan bambu. Dari lukah inilah muncul sebuah kesenian boneka bernuansa magis yang dikenal dengan nama lukah gilo.
Dalam kesenian Lukah Gilo, lukah dihias sedemikian rupa dengan menggunakan buah labu sehingga menyerupai bagian kepala. Kemudian dibacakan mantra dengan tujuan mengundang roh halus untuk masuk ke dalam lukah. Ketika lukah mampu bergerak sendiri, saat itulah mereka percaya bahwa roh halus telah masuk ke dalam lukah.
Kesenian Lukah sama halnya dengan permainan jalangkung pada masyarakat Jawa. Kesenian ini berkaitan erat dengan hal-hal yang bernuansa supranatural. Menariknya, meskipun masyarakat Jambi secara umum mengenal kesenian lukah gilo, namun nama kesenian tradisi ini berbeda-beda di setiap daerah di Jambi.
Kesenian tradisi lukah gilo kemudian menginspirasi lahirnya sebuah garapan tari yang dikenal dengan nama tari Bengawak Be. Tari Bengawak Be tidak menjiplak secara utuh ritual dalam kesenian tradisi lukah gilo, garapan ini hanya mengangkat ide dasar dari tradisi tersebut, sehingga mampu menciptakan sebuah seni pertunjukan yang baru.
Secara umum, tari Bengawak Be dipentaskan oleh laki-laki dan perempuan. Banyaknya jumlah penari tidak ditentukan, mengingat tarian ini bisa ditarikan dalam jumlah banyak yang disesuaikan dengan ukuran besar kecilnya panggung. Dalam pementasan tari Bengawak Be, para penari mengenakan pakaian tradisional Jambi yang telah dimodifikasi. Bagian bawahnya dilengkapi dengan balutan kain songket yang bercorak Jambi. Pada bagian kepala, penari perempuan menggunakan lukah berukuran kecil sebagai penghias topi, sementara penari laki-laki mengenakan ikat kepala kain batik jambi.
Gerak tari Bengawak Be didominasi oleh gerak teatrikal yang mengandung unsur cerita. Dihadirkannya properti boneka lukah gilo menjadi penting dalam pementasan ini, boneka tersebut seolah bernyawa dan memainkan peran dalam tarian. Sehingga meskipun tari Bengawak Be merupakan bentuk baru dari kesenian tradisi lukah gilo, unsur magis dalam kesenian tradisi tersebut tidak hilang secara keseluruhan. [AhmadIbo/IndonesiaKaya]
Sumber: https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/unsur-magis-dalam-tari-bengawak-be