Dahulu, hiduplah dua orang pemimpin yang bernama Bujang Beji dan Tumenggung Marubai. Kedua orang ini mempunya sifat yang sangat bertolak belakang. Tumenggung Marubai adalah orang yang baik hati dan tidak sombong. Sementara itu, Bujang Beji adalah orang yang sakti, tetapi serakah dan sombong. Keduanya mempunyai mata pencaharian sebagai pencari ikan dan mempunyai wilayah sendiri-sendiri. Tumenggung Marubai dan pengikutnya mencari ikan di Sungai Simpang Melawi, sedangkan Bujang beji di Sungal Simpang Kapuas. Wilayah Sungai Simpang Melawi mempunyai banyak sekali jenis ikan, lebih banyak daripada ikan-ikan di Sungal Simpang Kapuas. ltulah sebabnya, basil tangkapan Tumenggung Marubai selalu lebih banyak daripada Bujang Beji. Tumenggung Melawi menggunakan bubu atau sejenis perangkap besar untuk menangkap ikan. Setelah terkumpul dalam perangkap, ia hanya memilih ikan-ikan yang besar, sementara ikan-ikan kecil dilepaskan kembali sehingga ikan-ikan di Sungal Simpang Melawi selalu berkembang b...
Seorang nelayan miskin pergi mencari ikon di sungai. la berharap mendapat ikan agar keluarganya bisa makan. Kemudian, ia mendayung perahunya ke tengah sungai. Setelah sekian lama ia melempar umpan, tak satu pun termakan ikan. Padahal, persediaan makanan di rumah sudah habis. Lalu, ia mendayung perahunya lebih ke tengah saat hari mulai gelap. Saat hari semakin malam, nelayan ini sudah sampai ke hulu, Sampai saat itu, tidak satu pun ikan memakan umpannya. Ketika hendak kembali, tiba-tiba ia merasa ada yang menarik pancingnya. Ini pasti ikan besar, pikirnya. la terus mengulur pancingnya, tetapi lama-kelamaan tarikan dari bawah semakin melemah. Dengan perlahan ia menarik pancingnya, ternyata di ujung pancingnya hanya tersangkut seutas kawat. Malam semakin larut, nelayan ini bersiap untuk pulang. Namun, ia dikejutkan oleh sesuatu hal. Sinar bulan yang terang menerangi kawat yang tersangkut di ujung tali pancingnya. Kawat tersebut bersinar kekuningan diterpa sinar bulan. “Astaga! Bu...
Kisah ini tentang seorang ibu dan putrinya. Mereka tinggal di sebuah pondok kecil, di sebuah mungguk bernama Segasing Sebemban. . Mungguk daerah asal cerita ini berada dalam wilayah Tayan. Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Letaknya tidak jauh dari Keraton Tayan yang megah itu. Juga tidak jauh dari jembatan gagah yang belum lama berdiri di sana, yang konon terpanjang kedua di Indonesia setelah Suramadu. Walau hingga sekarang jalan menuju Mungguk belum beraspal dan infrastrukturnya pun belum memadai, tanahnya subur berbukit-bukit serta sungainya besar bercabang yang membelah lembah dan daratan. Dengan matahari yang bersinar sepanjang tahun, curah hujan masih cukup untuk dipakai warga dalam pertanian. Segala tanaman tumbuh tanpa perlu perawatan yang berlebihan. Semiskin apa pun warga di sana tak akan kelaparan. Begitu juga seorang perempuan separuh baya dan anaknya, Enten. Terlihat seorang ibu cantik berambut panjang hitam legam yang selalu digelung sepanjang hari. Ia berkulit sa...
Bakwan pontianak adalah makanan ringan khas Pontianak yang sebenarnya tidak jauh beda dengan bakwan sayuran lainnya. Hanya saja bakwan ini memakai daun kucai, udang atau teri tawar sebagai toppingnya sehingga rasanya lebih gurih.