Serat Wulang Reh adalah salah satu karya Sastra Jawa karangan Sri Pakubuwono ke IV. Serat ini sangat terkenal dalam masyarakat Jawa. Isinya tentang kebaikan yang dapat dijadikan pegangan dalam menjalani hidup. Bahasanya sederhana sehingga mudah dipahami. Serat Wulang Reh yang merupakan karya sastra berbentuk tembang, terdiri atas 13 pupuh, yaitu: (1) Dhandhanggula (berisi tentang ajaran cara memilih guru) (2) Kinanthi (berisi ajaran tentang cara bergaul/memilih teman) (3) Gambuh (berisi tentang larangan memiliki watak adigang, adigung, adiguna) (4) Pangkur (berisi ajaran tentang tatakrama, perbedaan baik dan buruk dan cara melihat perwatakan manusia) (5) Maskumambang (berisi ajaran tentang melakukan sembah) (6) Dudukwuluh (berisi ajaran tentang cara mengabdi kepada raja) (7) Durma (berisi ajaran tentang cara mengendalikan hawa nafsu) (8) Wirangrong (berisi ajaran tentang baik-buruknya budi) (9) Pucung (berisi aj...
Mendengar namanya mungkin Anda mengerutkan dahi, aneh ya? Tapi tenang saja, meski namanya aneh, namun roti ini memiliki rasa khas yang istimewa. Roti ini terbuat dari tepung tapioka, santan, air nira, gula dan kayu manis sebagai penambah aroma sedap. Sebagai pemanis tampilan, roti ditaburi wijen. Tekstur roti yang keras dan warnanya yang coklat membuat warga setempat menyamakannya dengan bantalan rel kereta api. Jadi, Anda tahu sekarang dari mana nama roti ini berasal. Menurut ahli kesehatan, tekstur yang keras ini membuat roti ganjel rel baik untuk kesehatan. Roti ganjel rel merupakan sajian wajib dalam acara ‘dugderan’ atau pawai sebelum bulan puasa. Pada hari biasa, Anda akan sedikit kesulitan menemukan roti ini di pasaran. Namun tak perlu khawatir, di pusat oleh-oleh Jalan Pandanaran, terdapat toko yang menyediakan roti ini untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh. RM/Toko yang Menyediakan : Dyriana Bakery & Cafe Bakery...
Suka minum teh di sore hari? Kegiatan minum teh biasanya butuh camilan. Nah, tahu bakso khas Semarang bisa jadi teman santai minum teh di sore hari. Rasanya yang gurih, sangat nikmat disajikan hangat dan disantap dengan cabe rawit. Terdapat dua macam tahu bakso yaitu tahu bakso goreng dan tahu bakso rebus. Tak perlu bertanya mana yang lebih enak, karena keduanya memang sama-sama lezat. Tahu bakso ini tak akan sepopuler seperti saat ini jika bukan karena Bu Pudji, seorang warga Unggaran. Pada tahun 1995, ia memulai usahanya dengan menjajakan tahu bakso buatannya ke kantor-kantor pemerintahan yang ada di Unggaran dan Semarang. Karena banyak yang menyukai jajanan ini, Bu Pudji akhirnya menjadikan tahu bakso sebagai ladang bisnisnya. Saat ini, tahu bakso mudah ditemui di berbagai toko oleh-oleh khas Semarang, terutama di Jalan Pandanaran. RM/Toko yang Menyediakan : Tahu Bakso Bu Pudji Toko Tahu Alamat: Jl. Sukun Raya No.11, Srondol Wetan, Banyu...
Kue mochi yang dikenal berasal dari negeri seberang, ternyata menjadi oleh-oleh khas Semarang. Mochi atau moaci yang populer adalah Moaci Gemini yang terletak di Jalan Kentangan Barat 101, Semarang. Moaci terbuat dari tepung adonan tepung ketan yang di dalamnya berisi kacang cincang dan gula. Tampilannya yang bulat kecil kecil dan kenyal dengan taburan wijen tentunya akan menggoda siapa pun yang melihatnya. Moaci Gemini dibuat tanpa bahan pengawet dan tahan sampai satu minggu. RM/Toko yang Menyediakan : Kue Moaci Gemini Kentangan Pastry Shop Address: Jalan Kentangan Barat No.101, Jagalan, Semarang Tengah, Jagalan, Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah 50136 Phone: (024) 3519503
Aksara Murda , dikenal sebagai Aksara Jawa Murda (ꦲê¦ê§ê¦±ê¦«âê¦--ꦮâꦩꦸê¦ê¦¢) adalah huruf khusus yang ada dalam huruf jawa, untuk aksara murda hanya ada 7 buah yaitu Na, Ka, Ta, Sa, Pa, Ga dan Ba. Fungsi aksara murda layaknya huruf kapital, hanya digunakan untuk menulis nama orang penting/terkenal dan tempat/daerah yang terkenal/besar. penulisan aksara murda bisa hanya di depan saja, atau bisa di keseluruhan kata yang digunakan untuk menulis bahasa Jawa dan sejumlah bahasa daerah Indonesia lainnya (Huruf Kapital). Aksara ini hanya mempunyai 8 huruf saja, yaitu á¹a Kha Tha Sha Pha Nya Gha Bha (ê¦âê¦'âꦡ&aci...
Dugderan adalah suatu upacara yang dilaksanakan tiap menjelang datangnya bulan Ramadhan. Upacara ini merupakan cerminan dari perpaduan tiga etnis yang mendominasi masyarakat Semarang yakni etnis Jawa, Tionghoa dan Arab. Nama "Dugderan" diambil dari kata "dugder" yang berasal dari kata "dug" (bunyi bedug yang ditabuh) dan "der" (bunyi tembakan meriam). Bunyi "dug" dan "der" tersebut sebagai pertanda akan datangnya awal Ramadhan. Menurut sejarah upacara Dugderan diperkirakan mulai berlangsung sejak tahun 1881 di kala Semarang dipimpin oleh Bupati RMTA Purbaningrat. Upacara ini dilatarbelakangi oleh perbedaan pendapat dalam masyarakat mengenai awal dimulainya puasa pada bulan suci Ramadhan. Oleh karena itu dicapailah suatu kesepakatan untuk menyamakan persepsi masyarakat dalam menentukan awal Ramadhan yakni dengan menabuh bedug di Masjid Agung Kauman dan meriam di halaman kabupaten dan dibunyikan masing-masing tiga kali dan dilanjutkan dengan pengumuman awal puasa di masjid. Perayaan...
Kasunanan Surakarta Hadiningrat merupakan istana tempat tinggal Raja Surakarta yang berdiri pada masa pemerintahan Pakoe Boewono II tahun 1745. Keraton ini dibangun sebagai dampak konflik di Kesultanan Mataram Islam sejak tahun 1647. Di dalam kompleks Kasunanan Surakarta, terdapat beberapa bagian, seperti Alun-alun Utara dan Selatan (Lor dan Kidul), Art Gallery, dan tempat tinggal raja. Salah satu bagian yang dapat ditemui pertama kali ketika menginjakkan kaki di kompleks Kasunanan ini adalah Korikamandoengan. Korikamandoengan merupakan gerbang utama yang digunakan oleh Abdi Dalem. Gerbang ini tidak terbuka oleh umum, hanya orang tertentu saja yang dapat masuk ke dalam Kasunanan melalui pintu ini. Ada 3 buah pintu utama yang berukuran sangat besar, pintu bagian tengah serta pintu bagian kanan dan kiri. Ketiga pintu ini memiliki fungsi yang berbeda-beda. Pintu sebelah kanan dan kiri terbuka setiap hari dan dapat digunakan oleh para Abdi Dalem untuk keluar-masuk. Sedangkan pintu bagi...
Lagu Lir Ilir bagi masyarakat Jawa khusunya Jawa Tengah, lagu Lir Ilir sudah akrab ditelinga, lagu Lir Ilir kerap dinyanyikan sebagai tembang dewasa hingga menjadi teman bermain bagi anak-anak. Lirik Lagu : Lir ilir-lir ilir Tandure wis sumilir Tak ijo royo-royo Tak sengguh penganten anyar Cah angon-cah angon Penekno blimbing kuwi Lunyu-lunyu penekno Kanggo mbasuh dodotiro Dodotiro dodotiro Kumitir bedahing pinggir Dondomono jlumatono Kanggo sebo mengko sore Pumpung padang rembulane Pumpung jembar kalangane Yo surak o surak hore Arti lirik Angin semilir terasa nyaman Tanaman sudah mulai tumbuh Subur rindang daun berwarna hijau Dikira sepasang penganting baru Anak-anak Penggembala Panjatkan belimbing itu Meski licin tetap memanjat Untuk memncuci ingus hidungmu Ingus-ingus di hidungmu Selalu basah dan mengalir di ujung hidung Bersihkan dan buanglah Untuk hadir, menghadap nanti sore Selagi rembulan bersinar terangnya Selagi pelangi melingkari rembulan Seman...
Ungaran adalah sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Masyarakatnya sebagian besar beragama Islam dan sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani. Mereka adalah pendukung kebudayaan Jawa. Sebagaimana pendukung kebudayaan Jawa lainnya, mereka dalam kehidupan sehari-hari juga mengacu kepada nilai-nilai, norma-norma, dan aturan-aturan yang bersumber dari budaya yang bersangkutan. Sebagai suatu masyarakat, mereka mempunyai berbagai tradisi. Satu diantaranya adalah tradisi yang berkenaan dengan permainan anak-anak yang disebut sebagai betengan. Asal Usul Betengan adalah salah satu jenis permainan (anak-anak) tradisional masyarakat Kabupaten Semarang. Permainan ini ada di semua kecamatan yang ada di wilayah kabupaten tersebut. Asal-usul permainan ini tidak diketahui secara pasti. Seorang informan mengatakan bahwa permainan tersebut telah ada sejak dia masih kecil. Namun, jika dilihat dari namanya (istilahnya), betengan adal...