Seri penerbitan forum arkeologi no 1, Januari 1996 Astawa, A.A. Gde Oka and Yuliati, L. Kade Chita and Suastika, I Made and Ambarawati, Ayu and Bagus, A.A. Gde and Sunarya, I Nyoman and Suantika, I Wayan and Ratnawati, I Gst. Ag. Ayu Mas (1996) Seri penerbitan forum arkeologi no 1, Januari 1996. Balai Arkeologi Bali, Denpasar. ISBN 08543232 Text VOLUME 9, NO 1, JANUARI 1996.pdf Download (10MB) Official URL: http://forumarkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/fa... Abstract Seri penerbitan forum arkeologi ini berisi pembahasan mengenai beberapa topik yaitu. Arca Ardhanariswari di Bali tinjauan tentang fungsi. Batu kukuk satu unsur tradisi megalitik. Alat-alat batu di Goa Sakai, Thailand. S...
Laporan suka-duka penemuan prasasti raja Jayapangus di krobokan dan benda purba lainnya di Sepang (Bali) Atmodjo, M.M. Soekarto K (1980) Laporan suka-duka penemuan prasasti raja Jayapangus di krobokan dan benda purba lainnya di Sepang (Bali). Berkala Arkeologi Tahun I No 1 Maret 1980, 1 (1). pp. 58-69. ISSN 02161419 Text 5.Laporan Suka-Duka Penemuan Prasasti Raja Jayapangus di Krobokan dan Benda Purba Lainnya di Sepang (Bali).pdf Download (6MB) Official URL: https://berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id Abstract Berisi informasi mengenai benda purbakala yang masih disimpan oleh masyarakat dan hasil penelitian mengenai benda purbakala tersebut. Item Type: Article Subjects: Pendidikan > K...
Sejarah Singaraja sebagai ibu kota Soenda Ketjil: museum Soenda Ketjil Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman (2017) Sejarah Singaraja sebagai ibu kota Soenda Ketjil: museum Soenda Ketjil. [Video] Video Sejarah Singaraja sebagai ibu kota Soenda Ketjil.mp4 Download (705MB) Abstract Soenda Ketjil adalah satu dari delapan provinsi yang dibentuk di awal kemerdekaan Indonesia. Provinsi yang terdiri dari Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan Bali ini beribu kota di Singaraja sebuah kota pesisir di Bali Utara. Riwayat Singaraja tentu tidak lepas dari sejarah panjang kerajaan Buleleng. Item Type: Video Uncontrolled Keywords: Direktorat...
Pura Goa Lawah merupakan Pura Dang Kahyangan tempat sthana Linggih Sang Hyang Naga Basuki dan Bhatara Tengahing Segara. Pura menghadap laut biru yang membentang berikut deretan gubuk-gubuk kecil pembuatan garam rakyat di tepi pantai. Di depan goa pun dibangun sebuah pura suci tempat melakukan upacara Nyegara Gunung yang merupakan kegiatan keagamaan masyarakat Hindu sebagai penutup upacara Atma Wedana (Nyekah, Memukur atau Maligia). Keunikan dari Goa Lawah ialah terdapat ribuan kelelawar yang menggantung di dinding-dinding goa. Kelelawar yang tinggal berada di sisi sebelah utara pura. Suara riuh dan berisik kelelawar bukan merupakan gangguan bagi masyarakat Hindu di sana untuk bersembahyang. Keberadaan hewan malam ini juga disakralkan, bahkan jika ada yang mengganggu kehidupan mereka dipercaya akan terjadi bencana setelahnya. Keberadaan kelelawar penghuni goa ini menjadi penambah kesan mistis yang ada di Pura Goa Lawah. Sebagai lokasi religi yang suci, p...
Untuk melestarikan nilai-nilai budaya dilakukan penerbitan hasil-hasil penelitian yang kemudian disebarluaskan kepada masyarakat umum. Pencetakan naskah yang berjudul Senjata Tradisional Daerah Bali, adalah usaha untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Sumber: Waluyo, Harry (1993) Senjata tradisional daerah Bali. Documentation. Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Jakarta. http://repositori.kemdikbud.go.id/8270/
Keberadaan berbagai paguyuban atau perkumpulan kedaerahan yang banyak tersebar di kota besar di Indonesia tidak terlepas dari kemajemukan bangsa Indonesia. sebagai akibat dari pembangunan di berbagai bidang, seperti transportasi, teknologi dan informasi yang semakin tinggi intensitasnya ternyata mampu memacu perkembangan perkumpulan daerah atau paguyuban sebagai kelompok sosial tertentu dalam masyarakat yang tak terpisah dari kesatuan masyarakat perkotaan setempat. Paguyuban kedaerahan adalah perkumpulan yang anggota-anggotanya berasal dari satu daerah yang sama. Atau dapat juga berdasarkan pada kesamaan etnis. Oleh sebab itu, dalam perkembangannya paguyuban ini pun lebih mengetengahkan fungsi aktif dan peran bagi para anggotanya yang berpatisipasi aktif karena terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan ekonomi, sosial, serta jatidiri di dalam suatu kelompok masyarakat yang lebih luas dan heterogen. Dengan demikian, setiap paguyuban setidaknya berusaha menyiasati berbagai hubungan sosial yang...
Kidung Megat Kung merupakan salah satu bukti bagi masyarakat Bali dan sebagai cermin dari budaya tradisional Bali, walaupun kidung ini belum begitu terkenal bagi pecinta sastra Bali tetapi dari segi isi dan mutu tidak kalah bila dibandingkan dengan kidung atau geguritan yang lainnya. Di dalam Kidung Megat Kung ini tercermin tentang kehidupan pengarang yang menyatakan bahwa dirinya tiada arti di dunia ini karena hidup penuh dengan penderitaan. Disamping itu pula karya bukan saja ditujukan kepada dirinya sendiri melainkan juga untuk orang lain dari semenjak lahir. Bila hal ini kita simak betapa kehebatan pengawi pada waktu itu, dalam keadaan menderita mereka marnpu menciptakan sebuah karya sastra yang bernilai. Sumber: http://repositori.kemdikbud.go.id/7792/
Jailolo, CNN Indonesia -- Kaki melangkah masuk ke dalam hutan dekat Desa Bukubuwalawa, Jailolo, Provinsi Maluku Utara. Siang itu, Kamis (4/5), saya diajak seorang bapak yang mau menebang Pohon Sagu untuk "memanen" ulat yang bakal dijadikan bahan masakan. Sabeta sebutan imut makhluk itu. Tak hanya Pohon Sagu, di dalam hutan juga banyak ladang milik warga yang ditanami beragam tumbuhan, salah satunya ialah Pohon Cengkih dan Pohon Pala. Dua jenis pepohonan tersebut merupakan saksi bisu kalau Maluku sempat tenar sebagai pulau penghasil rempah terbaik se-Indonesia. Bahkan Jailolo sempat didatangi oleh penjajah dari Portugis, Inggris dan Jepang yang berebut rempah. Tapi saat ini berladang rempah bukan jadi mata pencarian utama masyarakatnya lagi. Pemuda dan pemudi dari tanah yang super kaya ini sudah banyak yang merantau ke kota besar, tak sedikit yang menjadi tenaga kerja di luar negeri. Bapak yang berjalan bersama saya ke dalam hutan menghentikan...
" Ensiklopedi suku bangsa di indonesia Melalatoa, M. Junus (1995) Ensiklopedi suku bangsa di indonesia. Direktorat Jenderal Kebudayaan, Jakarta. [img] Text Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia.pdf Download (169MB) Abstract Kebudayaan suku-suku bangsa di Indonesia, seperti juga kebudayaan dari masyarakat lainnya di luar Eropa, telah banyak mendapat perhatian dari kalangan masyarakat Eropa sejak sekitar abad ke-16 yang lalu. Orang-orang Eropa itu telah melahirkan tulisan-tulisan atau publikasi berupa kisah perjalanan, catatan penyiar agama, atau laporan dari para pegawai pemerintah jajahan, dan lain-lain. Sampai dengan akhir abad ke-19 yang lalu, publikasi- publikasi itu dapat dikatakan masih merupakan ""karangan tanpa keahlian"", yang mengandung banyak kelemahan kalau dilihat dari sudut ilmu Antropologi yang sudah semakin berkembang. Sejak periode awal tadi sampai dengan masa yang lebih akhir ini telah muncul himpunan publikasi yang jumlahnya amat ba...