Ada yang unik dan mungkin hanya di temukan di kabupaten Pangandaran saja yang belum tentu ditemukan di daerah lain. Makanan dengan berbahan dasar santan dan tepung beras menjadi jajanan unik, "Calangaren" namanya. Minuman ini banyak ditemukan pada saat bulan Ramadan tetapi sangat jarang sekali ditemukan di bulan-bulan biasa. Berburu takjil untuk berbuka puasa pada saat ngabuburit di bulan Ramadan merupakan hal yang menyenangkan, sekaligus menjadi sebuah sensasi tersendiri. Calangaren merupakan salah satu berbagai jenis takjil yang paling banyak orang Pangandaran dicari dan bisa memuaskan pandangan mata dan perut. Calangaren sendiri terbuat dari tepung beras yang dibentuk gumpalan-gumpalan kasar dengan ukuran kecil yang dicampur dengan air santan kelapa dan tambahan gula merah atau gula aren. Dengan rasa manis yang khas, mungkin ini salah satu alasan Calangaren disukai orang Pangandaran disaat menjelang buka puasa. Meskipun terlihat sederhana, Calangaren mampu menyihir p...
Holat adalah makanan khas dari Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara (dulunya bagian dari Kabupaten Tapanuli Selatan), Provinsi Sumatera Utara[1]. Penyebaran makanan ini cukup luas merambah ke daerah-daerah di sekitarnya, diantaranya Padangsidimpuan, Labuhan Batu, Mandailing Natal, dan Medan. Konon Holat merupakan makanan yang dibuat secara khusus bagi para raja di Tapanuli Selatan. Yang menjadi bahan utama dalam masakan ini adalah ikan mas yang sudah dibakar terlebih dahulu. Adapun ciri khas dari masakan ini adalah kulit batang balakka yang dijadikan bumbu utama dipadu dengan tambahan tepung beras yang disangrai terlebih dahulu dan juga pakkat. Seputar Batang Balakka dan Pakkat. Batang Balakka atau dalam Bahasa Indonesia adalah Kayu Balakka merupakan kayu dari tumbuhan yang hanya tumbuh di daerah Tapanuli Selatan. Tumbuhan yang bernama latin Phyllantus embica L ini banyak dijadikan sebagai obat. Pakkat merupakan pucuk rotan muda yang telah dibakar. Pakkat biasanya dis...
Sebentar lagi bulan Ramadan tiba. Bulan yang dinanti-nanti oleh para muslimin di seluruh dunia. Di Indonesia bulan Ramadhan memiliki keistimewaan dibanding bulan-bulan yang lainnya. Karena pada bulan ini lah banyak kegiatan keagamaan dan juga kegiatan budaya yang timbul dari akulturasi agama dan budaya setempat. Banyak kegiatan-kegiatan agama yang mengakar sehingga menjadi tradisi yang tidak boleh ditinggalkan oleh segenap masyarakat setempat. Rentetan kegiatan budaya dimulai dari datangnya bulan Ramadan seperti pawai menyambut Ramadan -dalam istilah kami disebut Grebeg Ramadhan- sampai di penghujung Syawal ada tradisi syawalan sampai tradisi weh-wehan (saling memberi). Tradisi ini patut kita jaga dan lestarikan supaya bangsa Indonesia mempunyai identitas diri dihadapan masyarakat dunia. Menunjukkan bangsa Indonesia punya peradaban yang tinggi dibanding negara-negara yang lainnya. Salah satu dari rentetan budaya pada saat datangnya bulan ramadhan adalah budaya mudik lebaran....
Sumber: https://lektur.kemenag.go.id/web/ Logo Kemenag RI LKK_CIAMIS2013_MLM02 KUMPULAN DOA LKK_Ciamis2014/MLM02 Bhs. Arab Aks. Jawi Prosa DO 30hal/12 baris/hal 17.x 11 cm Kertas Eropa Naskah ini diberi judul kumpulan doa, yang bersumber dari Al Qur’an dan Hadist. Judul tersebut tidak dijumpai pada kaper naskah atau dalam teks naskah, tetapi diprediksi dari isi kandungan naskah itu sendiri yang banyak berisi ragam doa. Adapun bahasa yang dipakai meliputi tiga jenis bahasa, yaitu bahasa Sunda dipakai ketika penulis memberi penjelasan, tetapi sekali-sekali disisipkan juga bahasa Jawa Sedangkan bahasa Arab dipakai ketika penulis mencantumkan doa-doa dari Al Qur’an atau Hadist. Sedangkan tulisan naskah seluruhanya mengunakan huruf Jawi, Pegon atau huruf Arab Melayu, tulis tangan dengan tinta warna hitam. Ketebalan naskah seluruhnya 30 halaman, dimana setiap halaman terdiri dari 12 baris dengan tidak mencantumkan nomor halaman, tetapi menggunakan tanda sambung ke ha...
Dugderan merupakan sebuah tradisi yang diadakan untuk menyambut datangnya bulan Ramadan. Tradisi ini sudah ada sejak tahun 1881, sejak masa penjajahan kolonial. Untuk memeriahkan dugderan, biasanya muncul pasar tiban. Pasar ini menawarkan berbagai kuliner, pakaian, mainan, termasuk kerajinan tradisional selama seminggu sebelum bulan suci dimulai. Tepat sehari sebelum umat muslim menjalankan ibadah puasa, sebuah karnaval akan diadakan. Karnaval dimeriahkan dengan kirab, arak-arakan pasukan berpakaian tradisional, drumband, dan kesenian tradisional lainnya. Ada juga arak-arakan Warak Ngendok yang merepresentasikan keberagaman suku, budaya, dan agama di Semarang. Warak Ngendok sendiri merupakan perwujudan tiga unsur binatang; kepala naga, badan unta, dan kaki kambing. Mulainya acara dugderan ditandai dengan pemukulan beduk oleh pejabat setempat dan dilanjutkan dengan penyalaan meriam. Suara beduk dug dug dug dan diakhiri dentuman meriam der der der itulah yang mendasari penamaan trad...