Pengajuan NCHSL NCHSL ( Nusantara Cultural Heritage State License ) merupakan sebuah konsep perlindungan hukum terhadap pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya tradisional di Indonesia. Konsep tersebut diajukan oleh IACI ( Indonesian Archipelago Cultural Initiatives ) sebagai sebuah upaya untuk melindungi pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya tradisional dari eksploitasi komersil dan pencurian oleh pihak-pihak asing. Belum adanya perundang-undangan yang secara tegas mengatur penggunaan ekspresi budaya tradisional akan menambah panjang daftar pencurian dan eksploitasi komersil ekspresi budaya tradisional yang kita miliki. Ketika ekspresi budaya tradisional yang kita miliki hilang atau diklaim oleh pihak lain maka identitas sebuah bangsa Indonesia akan ikut menghilang. Hal ini sangat membahayakan bagi kesatuan dan kedaulatan bangsa. Perlindungan Aspek Budaya Saat ini Upaya perlindungan hukum terhadap ekspresi budaya tradisional hingga saat ini belum pernah diatur secar...
Sasirangan adalah kain adat suku Banjar di Kalimantan Selatan, yang dibuat dengan teknik tusuk jelujur kemudian diikat tali rafia dan selanjutnya dicelup. Upaya untuk melindungi budaya Banjar ini, telah diakui oleh pemerintah melalui Dirjen HAKI Departemen Hukum dan HAM RI beberapa motif sasirangan sebagai berikut : Iris Pudak Kambang Raja Bayam Raja Kulit Kurikit Ombak Sinapur Karang Bintang Bahambur Sari Gading Kulit Kayu Naga Balimbur Jajumputan Turun Dayang Kambang Tampuk Manggis Daun Jaruju Kangkung Kaombakan Sisik Tanggiling Kambang Tanjung SEJARAH SASIRANGANMenurut sejarah sekitar abad XII sampai abad ke XIV pada masa kerajaan Dipa atau kerajaan Banjar, cerita rakyat atau sahibul hikayat, kain sasirangan yang pertama dibuat yaitu tatkala Patih Lambung Mangkurat bertapa selama 40 hari 40 malam di atas rakit balarut banyu. Menjelang akhir tapanya rakit Patih tiba di daerah Rantau kota Bagantung. Dilihatnya seonggok buih dan dari dalam buih terdengan suara seorang wanita, wa...
Setelah hampir 3 tahun web budaya-indonesia.org menggunakan MediaWiki, kini situs ini pun akhirnya menggunakan sistem dan tampilan yang baru. Sistem ini hasil kerjasama antara BFI, IACI dan INVASA.Tampilan dan sistem yang baru ini diharapkan dapat memudahkan publik untuk menjelajah ( browsing ) atau menambahkan ( input ) data tentang elemen budaya. Sistem yang dibangun ini juga pada akhirnya ditujukan untuk menjadi sebuah katalog online budaya.IACI berharap dan terus berjuang agar situs ini dapat menjadi basis data kebudayaan Nusantara, yang dibangun oleh seluruh masyarakat.
Indonesia tidak hanya memiliki diversitas geografis dan biologis yang sangat tinggi, tetapi juga keragaman kultural yang menarik banyak perhatian. Ada begitu banyak variasi bahasa, motif, lagu daerah, tarian, senjata, obat-obatan, desain rumah adat yang tersebar di bumi Nusantara. Lalu, bagaimanakah mengeksplorasi keragaman kultural tersebut agar bisa memarakkan tenaga yang sekaligus mendorong perkembangan negeri ini dan memperkaya khazanah dunia? Mungkinkah kajian kompleksitas budaya di Indonesia bisa benar-benar membuka jalan menuju kebangkitan Indonesia? Apa sumbangan kajian kompleksitas budaya yang mendapat banyak ilham dari ilmu-ilmu alam dan matematika ini, yang sulit diperoleh dari kajian budaya yang berdasar pada ilmu-ilmu sosial dan humaniora? Hokky Situngkir (Bandung Fe Institute) yang juga merupakan Koordinator Majelis IACI akan menjadi pembicara dalam diskusi ini. Selain itu akan hadir juga sebagi pembicara, Ida I Dewa Gede Raka (Institut Teknologi Bandung). Pranala terkai...
Pada hari Rabu, 19 Oktober 2011, Freedom Institute akan mengadakan sebuah diskusi tentang kebudayaan dan renesans Indonesia. Hadir pada acara ini adalah Hokky Situngkir dari Bandung Fe Institute yang juga merupakan koordinator Majelis IACI, akan memaparkan tentang "Dari Kompleksitas Budaya Tradisi Ke Renesans Indonesia". Makalah tersebut tersedia di situs Freedom Institute. Pembicara lain yang turut mengisi acara adalah Ida I Dewa Gede Raka dari Institut Teknologi Bandung.
Pada hari Senin, 12 Desember 2011, telah diadakan diskusi dan konferensi pers tentang Gerakan Sejuta Daya Budaya . Acara tersebut mengambil tempat di Gedung eks Bina Graha. Pada sesi diskusi, Hokky Situngkir yang merupakan Koordinator Majelis IACI memaparkan tentang pentingnya pendataan kebudayaan tradisional Nusantara. Beberapa hal yang menjadikan pendataan kebudayaan ini menjadi penting adalah bahwa: Perlindungan Hukum Adanya database budaya akan mencegah terjadinya sengketa HAKI budaya atau klaim pihak asing terhadap artefak budaya Indonesia. Penelitian Kebudayaan Penelitian budaya membutuhkan data empiris yang kuat. Database budaya akan mendorong terjadinya penelitian kebudayaan secara masif dan empiris. Pengembangan Ekonomi Kerakyatan dan Kesejahteraan Sosial Database budaya akan mendorong terjadinya inovasi kebudayaan secara lebih cepat sehingga dapat memperkaya diversitas produk dan diversitas pasar produk kebudayaan, sehingga menghasilkan...