1
452 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Permainan Sumpit
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Bengkulu

PERMAINAN TRADISIONAL BENGKULU Permainan sumpit merupakan permainan anak laki-laki. Permianan ini bermakna untuk memupuk jiwa keberanian anak dalam mengatasi segala sesuatu. Bahan yang diperlukan untuk permainan ini adalah : 1 ruas bamboo kecil yang berlubang yang panjangnya 43 cm dengan diameter 1,5 cm, buah salung atau buah saga untuk peluru. Teknik permainannya : beberapa buah salung/saga dimasukkan ke dalam mulut dan salah satu ujung sumpit juga dimasukkan ke dalam mulut. Kemudian peluru dihembuskan ke luar melalui lubang sumpit dengan kekuatan lidah. Semakin kuat ditiup semakin jauh peluru tersebut jatuh. Sumber: http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1481/.%2B

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Kucing Rabun
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Bengkulu

Permainan  kucing rabun  sering dilakukan pada saat ada perayaan-perayaan pernikahan dan pada sore hari pada saat anak-anak pulang sekolah. Tempat melakukan permainan ini adalah di halaman rumah dan lapangan terbuka. Peserta permainan kucing rabun adalah anak laki-laki atau anak perempuan ataupun campuran keduanya yang berusia antara 6 tahun – 13 tahun dengan jumlah minimal 3 orang. Sebelum permainan dimulai, lebih dulu dibuat lingkaran dengan ukuran jari-jari 1,5 m – 2 m kain penutup mata warna hitam berukuran 50 x 100 cm. Untuk menentukan siapa yang pertama kali menjadi kucing rabun lebih dulu diadakan ansum atau suit. Pemain yang menjadi kucing rabun, matanya ditutup oleh pemain yang lain dengan kain berwarna hitam yang dikaitkan pada bagian belakang kepala. Setelah matanya ditutup, kucing rabun menjauh dari tempat tersebut dan pemain yang lain siap untuk dicari. Apabila seorang pemain tertangkap dia tidak boleh lari, kucing rabun boleh me...

avatar
Oase
Gambar Entri
Bakar Gunung Api
Ritual Ritual
Bengkulu

Tradisi  Bakar Gunung Api  merupakan salah satu warisan budaya Suku Serawai di Bengkulu dalam rangka penyambutan datangnya Hari Kemengan Umat Islam.  Bakar Gunung Api  merupakan sebuah ritual membakar batok kelapa yang disusun seperti tusuk sate yang dirangkai kayu dan dibuat tinggi menjulang. Maksud dari ritual ini adalah sebagai bentuk kesyukuran kepada Allah SWT dan pemberian doa kepada arwah keluarga agar tenteram di akhirat.  Bakar Gunung Api  dilaksanakan pada malam takbiran. Suku Serawai melaksanakan  Bakar Gunung Api  di halaman dan atau di belakang rumahnya. Pelaksanaan ritual diiringi dengan takbir serta doa-doa syukur. Berdasarkan kepercayaan Suku Serawai, apabila salah satu anggota keluarga tidak turut serta dalam pelaksanaan  Bakar Gunung Api,  maka hal tersebut dapat mendatangkan bala. Upacara  Bakar Gunung Api  dilakukan serentak oleh semua masyarakat kampung tepat setelah shalat Isya. Pembakaran...

avatar
Oase
Gambar Entri
Asal Mula Nama Bengkulu
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Bengkulu

Menurut cerita rakyat Bengkulu, asal mula nama Bengkulu berawal saat terjadi peperangan antara Kerajaan Aceh dengan Kerajaan Serut. Pangkal masalahnya adalah penolakan lamaran Putra Raja Aceh oleh Raja Anak Dalam Muara Bengkulu, Raja Kerajaan Serut. Peperangan terjadi antara kedua kerajaan tersebut dengan hebatnya tanpa ada yang menang maupun yang kalah. Alkisah, dahulu kala tersebutlah sebuah kerajaan di Bengkulu bernama Kerajaan Serut yang dipimpin oleh Ratu Agung. Ratu Agung memiliki tujuh orang anak. Yang tertua bernama Pangeran Anak Dalam Muara Bengkulu, sedang yang bungsu bernama Putri Gading Cempaka. Saat Ratu Agung wafat, Pangeran Anak Dalam Muara Bengkulu dinobatkan sebagai penggantinya. Ia kemudian memerintah Kerajaan Serut dengan adil dan bijaksana melanjutkan keadilan ayahandanya. Di bawah kepemimpinannya, perdagangan Kerajaan Serut dengan negeri-negeri jauh maju pesat. Pangeran Kerajaan Aceh Ingin Melamar Putri Gading Cempaka Seiring berjalannya...

avatar
Oase
Gambar Entri
Bujang Awang Tabuang
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Bengkulu

Cerita rakyat daerah Bengkulu, Bujang Awang Tabuang, menceritakan tentang seorang pemuda tampan lagi sakti mandraguna yang merupakan anak Raja Kramo Kratu Agung dan permaisurinya Putri Rimas Bangesu. Karena dianggap tidak mampu memberikan keturunan, Putri Rimas Bangesu diasingkan ke tengah hutan oleh suaminya sendiri atas nasehat penasehat kerajaan. Pada dahulu kala di daerah Bengkulu, terdapat sebuah kerajaan bernama Peremban Panas yang dipimpin oleh Raja Kramo Kratu Agung yang memiliki permaisuri bernama Putri Rimas Bangesu. Sang Raja memerintah dengan adil bijaksana. Rakyat Kerajaan Peremban Panas sangat menghormati dan mencintai raja mereka. Namun kebahagiaan Raja Kramo Kratu Agung sedikit terganggu, karena setelah menikah selama enam tahun dengan Permasuri Putri Rimas Bangesu, mereka belum juga dikaruniai seorang anak. Sang Raja merasa khawatir, siapa yang akan meneruskan tahta kerajaannya nanti. Kerabat kerajaan kemudian berembug untuk membicarakan masalah ini. Se...

avatar
Oase
Gambar Entri
Permainan Bulu Ayam
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Bengkulu

Permainan bulu ayam sangat digemari oleh anak-anak remaja baik laki-laki maupun wanita. Jenis permainan ini dapat dilakukan di halaman rumah dan sifatnya perorangan. Bahan yang dipergunakan untuk permainan ini adalah kulit dengan ukuran 4,5 cm, karet, dan bulu ayam jantan yang tingginya 8 cm,paku, potongan ban yang telah dibentuk bulat berukuran 4 cm dan karet gelang sebagai pengikat. Cara membuatnya yaitu beberapa buah karet yang telah dibentuk bulat ditusuk di tengah-tengah paku. Kemudaian bulu-bulu ayam ditempelkan disekeliling paku dan diikat dengan karet gelang dengan rapi. Agar bola tersebut rapih, gunakan lem untuk menguatkan bulu-bulu ayam tersebut. Teknik permainannya yaitu, sebelum permainan dimulai terlebih dahulu diadakan suit (diundi) untuk menentukan siapa saja yang lebih dulu maqin dan seterusnya. Pemain yang menang suit akan melambungkan bulu ayam tersebut dengan kakinya dan setelah turun dilambungkan kembali oleh pemain kedua, demikian seterusnya....

avatar
Oase
Gambar Entri
Ingkau
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Bengkulu

Kata ingkau dalam bahasa daerah Begkulu artinya sepatu bambu. Pada waktu melaksanakan permainan ini, setiap pemain diharuskan berjalan di atas dua potong bambu yang dibuat sedemikian rupa. Permainan ini dilakukan di halaman rumah atau di lapangan terbuka, dilaksanakan pada siang hari akan tetapi lebih baik pada malam hari. Pelaku permainan ini berusia antara 8 – 20 tahun, terdiri dari kaum laki-laki, dilakukan secara perorangan ataupun beregu. Permainan ini bertujuan untuk memupuk rasa keberanian anak dan melatih keseimbangan badan. Peralatan yang digunakan dalam permainan ini adalah 2 potong bambu yang sama besarnya dengan ukuran sebesar lengan terdiri dari 4 sampai 8 ruas untuk satu orang. Bambu dilubangi, diberi papan sepanjang tapak kaki untuk tempat berpijak. Pemain berdiri di atas tapak, memegang ujung bambu bagian atas baru melangkah ke arah yang sudah ditentukan. Pemain yang baik atau jika diperlombakan dikatakan sebagai pemain yang menang adalh pema...

avatar
Oase
Gambar Entri
Dol
Alat Musik Alat Musik
Bengkulu

Dol merupakan alat musik pukul yang berasal dari Bengkulu. Dol terbagi menjadi tiga, yaitu Dol besar, Tasa, dan Tom-tom. Alat musik ini terbuat dari bonggol kelapa atau pohon nangka. Sering digunakan untuk upacara Tabot. Diameter Dol mencapai 70 cm, dengan tinggi hingga 80 cm. (sumber : http://www.radiotrans1027fm.com/2012/10/dol-alat-musik-perkusi-bengkulu/).  

avatar
Eniwinarti
Gambar Entri
Masjid Padang Betua
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Bengkulu

Masjid terletak di Desa Padang Betua, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu. Berdasarkan sejarah, kata Padang Betua berasal dari bahasa Minangkabau yakni Padang Batuah yang berarti Pedang Sakti. Nama Padang Batuah berubah menjadi Padang Batua menurut lisan Melayu Bengkulu. Menurut Tambo Bengkulu serta keterangan tokoh masyarakat disebutkan bahwa nama tersebut dipilih untuk mengenang peristiwa Datuk Bagindo Maharajo Sakti utusan Raja Pagarayung dan rombongan dalam mengambil pedang saktinya ketika sedang mencari daerah baru untuk memperluas wilayah kekuasaan di daerah sepanjang barat pesisir selatan. Masjid dibangun pada tahun 1823 dipimpin oleh seorang ulama dan tokoh masyarakat setempat, yakni Haji Mansyur. Pada awal pembangunan, atap masjid berbentuk sederhana seperti gudang, terbuat dari dari daun rumbia dan hampir seluruh bahan bangunannya mempergunakan kayu. Kemudian pada tahun 1920 atapnya diganti dengan seng serta berubah menjadi tumpang bersusun t...

avatar
Oase