Dengkleng adalah permainan tradisional di Lingkungan Sebok, Kelurahan Dalam, Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat Permainan ini mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita, karena permainan in sudah pernah kita mainkan khususnya anak perempuan, hanya saja penyebutannya yang berbeda-beda di setiap daerah yang mempunyai permainan seperti ini. Permainan dengkleng adalah permainan yang memerlukan keseimbangan yaitu melompat dengan satu kaki melewati kotak-kotak dengan langkah-langkah dan aturan tertentu, Kotak-kotak itu berisi nomor-nomor yang harus dilewati. Contoh pada gambar dari permainan diatas. Langkah-langkah dalam permainan dengkleng yaitu setiap kotak harus dilewati satu persatu dengan cara melemparkan batu atau pecahan keramik sebagai tanda dengan syarat tidak boleh menginjak kotak yang ada batunya, begitu seterusnya hingga ke puncak yaitu angka 9. Apabila permainan telah selesai ke angka 9, pemain boleh memilih kotak yang boleh dising...
Orang Indonesia mengenal tulup sebagai senjata yang digunakan untuk berburu atau menyerang lawan dari jarak jauh. Tulup atau sumpit memang digunakan oleh banyak suku yang tinggal di pedalaman Indonesia seperti di Kalimantan, Papua, Sumatra dan termasuk di Nusa Tenggara Barat. Nenek Moyang suku sasak di Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengenal tulup sebagai alat untuk berburu binatang di hutan. Pemburu tradisional Sasak beranggapan bahwa, selain sebagai senjata berburu, tulup juga dianggap sebagai benda sakral. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa berburu adalah mata pencaharian mereka sedangkan tulup adalah alat mereka mencari rezeki, untuk itu tulup perlu dihargai dan dihormati. Pensakralan terhadap tulup mereka ekspresikan dalam bentuk memberi doa atau jampi-jampi pada tulup mereka. Selain untuk penghormatan dan permohonan kepada Yang Kuasa, doa dan jampi-jampi ditujukan agar tulup dapat menghasilkan banyak binatang buruan. Maka dari itu tidak heran jika oleh beberapa pembur...
Senjata tradisional Nusa Tenggara Barat selanjutnya yang akan kita kenal yaitu Klewang yang merupakan pedang khas tentara khusus kerajaan Lombok. Kisaran tahun penciptaan berkisar rentang 1700 – 1800 Masehi. Sebagaimana diungkap dalam buku “Keris Lombok” karangan Bapak Ir. Lalu Djelenga. Masyarakat umum di Lombok lebih sering menyebut Klewang. Julukan yang hampir sama bagi semua jenis pedang. Pasukan tentara kerap menyandang di bagian tubuh-punggung belakang. Bentuk bilah besi terhunus dengan lengkungan khas. Ujung mata pedang meruncing pada sisi bilah bagian yang tajam. Pamor pada pangkal bilah sangat kontras dengan tera motif yang kian tampil cantik. Terutama pada bagian tengah bilah hingga ujung. Rentang panjang bilah capai 50 cm. Warangka terbuat dari kayu hitam. Tidak lazim seperti umumnya bahan warangka keris khas Lombok, bersanding kayu Berora Pelet. Sedikit memberi kesan tegas dan garang. Namun masih bernuansa estetis dengan tambahan asesoris, segmen bu...
Dikisahkan, pada jaman dahulu kala, di puncak gunung Kelimutu yang disebut Bhua Ria (hutan lebat yang selalu berawan), bermukim Konde Ratu bersama rakyatnya. Di kalangan rakyat kala itu, terdapat dua tokoh yang sangat disegani, yaitu Ata Polo si tukang sihir jahat dan kejam yang suka memangsa manusia, dan Ata Bupu yang dihormati karena sifatnya yang berbelas kasih serta memiliki penangkal sihir Ata Polo. Walaupun memiliki kekuatan gaib yang tinggi dan disegani masyarakat, keduanya berteman baik serta tunduk dan hormat kepada Konde Ratu. Ata Bupu dikenal sebagai petani yang memiliki ladang kecil di pinggir Bhua Ria, sedangkan Ata Polo lebih suka berburu mangsa berupa manusia di seluruh jagat raya. Pada masa itu, kehidupan di Bhua Ria berlangsung tenang dan tenteram, sampai kedatangan sepasang Ana Kalo (anak yatim piatu) yang meminta perlindungan Ata Bupu karena ditinggal kedua orang tuanya ke alam baka. Karena sifatnya yang berbelas kasih, permintaan kedua anak yatim piatu te...
Tari Buja Kadanda adalah tarian tradisional berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat. Tarian ini menggambarkan dua prajurit yang sedang berperang. Tarian ini biasanya akan dibawakan oleh 2 (dua) orang penari pria yang berpakaian prajurit bersenjatakan tombak dan juga perisai. Tari buja kandanda ini merupakan salah satu dari tarian tradisional yang cukup populer dikalangan masyarakat Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sejarah Tari Buja Kadanda Menurut sejarah, Tari Buja Kadanda ini awalnya merupakan tarian yang tumbuh serta berkembang di luar istana kerajaan. Sehingga bisa diartikan bahwa tarian ini murni diciptakan oleh rakyat. Berkat dukungan dari Kerajaan Bima dan juga para seniman istana, tarian ini kemudian mulai dikenal oleh masyarakat luas. Buja kadanda sendiri merupakan sebuah tombak berumbai bulu ekor kuda yang digunakan para penari sebagai atribut dalam menarinya. Oleh karena itu tarian ini juga disebut dengan Tari Buja Kadanda atau juga Mpa’a Buja...
Tradisi Suku Sasak Belangar, Betukaq & Upacara Kematian Dalam siklus kehidupan manusia, peristiwa kematian merupakan akhir kehidupan seseorang di dunia. Masyarakat meyakini kehidupan lain setelah kematian. Di beberapa kelompok masyarakat dilakukan persiapan bagi si mati. Salah satu peristiwa yang harus dilakukan adalah penguburan. Penguburan meliputi perawatan mayat termasuk membersihkan, merapikan, atau mengawetkan mayat : Upacara adat kematian yang dilaksanakan sebelum acara penguburan meliputi beberapa tahapan yaitu : 1. Belangar Masyarakat Sasak Lombok pada umumnya menganut agama Islam sehingga setiap ada yang meninggal ada beberapa proses yang dilalui. Pertama kali yang dilakukan adalah memukul beduk dengan irama pukulan yang panjang. Hal ini sebagai pemberitahuan kepada masyarakat bahwa ada salah seorang warga yang meninggal. Setelah itu maka masyarakat berdatangan baik dari...
1. Pakaian sehari-hari a. Selewak Pakaian adat sehari-hari untuk laki-laki tua. Seorang lelaki tua di rumah/ kebun biasanya memakai selewok (kain panjang) yang terbuat dari kain tenunan lokal atau kain ulung cina. Kelengakapannya terdiri dari gegendek sebagai tempat penyimpanan sirih, pinang dan pangkot/peraut. b. Sinjang Sinjang merupakan pakaian adat sehari-hari untuk perempuan tua. Perempuan tua biasanya mengenakan kain (sinjang) yang terbuat dari kain batik atau kain ulung dan bebet (sabuk anteng). c. Sabuk Sabuk merupakan pakaian adat sehari-hari untuk laki-laki dewasa. Seorang laki-laki dewasa dalam kesehariaannya biasa mengenakan: kain (sabuk) yang terbuat dari kain batik atau kain ulung, baju yang terbuat dari kain putih kasar atau kain hitam hasil tenunan. d. Bendang Bendang merupakan pakaian adat sehari-hari untuk kaum perempuan dewasa Seorang perempuan dewasa biasanya mengenakan kain bendang yang dibuat dari kain batik. e. Selewo Selewo salah satu saru...
Perhiasan sehari-hari a. Pasek punjung Perhiasan yang biasa digunakan sebagai penguat sanggul dan sebagai hiasan terbuat dari perak atau emas, perhiasan ini digunakan oleh wanita. b. Onggar-onggar Merupakan hiasan yang digunakan oleh wanita, diselipkan pada sanggul adalah kembang emas, terbuat dari lempengan kuningan atau besi tipis yang disepuh emas. 16 c. Jepun Sejenis kembang biasanya digunakan di kepala oleh wanita sebagai hiasan. d. Sengkang gigi dua olas Perhiasan ini biasanya digunakan pada telinga olaeh para wanita sasak disebut demikian karena gigi-gigi yang memegang permatanya ada 12. e. Sengkang mawar Perhiasan ini penggunaannya sama dengan sengkang gigi dua olas yaitu digunakan pada telinga, di sebut sengkang mawar karena bentuknya seperti bunga mawar. f. Kancing rupiah emas Perhiasan yang terbuat dari emas biasanya digunakan pada baju wanita. g. Kalong ringgit Perhiasan yang bahannya dari emas murni digunakan di leher, kalung ini dari ringg...
sumber : Taman Narmada terletak di Desa Lembuak , Kecamatan Narmada , Kabupaten Lombok Barat atau sekitar 10 kilometer sebelah timur Kota Mataram , Provinsi Nusa Tenggara Barat , Indonesia . Taman yang luasnya sekitar 2 ha(hektar are) ini dibangun pada tahun 1727 oleh Raja Mataram Lombok, Anak Agung Ngurah Karang Asem, sebagai tempat upacara Pakelem yang diselenggarakan setiap purnama kelima tahun Caka(Oktober-November). Selain tempat upacara, Taman Narmada juga digunakan sebagai tempat peristirahatan keluarga raja pada saat musim kemarau. [ butuh rujukan ] sumber https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Narmada Kompleks Taman Narmada yang ada di Lombok itu dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu gerbang utama, jabalkap, telaga kembar, gapura gelang/paduraksa, mukedes, telaga padmawangi, balai loji, balai terang, patandaan, bangunan sekepat, balai bancingah, Pura Kelasa dan Pura Lingsar. Berikut ini akan diuraikan bagian-bagian dari Taman N...